23 Tahun Rossi di Dunia Balap: Musuh, Gelar, hingga Penyesalan

18 Februari 2019 20:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rossi ketika crash di MotoGP 2000. Foto: JIMIN LAI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Rossi ketika crash di MotoGP 2000. Foto: JIMIN LAI / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Max Biaggi, Sete Gibernau, Loris Capirossi, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez. Nama ini lebih dari sekadar pebalap andal, tapi disebut langsung oleh Valentino Rossi sebagai musuhnya.
ADVERTISEMENT
Ya, Rossi adalah bintang asal Italia, rider kawakan di MotoGP, sekaligus ikon MotoGP itu sendiri. Sang empunya nama yang baru berulang tahun ke-40 pada 16 Februari ini sekaligus menjejak 23 tahun kariernya di dunia balap.
Sambil menilik perjalanan panjangnya di lintasan balap, Rossi mengingat rivalitas sebagai salah satu momen yang melambungkan namanya. "Saya akan mulai dengan Biaggi, terutama di Italia, rivalitas membuat kami berdua sangat terkenal," kata Rossi kepada Gazzetta dello Sport, dikutip Senin (18/2/2019).
"Baru-baru ini saya coba menghitung (musuh), dan hasilnya ada enam: Biaggi, Gibernau, Capirossi, Stoner, Lorenzo, dan Marquez. (Niki) Lauda dan (James) Hunt menjadi legenda hanya dengan satu rival, saya punya enam," kelakarnya.
Ya, sejak debut di kelas 500cc pada 2000, penampilan Rossi dengan kuda besinya selalu diikuti percikan rivalitas. Dalam debutnya itu, Rossi mencuri panggung Biaggi sebagai bintang balap Italia.
ADVERTISEMENT
Max Biaggi dan Valentino Rossi pada musim balap 2005. Foto: TOSHIFUMI KITAMURA / AFP
Grand Prix (GP) 2001 hingga 2005 pun selalu diisi dengan persaingan kedua pebalap. Insiden yang paling diingat tentu saja saat Biaggi menyikut Rossi di Suzuka. Apa balasannya? "Saya memberikan dia (Biaggi) ini," ucap Rossi menyeringai sambil mengacungkan jari tengahnya, disadur dari artikel resmi MotoGP 18 tahun lalu.
Hingga Biaggi pensiun pada 2005, dia selalu menyandang status sebagai musuh pertama bagi Rossi. Kini, 'The Doctor' tiba di tahun 2019, musim ke-20 baginya di kelas tertinggi balap motor. Saat ini, hanya Lorenzo dan Marquez yang masih bersamanya melaju di lintasan balap.
Bagi Rossi, selama dirinya fokus dan terus berlatih, dia tidak akan pernah menyebutkan satu kata ini: Pensiun.
"Kita harus realistis. Saya sadar 10 atau 15 tahun lalu, saya adalah pebalap tercepat di lintasan dan kini seringnya tak lagi. Tapi, selama saya menjaga kondisi dan fokus, saya tetap menjadi salah satu yang terkuat," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ketika saya memikirkan untuk beristirahat di rumah, saya malah jadi tidak enak badan. Saya belum siap untuk keluar (dari MotoGP) dan pensiun."
"Bukan takut, suatu saat itu pasti terjadi. Tapi selama saya masih bisa melakukannya, saya masih ingin terus (balapan)," ujar pebalap kelahiran Tavullia, Urbino, 16 Februari 1979 ini.
Selama melaju di trek balap, sembilan gelar pun masuk dalam koleksi 'The Doctor'. Tujuh di antaranya direngkuh di panggung paling prestisius dan masing-masing di kelas 125cc dan 250cc.
Apakah Rossi masih haus gelar? Apakah alasannya terus melaju adalah demi gelar ke-10? Apakah sang pebalap memimpikan gelar tersebut? Adakah penyesalan tak bisa merengkuhnya lebih cepat?
"Itu adalah hal yang terus saya mimpikan, tapi juga akan saya sesali. Cukup banyak gelar yang saya lewatkan," ujar Rossi yang enam kali menjadi runner up di MotoGP.
ADVERTISEMENT
"Saya bahkan jadi juara di GP Valencia 2006 jika saja saya tenang dan tidak terjatuh. Banyak hal yang tidak bisa dimengerti. Apakah salah ke Ducati? Atau bahkan Yamaha daripada bertahan di Honda? Atau apa yang terjadi pada 2015? Tapi memang kesalahan terbesar adalah 2006, saya harusnya juara," ucapnya.
Kini, sang pebalap pun akan terus melesat di lintasan bersama Yamaha sesuai kontraknya hingga 2020. Setelah itu, hanya Rossi sendiri yang bakal menentukan nasibnya. Satu yang pasti, dia akan selalu dikenang sebagai ikon MotoGP, juga salah satu pebalap terhebat sepanjang sejarah.
"Jujur, saya tidak tahu apakah itu (2020) akan jadi terakhir atau tidak. Kita bicara sesuatu yang bahkan (musimnya) belum dimulai."
"Saat ini, saya akan terus lanjut balapan. Beberapa tahun di atas motor juga dengan mobil balap. Kemudian saya ingin jadi seorang ayah dan punya keluarga," kata Valentino Rossi.
ADVERTISEMENT