Marc Marquez yang Tak Kenal Lelah Memacu Diri

4 November 2018 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marquez merayakan kemenangan di podium Sepang. (Foto: Lai Seng Sin/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Marquez merayakan kemenangan di podium Sepang. (Foto: Lai Seng Sin/Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Balapan MotoGP Malaysia, Minggu (4/11/2018), siang WIB tak cuma menyoal bagaimana Marc Marquez (Repsol Honda) memetik keuntungan dari jatuhnya Valentino Rossi (Movistar Yamaha). Karena di Sirkuit Internasional Sepang, Marquez juga menunjukkan kebiasaannya dalam momen-momen minim tekanan, yakni memacu diri dan motor RC213V miliknya sampai batas maksimal.
ADVERTISEMENT
Ya, jangan heran apabila Marquez mengalami crash di sesi latihan, tetapi malah naik podium setelah balapan. Pebalap Spanyol ini memang selalu mencari batas tertinggi dari motornya, apa pun risikonya. Nah, baru pada saat balapan, dia mempertahankan limit tersebut hingga mencapai performa terbaik.
Perbedaannya kali ini, Marquez justru mengambil risiko pada sesi balapan. Start dari posisi ketujuh akibat penalti enam grid, dia memacu motor sekencang-kencangnya, meski suhu bannya agak bermasalah.
Maklum saja, Marquez sudah mengunci gelar juara MotoGP 2018 sejak memenangi seri Jepang. Jadi tak masalah jika dia gagal finis di Sepang, titel tak akan berpindah.
"Balapan yang sulit karena saya start di posisi ketujuh, tetapi itulah yang menghadirkan motivasi tambahan. Lap pertama cukup bagus --bukan yang terbaik dalam karier saya memang-- dan saya menyalip beberapa pebalap, kemudian saya melihat Valentino memacu motornya sampai batas sejak awal. Begitu juga saya seperti kualifikasi," tutur Marquez pada sesi jumpa pers yang dihadiri kumparanSPORT.
ADVERTISEMENT
“Kemudian ban belakang saya overheat dan beberapa lap berselang ban depan mengalami hal serupa, saya harus mendinginkan ban, feeling-nya tidak terlalu bagus.
“Pada akhirnya, feeling saya membaik. Saya mulai bisa mengejar Vale, dan itu menjadi motivasi besar untuk terus menekan," ujarnya menambahkan.
Bagi Marquez, Rossi pun begitu. Sang rider kawakan berusaha mempertahankan posisi terdepan dengan memaksakan limit motornya. Risiko juga diambil Rossi dengan bergerak agak melebar demi menjauhkan gap 0,604 detik atas Marquez yang mengekornya.
Marc Marquez. (Foto: Anju Christian P. Silaban/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Marc Marquez. (Foto: Anju Christian P. Silaban/kumparan)
Nasibnya saja berbeda. Rossi terjatuh di tikungan pertama akibat keputusan tersebut. Dalam empat lap tersisa, Marquez mampu mempertahankan urutan terdepan sehingga berhak naik di podium pertama.
"Saat melihat Valentino terjatuh, saya merasa lebih rileks. Cara balapan saya pun lebih mudah. Karena sebelumnya, kami berdua sudah berusaha keras mencapai limit. Seperti ketika saya terus bertarung dengan Andrea Dovizioso di Motegi. Tak banyak overtaking, tetapi kami terus mengejar limit masing-masing," kata Marquez.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, jangan berharap Marquez mendorong diri dan motornya sampai limit dalam situasi penuh tekanan. Dia bisa begitu karena tak ada lagi beban di pundaknya.
Andai saja gelar juara MotoGP belum direngkuhnya, Marquez pastu mencari aman di lap-lap awal demi menjaga kans meraup poin. Dan menurut Marquez, dirinya mungkin gagal memenangi balapan dengan sikap tersebut.
"Kalau saya masih bersaing dengan (Andrea) Dovizioso untuk juara, saya mungkin finis di posisi ketiga atau kedua," ucap Marquez.