Malaysia Masters: Fajar/Rian Kalah, Indonesia Tak Punya Wakil di Final

11 Januari 2020 18:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian (kiri) dan Muhammad Rian Ardianto. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian (kiri) dan Muhammad Rian Ardianto. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia tidak punya wakil di final Malaysia Masters 2020. Fajar Alfian/Muhammad Rian sebagai harapan terakhir skuat Merah Putih gagal merengkuh kemenangan di semifinal.
ADVERTISEMENT
Melawan ganda Korea Selatan, Kim Gi-jung/Lee Yong-dae, pada Sabtu (11/1/2020), Fajar/Rian kalah 21-14, 19-21, dan 15-21.
Kim/Lee bermain lepas sejak awal laga yang dihelat di Court 1 Axiata Arena, Kuala Lumpur, itu. Meski Fajar/Rian lihat melepaskan penempatan tricky, Kim/Lee sanggup mengimbangi sehingga duel berlangsung ketat, mulai dari 1-1 sampai 10-10.
Keberhasilan mencatatkan keunggulan 11-10 di interval ibarat momentum kebangkitan Fajar/Rian. Usai kedudukan 12-12, Fajar/Rian mulai memperlebar dominasi hingga memimpin 14-12.
Koneksi permainan Kim dan Lee yang sempat menurun membuat keduanya sama-sama mengayun raket untuk menyambar pukulan. Karena raketnya bertabrakan, pukulan jadi tidak optimal. Akibatnya, shuttlecock malah menabrak net dan Fajar/Rian melangkah jauh jadi 15-12.
Ganda putra Indonesia, Fajar/Rian. Foto: FABRICE COFFRINI / AFP
Tertinggal cukup jauh, Kim/Lee malah tambah sering kehilangan kendali atas pukulan-pukulan mereka sendiri. Unforced error makin sering dilakukan, termasuk pengembalian Kim yang membuat shuttlecock tersangkut di net. Dari sini, Fajar/Rian memimpin 19-13.
ADVERTISEMENT
Keberadaan Lee sebagai pemain senior ternyata belum banyak membantu. Ketimbang melepaskan serangan sengit, Lee malah lebih sering direpotkan dengan pertahanan.
Persoalan lainnya, Kim/Lee juga tidak mampu melepaskan smash-smash berbahaya sehingga membuat mereka kesulitan mendapat poin. Ganda Korea Selatan ini pun kehilangan gim pertama. Fajar/Rian menyelesaikan gim pembuka dengan kemenangan 21-14.
Gim kedua juga dibuka dengan duel sengit. Reli panjang saat Fajar/Rian memimpin 3-1 ditutup dengan raut wajah kesal Lee.
Pasalnya, ia merespons serangan Fajar/Rian dengan manuver defensif yang cukup stabil. Akan tetapi, serangan balik gagal digagas karena Kim gagal mengangkat shuttlecock melewati net. Meski demikian, Kim/Lee merapatkan jarak jadi 6-6.
Dalam prosesnya, Lee mempertontonkan ciri permainannya yang dibangun oleh pukulan-pukulan defensif kokoh. Begitu lawan terpancing, giliran Kim yang mengeksekusi serangan. Sejauh ini taktik itu masuk akal bagi Kim/Lee. Toh, Kim cukup sering melakukan kesalahan ketika bertahan.
Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto berlaga di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019. Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak
Masalahnya, situasi berbalik. Kim/Lee mulai mengontrol laga dan berhasil unggul 11-9 di interval. Fajar/Rian tentu tidak menyerahkan pertandingan begitu saja. Permainan mereka yang agresif membuat kedudukan rapat mulai dari 11-11 sampai 17-17.
ADVERTISEMENT
Tertinggal 17-18, Kim/Lee tak menyerah. Service lawan langsung disambar dengan smash yang membuat Fajar terjatuh dan tidak dapat mengembalikan pukulan. Dengan cara itu, Kim/Lee menyamakan kedudukan 18-18.
Lee Yong-dae membuktikan bahwa kehadirannya di laga ini bukan soal pukulan bertahan melulu. Saat Fajar/Rian memimpin 19-18, ia mengambil posisi sedikit di belakang Lee. Di awal reli, Kim yang berperan mengatur tempo laga.
Baru tiga atau empat pukulan, Lee langsung menyambar dan mengembalikan smash menyilang yang dikirim padanya lewat smash jauh yang diarahkan ke Fajar. Poin menyamakan kedudukan 19-19, Kim/Lee di atas angin. Tak sekadar mengimbangi, mereka juga menutup gim kedua dengan kemenangan 21-19.
"Fisiknya dipaksa, ayo! Masa kalah sama orang tua?!" seperti itu Coach Herry IP memberi semangat pada Fajar/Rian di jeda gim. Haha.
ADVERTISEMENT
Hasilnya belum langsung tampak, sih. Keunggulan 2-0 bukan jarak yang terlalu lebar buat dilampaui Kim/Lee. Namun, agresivitas Fajar/Rian yang di pertengahan gim kedua menghilang muncul lagi saat kedudukan 2-3.
Rian menggempur lawan lewat jumping smash dari dekat back line. Ekspresinya tenang benar saat melancarkan serangan tersebut.
Lantas, gempuran itu ditutup Fajar dengan smash yang diarahkan ke Kim. Target yang disasar tidak siap sehingga Fajar/Rian menyamakan kedudukan jadi 3-3.
Aksi ganda putra Indonesia, Muhammad Rian Ardianto dan Fajar Alfian Foto: REUTERS/Andrew Boyers
Meski demikian, Lee/Kim belum kehilangan kendali. Mereka segera membereskan segala eror dan menanjak kembali.
Dibandingkan Fajar/Rian, Lee/Kim bermain lebih dingin. Namun, dinginnya itu mematikan. Keuletan dan kerapian permainan membuat mereka sanggup meredam serangan bertubi-tubi Fajar/Rian.
Begitu ruang terbuka, Lee/Kim melepaskan satu atu dua pukulan counter attack yang membuat Fajar/Rian kehilangan angka. Permainan seperti ini membuat Lee/Kim unggul 11-6 di interval.
ADVERTISEMENT
Bukan berarti ganda Korea Selatan itu kalis dari eror. Meski membaik, Kim masih cukup sering ketika melakukan pengembalian defensif.
Menyadari kondisi ini, Fajar/Rian mengarahkan smash bertubi-tubi ke arah Kim. Dalam beberapa momen, cara ini berhasil, termasuk saat Fajar/Rian merapat 10-13 karena Kim membuat shuttlecock mencium net.
Lee/Kim tetap mampu mempertahankan keunggulan. Tambah ke sini, Lee/Kim tambah sering berteriak. Manakala sukses meraih poin, mereka memekik sekencang-kencangnya dan mengepalkan tangan ke arah penonton yang tidak kalah ramai menyambut kesuksesan mereka.
Barangkali ini cara terbaik untuk memompa semangat. Toh, mereka bisa unggul sampai 19-14. Dan benar saja. Semangat itu tidak sia-sia. Match point 20-15 berhasil dikonversi menjadi kemenangan 21-15 begitu service Rian berujung service.
ADVERTISEMENT
Kim dan Lee berlutut dan bersorak. Laga final menjadi ganjaran bagi mereka yang menolak meringkuk di hadapan keunggulan lawan.