Indonesia Masters: Tak Ada Laga Final untuk Jonatan Christie

26 Januari 2019 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jonatan Christie kalah di babak kedua Fuzhou China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Jonatan Christie kalah di babak kedua Fuzhou China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pintu laga final Indonesia Masters 2019 tertutup bagi Jonatan Christie. Kepastian ini didapat akibat menutup laga semifinal dengan kekalahan 18-21, 16-21 dari wakil Denmark, Anders Antonsen.
ADVERTISEMENT
Keunggulan 5-1 berhasil diamankan Jonatan di awal-awal laga semifinal tunggal putra yang berlangsung di Istora GBK pada Sabtu (26/1/2019). Jarak yang cukup lebar ini merupakan anak kandung dari kesalahan individu Antonsen, baik berupa servis yang membuat pukulannya dinyatakan out dan pengembalian tak sempurna yang membikin shuttlecock gagal menyeberang ke bidang permainan Jonatan.
Sayangnya, Antonsen juga berhasil menambah angka akibat eror yang dibuat Jonatan. Bermaksud mengembalikan servis dengan jumping smash, pukulan Jonatan ternyata tak cukup kuat sehingga hanya mampu membuat shuttlecock membentur net. Kesalahan ini mesti dibayar Jonatan dengan satu angka yang melayang ke tangan Antonsen.
Permainan reli panjang sarat jumping smash muncul ketika Jonatan memimpin 6-3. Alih-alih berusaha merepotkan lawan dengan pukulan menyilang, Jonatan justru mengembalikan serangan dengan pukulan yang panjangnya bervariasi, mulai dari menyasar tengah lapangan hingga ujung bidang permainan Antonsen. Satu angka yang menggiring skor pada kedudukan 7-3 dan menutup reli berhasil direngkuh Jonatan begitu shuttlecock yang dikirimkannya lewat jumping smash terjatuh di lapangan tengah tepat di depan Antonsen.
ADVERTISEMENT
Tertinggal empat angka, Antonsen masih sanggup memaksimalkan beberapa skenario untuk menambah angka. Misalnya, saat Jonatan unggul 8-4. Pertahanan yang baik sebenarnya berhasil ditunjukkan oleh Jonatan dalam kedudukan ini. Bola jauh kiriman Antonsen ditahannya dengan aksi defensif menyilang dengan kekuatan prima. Sayangnya, pengembalian ini tak akurat sehingga shuttlecock terjatuh di luar bidang permainan Antonsen.
Hanya karena Jonatan memimpin jauh, bukan berarti Antonsen tak berkutik mendulang angka. Ketertinggalan 4-8 itu berhasil diubahnya menjadi 8-8 akibat kesalahan Jonatan yang membikin shuttlecock out. Walaupun lawannya itu berhasil mengejar, Jonatan tetap mampu menjaga jarak dan mengubah kedudukan menjadi 10-8. Lantas, permainan net yang tricky dan tak dapat digapai oleh Antonsen mengantarkan Jonatan pada keunggulan interval 11-8.
ADVERTISEMENT
Hebatnya, Antonsen tidak gampang tunduk di hadapan keunggulan lawan. Interval kedua dibukanya dengan raihan dua angka yang mengubah skor menjadi 11-10. Bahkan raihan poin ke-10 itu didapatnya berkat lesakan smash yang tidak siap diantisipasi Jonatan. Dalam fragmen itu, Antonsen menyasar badan Jonatan. Terkejut dengan manuver Antonsen, aksi defensif Jonatan justru membikin shuttlecock terlempar luar lapangan, tepatnya di sisi kiri.
Penampilan Jonatan Christie di perempat final Hong Kong Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Jonatan Christie di perempat final Hong Kong Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
Kabar baiknya, rentetan angka Antonsen berhasil dihentikan oleh Jonatan. Walaupun lawannya itu berhasil menambah satu angka lagi, Jonatan ngebut dengan merengkuh empat angka. Itu artinya, peraih medali emas Asian Games 2018 ini memimpin 15-11. Bila diperhatikan, permainan net menjadi keunggulan Jonatan di sepanjang interval kedua gim pertama. Cara itu pulalah yang dilakukannya untuk menambah keunggulan menjadi 16-12.
ADVERTISEMENT
Sementara, kesalahan pengamatan berkali-kali membuat Jonatan kehilangan angka. Skenario ini terjadi dalam kedudukan 16-12 tadi. Mengira shuttlecock kiriman Antonsen akan out, Jonatan justru membiarkan manuver lawan sehingga kehilangan angka karena shuttlecock ternyata masih jatuh di dalam lapangan.
Tertinggal 13-16, Antonsen menggila dan membalikkan kedudukan menjadi 16-19. Repetisi unforced error Jonatan menjadi penyebab mengapa Antonsen sanggup mengamankan tujuh angka beruntun. Game point 20-17 berhasil diraih Antonsen usai smash-nya yang menyasar badan gagal dibendung Jonatan.
