Siap-siap! Hujan Meteor Lyrid Bakal Sambangi Langit Indonesia, Catat Waktunya

19 April 2021 1:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hujan meteor Lyrids menyerupai bola api karena terbakar saat bergesekan dengan lapisan atmosfer. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Hujan meteor Lyrids menyerupai bola api karena terbakar saat bergesekan dengan lapisan atmosfer. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di pertengahan hingga akhir April 2021, hujan meteor lyrid akan menyambangi belahan Bumi bagian utara, termasuk Indonesia. Hujan meteor lyrid berasal dari ekor komet yang mengelilingi matahari setiap 415 tahun sekali.
ADVERTISEMENT
Penampakan komet lyrid mungkin tergolong langka, tapi Bumi melewati serpihan dari orbitnya setiap tahun pada akhir April. Tahun ini, meteor lyrid dengan kecerahan sedang akan terlihat antara 16 April hingga 30 April 2021 di Belahan Bumi Utara.
Adapun puncak meteor Lyrid, menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), bakal terjadi pada 22 April 2021 mendatang dengan fase bulan awal berumur 10 hari sehingga akan memengaruhi intensitas hujan meteor maksimum.
Bola api dari hujan meteor Lyrid yang dipotret kamera NASA All-sky Network pada 21 April 2020. Foto: NASA Meteoroid Environment Office
Untuk waktunya, hujan meteor lyrid dapat teramati sejak pukul 22.00 hingga pukul 05.00 WIB dengan kumulasi radian terjadi pada pukul 04.00 WIB.
“Puncak aktivitas lyrid terjadi pada 22 April 2021 pukul 19.00 WIB sehingga waktu ketampakan terbaik baru dapat disaksikan ketika titik lyrid terbit sejak pukul 22.00 WIB di hari yang sama,” tulis LAPAN dalam situs resminya.
ADVERTISEMENT
Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet bernama Comet C/1961 G1 Thatcher yang memiliki kemiringan orbit hampir 80 derajat dengan bidang sistem tata surya. Hujan meteor lyrid sudah ada dan teramati sejak 2600 tahun lalu sehingga lyrid menjadi hujan meteor paling lama keberadaannya jika dibandingkan dengan hujan meteor lain.
Hujan meteor Lyrid tahunan terlihat di Gereja Saint Trinity, Leningrad, Rusia, Rabu (22/4) malam. Foto: Reuters/Anton Vaganov
Untuk mendapatkan pemandangan terbaik, kamu bisa memilih area luas dan gelap dengan menghadap ke timur. Beri waktu 20 hingga 30 menit untuk mata menyesuaikan dengan lingkungan gelap agar bisa melihat meteor yang lebih redup.
Lyrid biasanya menghasilkan 10 hingga 20 meteor per jam, bahkan terkadang melonjak mencapai lebih dari 100 meteor per jam. Lonjakan tersebut pernah terjadi di Amerika Serikat pada 1803 dan 1982. Di Yunani lonjakan terjadi pada 1922, dan di Jepang pada 1945.
ADVERTISEMENT
Sementara penampakan hujan meteor lyrid pertama dilaporkan terjadi di China pada 687 SM (Sebelum Masehi). Jadi, jangan lupa menyaksikan pemandangan langka ini. Siapkan kamera terbaik untuk mengabadikan hujan meteor Lyrid tahun ini.