WHO Peringatkan Virus Marburg yang Amat Menular, Apa Itu?

13 Agustus 2021 14:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ilustrasi virus Marburg. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus Marburg. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah mengkonfirmasi kasus pertama virus Marburg di Guinea, Afrika Barat. Penyakit yang berada dalam keluarga yang sama dengan virus yang menyebab Ebola ini muncul lagi dan diyakini sangat menular.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini ditularkan dari hewan yang terinfeksi, seperti monyet atau kelelawar buah yang kemudian menularkannya virus ke manusia. Virus kemudian menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
“Kami bekerja dengan otoritas kesehatan untuk menerapkan respons cepat yang membangun tentang pengalaman dan keahlian Guinea di masa lalu dalam mengelola Ebola, yang ditularkan dengan cara yang sama," ujarnya via Euro News.
Kasus virus Marburg baru-baru ini teridentifikasi di Guéckédou--sebuah kota di Guinea Selatan--pada minggu lalu. Wilayah ini merupakan wilayah yang sama di mana kasus Ebola sempat ditemukan kembali. Padahal sebelumnya, wabah Ebola sempat mereda.
Sampel virus diambil dari pasien yang meninggal akibat demam berdarah. Setelah uji laboratorium rupanya pasien tersebut menunjukkan positif virus Marburg.
ADVERTISEMENT
Kepada BBC, pakar Dr Krutika Kuppalli, yang mengikuti kasus tersebut, menuturkan, pejabat kesehatan telah berusaha melacak semua orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan pasien yang mencari perawatan medis di Guéckédou itu.
Setelah ditelusuri, ada empat orang yang berisiko tinggi melakukan kontak erat termasuk seorang petugas kesehatan. Selain itu, ada 146 orang lainnya yang mungkin berisiko pernah melakukan kontak.

Fatalitas yang tinggi

Virus Marburg berasal dari keluarga yang sama dengan virus yang menyebabkan virus Ebola yakni Filoviridae (filovirus), dengan rasio fatalitas kasus hingga 88%.
Setelah seseorang terinfeksi virus ini, ia dapat menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung--melalui kulit yang rusak atau selaput lendir, dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi serta lewat permukaan dan bahan (misalnya tempat tidur, pakaian) yang terkontaminasi dengan cairan ini.
ADVERTISEMENT
Virus Marburg awalnya terdeteksi pada tahun 1967, setelah wabah simultan di Marburg dan Frankfurt di Jerman serta di Beograd, Serbia. Wabah ini, menurut laporan WHO berkaitan dengan aktivitas di laboratorium menggunakan monyet hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) dari Uganda.
Kelelawar buah di gua Uganda. Foto: Wikimedia Commons
Wabah dan kasus ini lalu sempat muncul secara sporadis di Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan (lewat seseorang dengan riwayat perjalanan baru-baru ini ke Zimbabwe) dan Uganda. Pada tahun 2008 lalu, dua kasus independen dilaporkan pada pelancong yang mengunjungi gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus di Uganda.
Pada 2005, virus Marburg telah menewaskan lebih dari 200 orang di Angola dan menjadi wabah paling mematikan dalam catatan menurut WHO.