Evolusi yang Membuat Raptors Semakin Ganas

21 November 2018 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wajah baru Toronto Raptors. (Foto: Kelley L Cox-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Wajah baru Toronto Raptors. (Foto: Kelley L Cox-USA TODAY Sports via Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Toronto Raptors terus jadi perbincangan hangat. Dengan kemenangan 93-91 atas Orlando Magic pada Rabu (21/11/2018) pagi WIB, Raptors kini tercatat sebagai tim dengan rekor terbaik di NBA musim 2018/19 (14 menang dan 4 kalah). Mereka pun kokoh di puncak klasemen Wilayah Timur.
ADVERTISEMENT
Kisah kegemilangan Raptors sudah terjadi di awal-awal musim dengan mencatatkan enam kemenangan beruntun. Torehan ini sekaligus menjadi start terbaik yang pernah dialami Raptors sepanjang sejarah mentas di NBA.
Sempat terpeleset saat keok 109-124 dari Milwaukee Bucks, Raptors bangkit dengan mencatatkan enam kemenangan beruntun (lagi). Namun, cobaan kembali menerpa mereka dengan menelan tiga kekalahan beruntun, sebelum akhirnya bangkit lagi dan meraih kemenangan di dua laga teraktual.
Lantas, apa saja yang membuat penampilan Raptors bisa seganas ini?
Leonard Semakin Ganas di Raptors
Jika dirunut dari awal, cerita ini dimulai saat Raptors membuat kejutan dengan mengirim DeMar DeRozan ke San Antonio Spurs. Sebagai gantinya, mereka mendapatkan Kawhi Leonard. Meski sempat menimbulkan drama, pertukaran ini nyatanya banyak memberi keuntungan buat tim yang bermarkas di Scotibank Arena tersebut.
ADVERTISEMENT
DeRozan memang anak emas sekaligus mesin pencetak angka buat Raptors selama sembilan musim (2009-2017) dengan rata-rata mencetak 19,7 poin dalam 675 pertandingan. Tapi, ketajamannya tak ditopang dengan kemampuan betahan yang apik. Rata-rata, dia hanya mampu membuat 4,1 rebound dan 1 steal per gim.
Lain halnya dengan Leonard yang tersohor sebagai salah satu pemain bertahan terbaik di NBA. Selama tujuh musim di Spurs, Leonard rata-rata mengemas 6,2 rebound dan 1,8 steal per laga. Atribut menyerangnya pun cukup apik dan tak kalah dari DeRozan dengan rata-rata 16,3 poin per gim.
Kawhi Leonard saat berhadapan dengan Charlotte Hornets. (Foto: Nick Turchiaro-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kawhi Leonard saat berhadapan dengan Charlotte Hornets. (Foto: Nick Turchiaro-USA TODAY Sports via Reuters)
Atas kemampuan bertahannya, Leonard sempat dianugerahi Defensive Player of The Year 2014/15 dengan rata-rata 2,3 steal dan 7,2 rebound per pertandingannya. Tak heran pula jika Raptors menjadi tim dengan pertahanan terbaik keenam di liga sejauh ini dengan rataan kemasukan 104,8 poin. Raptors juga jadi yang terbaik kelima soal merebut bola dan defensive rebound dengan 9,1 steal dan 36,3 rebound per gim.
ADVERTISEMENT
Catatan apik itu tidak terlepas dari penampilan garang Leonard yang rata-rata membukukan 8,4 rebound, 1,6 blok, dan 1,8 steal per laga dalam 12 pertandingan.
Menyerang Jadi Lebih Optimal
Raptors sudah punya reputasi bagus soal menyerang dalam beberapa musim terakhir. Kini, mereka membuktikan itu dengan menjadi tim keenam paling subur, dengan rata-rata memasukkan 112,3 poin per gim.
Jika dikurangi dengan rata-rata kemasukan 104,8 poin, Raptors menjadi tim terbaik kedua soal net rating (selisih memasukkan dan kemasukan poin) dengan 7,4 poin per laganya. Leonard lagi-lagi punya peran penting dalam catatan ini dengan mencetak 24,8 poin dari rata-rata bermain 30,4 menit.
