Kans Dua Wakil Indonesia di BWF World Tour Finals 2018

30 November 2018 18:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anthony Sinisuka Ginting juara China Terbuka 2018 usai kalahkan Kento Momota (Jepang). (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Anthony Sinisuka Ginting juara China Terbuka 2018 usai kalahkan Kento Momota (Jepang). (Foto: Dok. PBSI)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat gelar juara dunia hingga Olimpiade meredup dari sektor tunggal putra Indonesia, kebanggaan tetap hadir di BWF World Tour Finals 2018 pada 12-16 Desember mendatang. Berlangsung di Guangzhou, China, hanya Indonesia satu-satunya negara yang meloloskan dua nama.
ADVERTISEMENT
Ya, ada pemain profesional kawakan, Tommy Sugiarto, dan andalan pemusatan latihan nasional (pelatnas) PBSI, Anthony Sinisuka Ginting. Lupakan dulu perbedaan status pelatnas dan nonpelatnas itu.
Keduanya mewakili 'Merah-Putih', dan berhak tampil di agenda pamungkas rangkaian tur dunia BWF ini lewat koleksi poin yang membawa mereka memenuhi syarat masuk Top 8 Road to Guangzhou. Musim ini, Anthony Ginting lebih unggul secara peringkat.
Penampilan Anthony melejit usai merengkuh perunggu di nomor perorangan Asian Games 2018 hingga mencetak rekor juarai China Terbuka Super 1000 September lalu. Kini, pemain asal Cimahi ini berstatus sebagai tunggal nomor tujuh dunia.
Sementara, Tommy yang hingga pekan teranyar musim 2018 berada di peringkat 10 dunia, menyegel gelar Thailand Masters 2018 di awal tahun. Di All England, dia mengalahkan Anthony di babak pertama. Lalu, Tommy berstatus runner-up di Thailand dan Korea Terbuka 2018.
ADVERTISEMENT
Sebagai turnamen penutup musim, BWF World Tour Finals sendiri cukup bergengsi bagi para pebulu tangkis dunia. Selain tiket menuju ke sana harus diperebutkan dengan masuk Top 8 dan maksimal hanya dua wakil dari tiap negara, ajang yang musim lalu dihelat di Dubai ini dibalut dalam nuansa mewah dan meriah.
Meski begitu, karena berada di pengujung tahun, ajang ini juga cukup menyulitkan dari segi persiapan fisik. Bayangkan saja, sepanjang musim tersebut, para atlet termasuk Tommy dan Anthony, belasan kali menjajal tur-tur dunia BWF. Hal ini disadari benar oleh kedua pemain.
Pun oleh pelatih kepala tunggal putra PBSI, Hendry Saputra Ho. Ditemui di acara HUT PB Tangkas ke-67, Kamis (29/11/2018), Hendry mengatakan Anthony hanya diminta untuk menjaga kondisi tubuhnya. "Dalam waktu dekat saya ingin dia punya fisik, tenaga, dan stamina yang bagus. Kalau itu sudah maksimal, teknik dan lainnya saya tidak khawatir," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau sekarang prediksi kompetitor di level Anthony Ginting, saya hanya bisa bilang siapa yang paling siap di momen itu (yang unggul). Di Asian Games dan China Terbuka, kondisi dia bagus. Setelah itu di Prancis dan Denmark menurun," imbuh Hendry.
Untuk program latihan, pelatih yang gabung ke tim pelatih pelatnas PBSI pada 2015 ini mengaku tidak ada persiapan khusus. "Tidak ada penambahan program latihan. Pokok peningkatan hanya untuk fisik dan stamina, yang lain sudah oke," katanya.
Anthony Sinisuka Ginting juara China Terbuka 2018 usai kalahkan Kento Momota (Jepang). (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Anthony Sinisuka Ginting juara China Terbuka 2018 usai kalahkan Kento Momota (Jepang). (Foto: Dok. PBSI)
Nantinya, Anthony dan Tommy ditemani enam nama andal lain, yaitu Kento Momota (Jepang), Shi Yuqi (China), Son Wan Ho (Korea Selatan), Kantaphon Wangcharoen (Thailand), Sameer Verma (India), dan Chou Tien Chen (Taiwan). Sebagai catatan, nama yang disebut terakhir adalah unggulan pertama.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Anthony, Tommy pun disebut sang ayah, Icuk Sugiarto, hanya fokus menjaga kebugaran jelang melancong ke Guangzhou. Menurut Icuk, persaingan sektor tunggal putra saat ini sangat merata sehingga sang anak yang berstatus unggulan ketiga maupun Anthony punya peluang mengalahkan rival-rival di sana.
"Saya senang dan bangga tentunya. Dengan segala keterbatasan Tommy, dia mampu bertengger di Top 10 dunia dan ikut World Tour Finals di China. Di sana hampir sekelas, semua wakil punya peluang 50:50, susah berandai-andai. Jadi siapa yang siap saja," jelas Icuk.
"Apalagi dengan semakin menurunnya performa Lin Dan dan Lee Chong Wei, persaingan sekarang cukup kompetitif. Jojo (Jonatan Christie, red), Ginting, Tommy, dan Chou Tien Chen sebetulnya selevel, sering kalah-mengalahkan. Misal kalah hari ini, berikutnya bisa saja menang."
ADVERTISEMENT
"Dulu saya akui kelasnya Lin Dan dan Lee Chong Wei itu di atas rata-rata tunggal lainnya. Setelah era mereka lewat, pemain tunggal putra sekarang semua selevel. Tidak ada yang satu level di atas yang lainnya," kata Icuk mengakhiri.