Wanita Ini Lahirkan Anak Menggunakan Rahim Ibunya, Kok Bisa?

29 Januari 2024 9:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maira melahirkan bayi setelah mendapatkan transplantasi rahim ibunya.  Foto: Hospital Clinic de Barcelona
zoom-in-whitePerbesar
Maira melahirkan bayi setelah mendapatkan transplantasi rahim ibunya. Foto: Hospital Clinic de Barcelona
ADVERTISEMENT
Seorang bayi lahir di Spanyol, setelah sang ibu mendapatkan transplantasi rahim ibunya. Artinya, bayi itu lahir dari rahim neneknya.
ADVERTISEMENT
Maira diketahui telah menerima transplantasi rahim dari ibunya dua tahun sebelum dia melahirkan bayi lak-laki pada 2 Januari 2024. Bayi itu kini diberi nama manuel, berkembang di rahim yang sama dengan tempat ibunya dilahirkan.
“Sebelum Manuel lahir, saya berbicara dengannya dan berkata: ‘Saya juga berada di sini, kamu akan baik-baik saja,” ujar Maira sebagaimana dikutip Newsweek.
Manuel menjadi bayi pertama di Spanyol yang lahir dari rahim hasil transplantasi dari neneknya. Adapun bayi pertama di dunia yang lahir dari transplantasi rahim ibu ke anak terjadi di Swedia pada 2014. Bayi itu dilahirkan oleh Emelie Eriksson di Sahlgrenska University Hospital of the University of Gothenburg.
Ilustrasi rahim. Foto: Shutter Stock
Maira sendiri tidak bisa hamil karena mengidap Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser, yakni kelainan bawaan langka yang menyebabkan keterbelakangan sistem reproduksi wanita.
ADVERTISEMENT
Sindrom MRKH memengaruhi sekitar satu dari setiap 4.500 wanita dan ditandai dengan rahim yang mengecil atau ketiadaan rahim, dan vagina yang memendek. Sebagian besar penderitanya tidak bisa hamil.
Demi mewujudkan mimpinya untuk bisa hamil, Maira dan ibunya memutuskan untuk menghubungi Hospital Clinic de Barcelona yang telah melakukan penelitian mengenai cara melahirkan bayi dari rahim hasil transplantasi.
“Saya berpikir, jika saya mati, saya akan mati dengan bahagia, melakukan apa yang saya inginkan atau setidaknya berusaha. Dan ibu saya mengatakan hal yang sama,” kata Maira.
Transplantasi rahim adalah prosedur yang sangat rumit, memerlukan histerektomi pada donor dan penerima, diikuti dengan pemasangan rahim donor ke dalam penerima.
“Maira pernah berada di dalam rahim dan sekarang rahim itu berada di dalam dirinya. Ini adalah tonggak sejarah medis dan sains yang patut mendapat pujian besar, dan merupakan hasil keahlian tim profesional luar biasa yang mewujudkannya. Ini adalah perubahan paradigma mutlak dalam kedokteran,” kata Francisco Carmona, kepala Layanan Ginekologi di Hospital Clínic de Barcelona.
Ilustrasi janin 20 Minggu. Foto: Shutter Stock
Setelah transplantasi rahim sukses dilakukan pada awal tahun 2022, Maira langsung menjalani perawatan kesuburan agar bisa hamil. Dia juga sudah menumbuhkan beberapa embrio dari sel telur dan sperma pasangannya menggunakan fertilisasi in vitro. Maira akhirnya hamil dan bayinya lahir melalui operasi caesar pada minggu ke-37. Pasien transplantasi rahim memang tidak disarankan untuk melahirkan secara normal.
ADVERTISEMENT
Saat ini, hanya 8 rumah sakit di dunia yang melakukan prosedur transplantasi rahim. Di Spanyol, sudah ada dua bayi yang lahir dari rahim transplantasi. Yang pertama terjadi pada Maret 2023, dialami oleh seorang perempuan yang menerima donor rahim dari saudara perempuannya, bukan ibunya.
Pertanyaannya, apakah rahim ibu yang didonorkan kepada anaknya masih layak untuk menyimpan bayi atau hamil? Menurut Carmona, rahim tersebut masih sangat layak, bahkan sama layaknya dengan rahim dari donor yang masih muda. Bahkan, orang yang menerima rahim akan mengalami menstruasi lagi, seperti wanita normal pada umumnya.
“Kami lebih khawatir bahwa pendonornya adalah perokok dibandingkan usia mereka,” ujar Carnona.
Adapun Maira dan keluarganya sekarang sudah bisa pulang ke rumah dan memulai hidup yang baru bersama anaknya. Maira bahkan berharap segera memiliki anak kedua.
ADVERTISEMENT