Harapan untuk supoter Indonesia untuk menutup gim pertama dengan kemenangan sempat hidup lagi di situasi game point ini. Walaupun Antonsen sejatinya hanya butuh satu angka untuk menutup gim pertama dengan kemenangan, smash panjangnya jusru mengantarkan shuttlecock jatuh di luar lapangan.
ADVERTISEMENT
Tak yakin dengan keputusan umpire, Antonsen meminta challenge yang sialnya tak berakhir sukses. Melihat tayangan ulang, pukulannya itu memang jatuh di luar lapangan. Namun, itu cuma kesenangan sesaat. Kesalahan penempatan shuttlecock ini dibayarnya dengan lesakan smash yang gagal digapai Jonatan. Akibatnya, Jonatan menutup gim pertama dengan kekalahan 18-21.
Serupa pertengahan gim pertama, awal-awal gim kedua berlangsung sengit. Dari kedudukan imbang 1-1, Antonsen memimpin 5-3. Hanya, Jonatan masih belum kehilangan akal untuk menambah angka. Setelah penempatan bola yang menyasar sudut lapangannya berujung poin keempat, Jonatan kembali meraih poin yang membawa kedudukan menjadi 5-5 lewat permainan depan net.
Tapi, Jonatan belum boleh senang dulu. Sosok yang berlaga melawannya ini gigih setengah mati. Salah satu buktinya muncul saat Antonsen memimpin tipis 6-5. Bermaksud menutup serangan Antonsen dengan tekanan lewat jumping smash keras, Jonatan malah gigit jari. Sebabnya, Antonsen berhasil menangkal serangan tersebut dengan pukulan yang tak kalah powerful yang membuat Jonatan mati langkah dan tak sanggup mencapai shuttlecock. Hasilnya, keunggulan 7-5 menjadi kawan bagi Antonsen.
ADVERTISEMENT
Saat Jonatan hanya mampu meraih satu angka, Antonsen sudah melaju mendapat tiga angka. Di kedudukan 10-6 ini, Jonatan meladeni tekanan Antonsen dengan tekanan yang tak kalah intens. Hasilnya manis karena manuver pengembalian Antonsen justru membuat terlempar dari luar lapangan. Smash memanjang Antonsen menjadi senjata yang memuluskan langkahnya untuk menutup interval dengan keunggulan 11-7.
Jonatan Christie kalah di babak kedua Fuzhou China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Jonatan Christie kalah di babak kedua Fuzhou China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
Smash panjang Antonsen ini memang sering memancing dilema karena di satu sisi, membuat Jonatan mengira shuttlecock akan keluar lapangan. Namun, lewat permainan penuh risiko itulah, Antonsen mematikan pergerakan Jonatan yang bertanding dengan ditopang sorak-sorai dukungan suporter.
Kegigihan Antonsen terlihat lagi saat ia memimpin 14-9. Tekanan Jonatan yang lahir dari rentetan smash-nya dijawab dengan manuver defensif Antonsen yang tak kalah kokoh. Namun, menghadapi tekanan bertubi-tubi macam itu, Antonsen roboh juga. Hebatnya, dalam posisi hampir terduduk ia tetap berusaha mengejar shuttlecock kiriman Jonatan. Sayangnya, upaya ini tak berbuah angka sehingga Jonatan berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 10-14. Walau demikian, Jonatan tetap belum mampu keluar dari tekanan permainan Antonsen. Alhasil, lawannya itu sanggup memimpin 18-12.
ADVERTISEMENT
Bola-bola tanggung Jonatan kerap menjadi persoalan di gim kedua. Pasalnya, serangan demikian justru memudahkan lawan untuk mengirimkan pukulan yang mematikan langkahnya. Berangkat dari situ, tak mengherankan bila Antonsen bisa memimpin 19-13. Setelah berhasil mencuri satu poin lagi, Jonatan harus merelakan satu angka yang berarti match point untuk Antonsen. Penyebabnya adalah smash keras yang menyasar tubuh Jonatan.
Hanya karena sejatinya Antonsen cukup meraih satu angka lagi untuk menang, bukan berarti Jonatan tak mampu meraih angka tambahan. Dua angka didapatnya dengan dua skenario. Yang pertama karena kesalahan penempatan shuttlecock Antonsen keliru sehingga dinyatakan out. Yang kedua karena permainan reli panjang ditutup Antonsen dengan pukulan tak akurat yang membuat shuttlecock membentur net.
ADVERTISEMENT
Namun, klimaks manis menjadi milik Antonsen. Kemenangan yang mengantarkan Antonsen ke final tunggal putra itu datang akibat servis tanggung Jonatan. Shuttlecock kiriman lawannya itu langsung disambar sehingga memancing Jonatan melakukan manuver yang membuat pukulannya out. Kekalahan 16-21 di gim kedua yang memperburuk catatan minor 18-21 di gim pertama memastikan tak ada gelar yang direngkuh wakil Indonesia di nomor tunggal putra.