Ajang balap internasional di Sirkuit Mandalika.

Euforia Nonton Balapan di Mandalika Jangan Sampai Kendurkan Prokes

19 Maret 2022 12:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ajang balap internasional di Sirkuit Mandalika. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ajang balap internasional di Sirkuit Mandalika. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
25 tahun bukanlah waktu sebentar untuk menunggu. Akan tetapi, penantian panjang itu akan tertuntaskan manakala Sirkuit Mandalika menggelar MotoGP 2022 pada 18-20 Maret.
ADVERTISEMENT
Ini adalah acara yang sangat bersejarah bagi Indonesia. Sebab, MotoGP akhirnya kembali lagi ke Bumi Pertiwi setelah terakhir kali digelar di Sirkuit Internasional Sentul, Jawa Barat, pada 1997.
Dengan alasan itu, wajar rasanya melihat animo masyarakat begitu besar untuk menyaksikan langsung perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika. Apalagi, Indonesia memang negara yang dikenal memiliki basis penggemar MotoGP begitu besar.
Pebalap Honda, Marc Marquez, mengakui begitu banyak akun dari Indonesia yang mengikutinya di media sosial. Bukti lainnya adalah membeludaknya para penggemar MotoGP ketika acara parade di Jakarta pada Rabu (16/3).
Pembalap Repsol Honda Team Marc Marquez duduk di garasi tim saat sesi latihan bebas 1 MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Jumat (18/3/2022). Foto: Andika Wahyu/ANTARA FOTO
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno, membeberkan data terkait jumlah keterisian penginapan di Pulau Lombok pada momen rangkaian balapan MotoGP Mandalika yang berlangsung selama 18-20 Maret 2022. Ini menjadi bukti lain tingginya antusiasme masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Secara kolaboratif dengan lintas lembaga kementerian dan pemerintah daerah, kami menyiapkan pelaku industri dan asosiasi untuk transportasi, akomodasi, sampai produk ekonomi kreatif lokal bisa disiapkan. Kami pastikan ketersediaan kamar dengan kesiapan SDM yang telah diberi pelatihan, kegiatan site visit, dan inventarisasi program latihan telah kami lakukan," kata Sandiaga di Virtual Talk kumparan 'Pariwisata & Prokes Jelang Gempita Balapan Internasional' pada Jumat (18/3).
"Hunian pariwisata telah terverifikasi CHSE atau Cleanliness [kebersihan], Health [Kesehatan], Safety [Keamanan], dan Environmental sustainability [Ketahanan lingkungan]. Kami juga menyiapkan glamping dan fasilitas yang bekerja sama dengan pemda, ITDC, dan lain-lain. Per hari ini, tingkat keterisian kamar sampai 11.224 dari 17.700 kamar yang tersedia di Pulau Lombok. Yang masih tersedia, mayoritas ada di kawasan Gili Tramena," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ini jelas sinyal bagus buat pariwisata Indonesia. Namun di sisi lain, dengan kondisi tersebut, muncul pertanyaan baru: Bagaimana penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah gegap gempita MotoGP Mandalika?
Ya, pandemi COVID-19 masih belum berakhir ketika MotoGP Mandalika 2022 dihelat. Ini tentunya mesti disiasati sedemikian rupa agar tidak terjadi lonjakan kasus usai perhelatan rangkaian balapan di Sirkuit Mandalika itu.
Kemenparekraf tidak alpa dengan ini. Sandiaga menyebut pemerintah telah memiliki siasat untuk pengetatan prokes selama rangkaian MotoGP Mandalika di Pulau Lombok.
"Pemerintah terus mengingatkan masyarakat agar senantiasa disiplin menerapkan protokol kesehatan dan mengimplementasikan CHSE. Destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif kami verifikasi dan kami pastikan juga terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi. ITDC dan MGPA telah juga menyiapkan sarana CHSE dan zonasi di dalam Sirkuit Mandalika agar tak terjadi kerumunan," tegas Sandiaga.
ADVERTISEMENT
"Nantinya, kami juga akan terus ingatkan alur keluar-masuk penonton, penyediaan QR Code PeduliLindungi, fasilitas dan tenaga kesehatan, pengelolaan sampah, yang semuanya akan kita jaga selama dan sesudah acara berlangsung. Dari segi akomodasi, kami telah memverifikasi hotel-hotel di Lombok dengan stiker CHSE dan I do Care."
"Kemenparekraf telah melakukan verifikasi CHSE untuk homestay Sarhunta di kawasan Mandalika dan sudah kami lakukan penyerahan sertifikat CHSE dan 'I do Care' kepada 300 homestay Sarhunta pada awal Maret lalu. Kami sudah siap dan semangat banget," katanya.
Sandiaga Uno di Sirkuit Mandalika. Foto: Dok. Istimewa
Dalam hal ini, Kemenparekraf bekerja sama dengan Enesis Group (Antis, Plossa dan Soffell) untuk menjaga prokes tetap ketat. Chief Sales & Marketing Officer Enesis Group, Ryan Tirta Yudhistira, menerangkan komitmen pihaknya terkait poin tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kami memperhatikan dua dari elemen CHSE, Cleanliness dan Health. Cleanliness, kalau bicara kebersihan, tentu dekat dengan kebersihan tangan. Tangan kita adalah medium perpindahan bakteri. Tangan kita ini kan banyak kumannya karena mungkin kita suka pencet tombol lift, jabat tangan, pegang tangga, buka pintu, dan sebagainya, itu adalah sarana. Kita secara tak sadar tangan kita megang hidung atau mata. Itu bakteri yang jumlahnya berjuta-juta bisa masuk," papar Ryan pada kesempatan sama.
"Bila jauh dari tempat cuci tangan, maka di situ pentingnya hand sanitizer. Kami memberikan dukungan kepada homestay di berbagai titik dalam dan luar sirkuit serta penginapan dengan menyediakan antis, sehingga diharapkan masyarakat yang menonton terjaga kesehatannya dan tak mudah jatuh sakit," ucapnya.
Chief of Sales & Marketing Officer Enesis Group, Ryan Tirta Yudhistira. Foto: Enesis Group
Sejatinya, ancaman penyakit yang mengintai masyarakat Indonesia di musim pancaroba bukan cuma COVID-19. Jangan lupakan pula Demam Berdarah Dengue (DBD) juga menjadi 'musuh' setiap tahun masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Soal Health, kami melihat bahwa Mandalika itu dekat pantai. Sekarang, Indonesia sedang dilanda musim yang aneh, kadang panas tetapi bisa tiba-tiba hujan. Ini yang paling disukai nyamuk, terutama DBD," terang Ryan.
"Kasus DBD biasanya meningkat di musim-musim seperti ini. Kami juga menyediakan Sofell di hunian-hunian, baik di hotel maupun Sarhunta. DBD itu sudah lama ada di Indo dan setiap tahun selalu merenggut korban jiwa, jadi bukan cuma COVID-19 yang harus diperhatikan, tetapi juga DBD," pungkasnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten