Kisah Nico Ali Walsh: Cucu Muhammad Ali yang Bertinju karena Restu Kakek

23 Juli 2021 15:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cucu Muhammad Ali, Nico Ali Walsh. Foto: Instagram/@nicoaliwalsh
zoom-in-whitePerbesar
Cucu Muhammad Ali, Nico Ali Walsh. Foto: Instagram/@nicoaliwalsh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cucu Muhammad Ali, Nico Ali Walsh, secara resmi akan mengikuti jejak sang kakek untuk menjadi seorang petinju. Nico telah menandatangani kontrak dengan Top Rank, promotor yang 55 tahun lalu juga mempromosikan kakeknya. Debut profesionalnya itu akan digelar pada 14 Agustus 2021 dalam pertarungan empat ronde kelas menengah.
ADVERTISEMENT
Nico lahir di Chicago, Amerika Serikat, pada tahun 2001. Merupakan anak dari Robert Walsh dan Rasheda Ali Walsh. Ibunya, Rasheda, adalah anak dari Muhammad Ali, sang legenda tinju dunia.
Ali telah melakoni 61 pertarungan profesional semasa hidupnya, dengan catatan menang sebanyak 56 kali dan kalah lima kali. Ali meninggal pada tahun 2016, ketika Nico masih berusia 15 tahun. Kendati begitu, Nico masih menyimpan banyak kenangan indah tentang kakeknya tersebut.
Dikutip Talk Sport, Nico kecil sering menghabiskan waktu dengan kakeknya. Nico akan mengunjungi rumahnya, terutama saat musim liburan tiba.
Cucu Muhammad Ali, Nico Ali Walsh. Foto: Instagram/@nicoaliwalsh
“Saya menghabiskan sebagian besar hidup saya bersamanya karena dia adalah satu-satunya kakek saya. Kami terus-menerus mengunjunginya, kami menghabiskan liburan bersama, hari Thanksgiving, dan hal lainnya. Kami bersenang-senang, itu menyenangkan,” ujar Nico, dikutip Talk Sport.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, Ali sudah menyadari bakat yang dimiliki Nico dan mendorongnya untuk melanjutkan warisan keluarga dengan menjadi petinju seperti dirinya.
Bisa dibilang jika keputusan Nico untuk bertinju tak lepas dari peran sang kakek. Nico bahkan tak lupa untuk meminta restu sebelum benar-benar terjun ke dunia yang telah membesarkan kakeknya itu.
“Saya langsung bertanya kepadanya karena saya ingin tahu apakah ini sesuatu yang dia ingin saya lakukan. Saya menginginkan restunya dan jika saya tidak mendapatkan restunya, saya tidak akan bertinju hari ini,” tambahnya.
“Begitu dia memberi saya restu, saya bertanya kepadanya berkali-kali apakah saya harus terus bertinju dan bersiap-siap untuk tekanan yang menyertainya. Dia bilang ya setiap kali saya bertanya padanya. Dia tidak pernah goyah dalam keputusan itu, jadi saya juga tidak.”
ADVERTISEMENT
Semenjak saat itu, Nico semakin membulatkan tekadnya. Petinju berusia 20 tahun itu kemudian memulai karier amatirnya di St. Baldrick’s Foundation, dan telah bertarung sebanyak 30 kali.
Meskipun dinilai belum cukup berpengalaman, banyak orang menaruh harapan kepada Nico. Salah satunya CEO Top Rank, Bob Arum, yang berharap kelak Nico bisa meniru kesuksesan Muhammad Ali.
Muhammad Ali. Foto: Gary Hershorn MR/VP/REUTERS
“Kakek Nico adalah petarung yang cukup bagus. Semoga Nico bisa meniru kesuksesannya. Dia punya karakter yang hebat. Ya, seperti yang diharapkan dari cucu seorang Muhammad Ali,” kata Bob Arum, dikutip Mirror.
Setelah menandatangi kontrak dengan Top Rank, Nico akan berlatih dengan juara kelas berat saat ini, Tyson Fury. Mereka juga akan berbagi pelatih yang sama yaitu, SugarHill Steward. Hal ini tentu membuat Nico sangat bergembira, pasalnya Tyson adalah idolanya.
ADVERTISEMENT
“Tyson Fury yang saya kagumi, tidak hanya di tinju, tetapi juga kehidupan secara umum. Dia sosok yang sangat memotivasi. Hanya berada di dekatnya ketika di gym dan bisa melihatnya, belajar darinya, itu adalah berkah besar,” ujar Nico.
Tyson juga menyemangati dan memberikan pesan kepada Nico. Terlebih karena Nico akan memikul tanggung jawab besar setelah orang-orang menyebut dirinya sebagai penerus Muhammad Ali.
“Saya bertemu dengannya di luar gym pada hari saya menandatangani kontrak dengan Top Rank. Dia baru saja mengatakan kepada saya bahwa hal terbesar tentang seorang petarung adalah mampu bertarung. Tidak peduli apa pengalamanmu, atau kurangnya pengalamanmu, jika kamu bisa bertarung, maka kamu bisa bertarung,” tutup Nico.
Penulis: Nurul Azzahra
ADVERTISEMENT