Virus Baru Mirip Corona Penyebab Covid Muncul di Inggris, Apakah Berbahaya?

27 April 2021 9:09 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kelelawar. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kelelawar. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah virus corona baru yang mirip seperti penyebab COVID-19 ditemukan di Inggris. Meski sejauh ini virus tersebut belum menular ke manusia, para ilmuwan menyebut bahwa ia bisa bermutasi untuk pindah ke orang.
ADVERTISEMENT
Virus corona baru ini ditemukan tim peneliti University of East Anglia (UEA) yang berbasis di Norwich, Inggris. Tim peneliti menemukan virus corona baru tersebut usai mengumpulkan sampel feses dari lebih dari 50 kelelawar tapal kuda kecil (lesser horseshoe bat) di Somerset, Gloucestershire dan Wales.
Setelah dianalisis oleh agensi riset Public Health England, para peneliti menemukan sebuah virus corona baru di salah satu sampel kelelawar. Virus corona baru ini, yang diberi nama 'RhGB01' oleh tim peneliti, memiliki kemiripan 77 persen dengan virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dan 81 persen dengan SARS-CoV penyebab SARS.
“Kelelawar ini hampir pasti telah menyimpan virus ini (corona) untuk waktu yang sangat lama - mungkin ribuan tahun. Kami tidak mengetahuinya sebelumnya karena ini adalah pertama kalinya tes semacam itu dilakukan pada kelelawar Inggris,” kata Diana Bell, seorang ahli penyakit zoonosis baru dari School of Biological Sciences di University of East Anglia sekaligus anggota tim peneliti, di website resmi kampusnya.
Virus corona SARS-CoV-2 dalam bentuk 3D. Foto: Nanographics
Bell menjelaskan, selama ini penelitian tentang asal-usul SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19 pada manusia, berfokus pada kelelawar tapal kuda. Namun, ada banyak virus corona yang belum diketahui karena kelelawar mencakup 1.400 spesies, merepresentasikan 20 persen dari mamalia yang diketahui di dunia.
ADVERTISEMENT
Adapun kelelawar tapal kuda dapat ditemukan di seluruh Eropa, Afrika, Asia dan Australia.
Bell menjelaskan, penelitian yang timnya lakukan hendak memperluas pemahaman geografis dan spesies kelelawar tapal kuda yang punya virus corona.
“Temuan kami menyoroti perlunya pengujian genotipe yang kuat untuk jenis virus ini pada populasi kelelawar di seluruh dunia. Dan itu menimbulkan pertanyaan penting tentang hewan lain apa yang membawa jenis virus ini,” kata Bell.

Virus corona baru dari Inggris belum menular ke manusia, kecuali jika bermutasi

Anggota peneliti lain menyebut temuan virus corona baru ini tak berbahaya bagi manusia, kecuali jika ia bermutasi.
Menurut Andrew Cunningham, kepala epidemiologi hewan liar dari Zoological Society of London, menyebut bahwa selama ini peluang rekombinasi melalui koinfeksi inang perantara “telah diremehkan.”
ADVERTISEMENT
“Virus Inggris ini bukanlah ancaman bagi manusia karena reseptor binding domain (RBD) - bagian dari virus yang menempel pada sel inang untuk menginfeksi mereka - tidak kompatibel dengan kemampuan untuk menginfeksi sel manusia,” kata Cunningham.
“Tapi masalahnya adalah bahwa kelelawar yang memiliki virus corona mirip SARS dapat bertindak sebagai tempat peleburan bagi mutasi virus. Jadi jika kelelawar dengan infeksi RhGB01 yang kami temukan terinfeksi SARS-CoV-2, ada risiko virus ini akan hibridisasi dan virus baru muncul dengan RBD SARS-CoV-2, sehingga dapat menginfeksi orang,” kata dia.

Ditemukan mahasiswi S1 usia 22 tahun

Virus corona baru yang ditemukan di Inggris termasuk dalam kelompok virus corona yang disebut sarbecoviruses. Kelompok ini mengandung SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dan SARS-CoV penyebab SARS.
ADVERTISEMENT
Penemuan virus corona dari Inggris ini sebenarnya adalah proyek tugas akhir milik mahasiswa S1 ekologi di University of East Anglia, Ivana Murphy. Ia baru berusia 22 tahun.
Ivana Murphy, mahasiswi S1 ekologi di University of East Anglia. Foto: University of East Anglia
“Kami tidak terkejut dengan hasilnya, tapi saya sangat ingin melakukan penelitian lebih lanjut,” kata Murphy.
“Lebih dari segalanya, saya khawatir orang-orang akan tiba-tiba mulai takut dan menganiaya kelelawar, yang merupakan hal terakhir yang saya inginkan dan tidak perlu. Seperti semua satwa liar, jika mereka dibiarkan tidak menimbulkan ancaman apa pun,” kata dia.
Saat ini, temuan virus corona baru dari Inggris telah di-upload di situs pra-publikasi ilmiah Research Square. Riset ini sedang menjalani tahap peer-review atau tengah diulas oleh sesama peneliti.