Tupai Tersadis di Bumi Ada di Kalimantan: Bisa Bunuh Rusa, Isap Darah Mangsa

27 Desember 2023 11:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tupai tanah berjumbai Kalimantan (Rheithrosciurus macrotis). Foto:  Integrated Conservation via Mongabay
zoom-in-whitePerbesar
Tupai tanah berjumbai Kalimantan (Rheithrosciurus macrotis). Foto: Integrated Conservation via Mongabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di dalam hutan hujan Kalimantan, hidup makhluk legendaris yang sangat buas. Dia mampu memangsa hewan yang ukurannya jauh lebih besar dari tubuhnya. Hewan itu punya gigi seperti gergaji, dan doyan makan organ korbannya. Dia adalah tupai tanah berjumbai asli Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kenapa disebut sebagai tupai paling sadis di Bumi? Ini karena hewan dengan nama ilmiah Rheithrosciurus macrotis dikenal sebagai tupai paling mengancam sejak tahun 2014. Sebuah artikel yang terbit di laman Science menjuluki dia sebagai ‘tupai vampir’.
Bukan tanpa alasan, tupai tanah berjumbai mampu berburu mangsa sekelas rusa. Saat berburu, mereka akan melompat dari dahan rendah ke punggung rusa, membunuh dengan menyayat vena jugularis menggunakan gigi setajam silet, lalu mengeluarkan isi perut dan memakan organ mangsa dengan lahap.
Masyarakat Dayak yang tinggal di pedalaman mengaku pernah menemukan bangkai rusa yang isi perutnya sudah habis. Mereka menduga tupai vampir telah memakan isi perut rusa tersebut, termasuk jantung dan hati. Di wilayah dekat pemukiman, tupai tanah berjumbai Kalimantan juga telah membunuh ayam peliharaan warga untuk dimakan jantung dan hatinya.
Tupai tanah berjumbai Kalimantan (Rheithrosciurus macrotis). Foto: Integrated Conservation via Mongabay
Namun pada 2020, sebuah peneliti menemukan fakta lain, tupai tanah berjumbai sebenarnya bukanlah hewan pemakan daging yang haus darah. Sebaliknya, gigi tajam seperti gergaji digunakan untuk memakan biji yang sangat keras.
ADVERTISEMENT
“Kita membicarakan benih yang sangat keras sehingga manusia sekali pun harus menggunakan palu untuk memecahkan biji tersebut,” kata Andrew Marshall, penulis utama studi dan antropolog biologi di University of Michigan sebagaimana dikutip IFL Science.
Tupai tanah berjumpai bisa tumbuh dengan panjang mencapai 35 centimeter, ekornya lebat dengan warna keperakan berukuran 30 centimeter. Ekor tupai tanah berjumbai punya bentuk unik seperti gada dengan ukuran 30 persen lebih besar dari tubuhnya–menjadi salah satu ekor paling besar di antara semua mamalia dibandingkan dengan ukuran tubuhnya.
Ilmuwan tak yakin kenapa tupai vampir memiliki ekor begitu besar, tapi menurut mereka mungkin ini digunakan untuk melindungi diri dari predator. Ini dilakukan ketika mereka bergerak, ekornya akan menyamarkan tubuh, membuat mereka tampak jauh lebih besar dari sebelumnya. Kemampuan ini diduga untuk menakut-nakuti predator seperti macan dahan. Hingga saat ini, masih banyak hal yang belum terungkap dari tupai misterius ini.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tupai ini bisa sampai ke Kalimantan juga masih menjadi misteri. Tupai tanah berjumbai Kalimantan punya hubungan dekat dengan tupai Amerika Selatan yang terpisah lebih dari 8 juta tahun lalu. Tupai tanah berjumbai kemudian menjelajah ke Asia Tenggara melalui daratan. Ia meninggalkan nenek moyangnya di Amerika Utara dan tidak meninggalkan jejak di daratan lain di Asia.
Sebuah studi pada 2012 menunjukkan bahwa garis keturunan Rheithrosciurus menyimpang dari kelompok spesies Palearctic sekitar 36 juta tahun lalu. Palearctic sendiri mengacu pada wilayah yang terdiri dari Eurasia di utara Himalaya, Afrika Utara, dan bagian beriklim sedang di semananjung Arab. Tupai tanah berjumbai lalu menjelajah ke Kalimantan melalui daratan dari Asia Tenggara.
"Hilangnya hutan di Indonesia dan di seluruh wilayah tropis dengan laut yang sangat mengkhawatirkan, kami menghadapi risiko kehilangan spesies sebelum kami dapat mengumpulkannya, bahkan informasi paling dasar tentang ekologi mereka," tulis Marshall dan rekan dalam penelitian mereka.
ADVERTISEMENT