Penjelasan Ahli ITB soal Letusan Terbaru Gunung Soputan
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Letusan diawali dengan keluarnya pijaran lava dan diikuti kolom erupsi mencapai sekitar 7.500 meter di atas puncak gunung.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan di akun Twitter-nya bahwa masyarakat belum perlu mengungsi. Ia menambahkan bahwa Bandara Sam Ratulangi di Manado juga masih beroperasi secara normal.
Mirzam Abdurrachman, Koordinator Bidang Vulkanologi Pusat Penelitian Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung (PPMB ITB), menjelaskan bahwa letusan kali ini memiliki Volcanic Explosivity Index (VEI) skala 3.
Volcanic Explosivity Index atau VEI adalah sebuah standar untuk mengukur skala relatif sebuah letusan gunung api. VEI secara sederhana diurutkan dari skala 1-8. Semakin tinggi angkanya maka semakin besar dan kuat letusannya namun semakin jarang terjadi, begitu juga sebaliknya.
"Melihat sejarah letusan Gunung Soputan sebelumnya yang sejak 2012 menunjukan pola interval letusan 3 tahun, maka letusan kali ini sepertinya merupakan bagian dari siklus letusan Gunung Soputan yang memiliki VEI 3," tutur Mirzam dalam keterangan yang kumparan terima pada Senin (17/12).
ADVERTISEMENT
"Letusan Gunung Soputan Minggu (16/12) dengan VEI 3 dicirikan dengan kolom erupsi yang mencapai tujuh kilometer, energi letusan moderat dengan estimasi volume ejekta (partikel yang keluar saat letusan) maksimum sebanyak sekitar sejuta sampai 10 juta meter kubik (10^6-10^7 m^3)," papar Mirzam.
Mirzam menyarankan agar masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan dari BNPB dan PVMBG. Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat sebaiknya mempersiapkan diri menghadapi abu vulkanik dengan menyiapkan masker yang dibasahi demi melindungi saluran pernapasan dari abu tersebut.