Namun, tak hanya Leonard yang bikin serangan Raptors kian tajam musim ini karena Kyle Lowry sebagai pengalir bola utama semakin efektif. Dia melepas 10,4 assist (tertinggi di liga) dan memasukkan 15,5 poin dari rata-rata bermain 33,6 menit per laganya.
ADVERTISEMENT
Jangan lupakan juga hadirnya Danny Green yang datang bersama Leonard dari Spurs. Sebagai shooter veteran, pengalaman Green berguna untuk menambah opsi penembak jitu. Rata-rata, pemain berusia 31 tahun itu memasukkan 9,8 poin dengan 6 poin di antaranya berasal dari tripoin. Ia pun tercatat sebagai pemilik akurasi tripoin terbaik di Raptors dengan 46,2%.
Para pemain Toronto Raptors meryakan poin yang dicetak oleh Danny Green. (Foto: Kim Klement-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Toronto Raptors meryakan poin yang dicetak oleh Danny Green. (Foto: Kim Klement-USA TODAY Sports via Reuters)
Pelatih Baru, Rotasi Baru, Tenaga Baru
Hadrinya pelatih anyar dalam diri Nick Nurse untuk menggantikan Dwane Casey juga memberi angin segar buat Raptors. Sosok berusia 51 tahun tersebut langsung mengambil keputusan berani dengan menggeser posisi Serge Ibaka dari forward ke center. Pilihan ini membuat Jonas Valanciunas tergeser sebagai pemain cadangan.
Ibaka sebetulnya tak asing dengan posisi center karena pada beberapa tim yang pernah ia bela seperti Oklahoma City Thunder dan Orlando Magic, sosok 29 tahun itu sempat dipergunakan sebagai pemain post. Tapi, di bawah rezim Nick bersama Raptors, Ibaka 100% turun sebagai center dalam 16 pertandingan.
ADVERTISEMENT
Keputusan itu membikin Ibaka jadi semakin moncer dengan rata-rata memasukkan 17,5 poin serta melakukan 7,8 rebound dan 1,4 blok per pertandingan.
Hebatnya lagi, Pascal Siakam yang diserahi tugas sebagai starter di posisi forward juga impresif dengan memasukkan 14,1 poin, 6,7 rebound, dan 1,2 steal per gim. Kemudian, Valanciunas yang diperuntukan sebagai pelapis Ibaka juga cukup apik dengan rataan 12,6 poin dan 7,4 rebound.
Pelatih Toronto Raptors, Nick Nurse. (Foto:  Benny Sieu-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Toronto Raptors, Nick Nurse. (Foto: Benny Sieu-USA TODAY Sports via Reuters)
Nurse juga terbilang cukup berani dalam memberi kepecayaan buat para pemainnya. Oleh karena itu, dari 16 pemain yang didaftarkan Raptors musim ini, 13 di antaranya telah bermain lebih dari 10 laga dari 18 pertandingan yang sudah dilewati. Kemudian, 11 pemain rata-rata bermain di atas 14 menit per laganya.
ADVERTISEMENT
***
Evolusi yang coba ditumbuhkan Raptors di NBA 2018/19 pada awalnya memang menghadirkan drama. Tapi, seperti yang diungkapkan oleh presiden mereka, Masai Ujiri, Raptors ingin menjadi tim yang tak cuma apik di musim reguler, tetapi juga kompetitif di play-off dan muncul sebagai salah satu kandidat juara NBA.
Hanya, masih ada 64 pertandingan yang harus dilewati Raptors di musim reguler. Sehingga, mengatakan langkah mereka bakal mulus rasanya masih terlalu dini. Kendati begitu, progres yang dialami Raptors sejauh ini bisa menjadi modal untuk menaklukkan Wilayah Timur dan menantang tim terbaik Wilayah Barat di final NBA kelak.