Penemu Vaksin Corona: Pandemi Berikutnya Bakal Lebih Mematikan daripada Covid

7 Desember 2021 16:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Di masa depan, pandemi akan jauh lebih mematikan ketimbang COVID-19 sehingga wabah kali ini harus menjadi pelajaran dan dunia harus memastikan siap menghadapi serangan virus berikutnya.”
ADVERTISEMENT
Setidaknya itulah yang dikatakan salah satu pencipta vaksin Oxford-AstraZeneca, Sarah Gilbert, dalam acara Richard Dimbleby Lecture yang disiarkan BBC pada Senin (6/12).
Menurut Johns Hopkins University, sampai saat ini virus corona telah membunuh 5,26 juta orang di seluruh dunia. Pandemi ini membuat ekonomi dunia kolaps dengan total kerugian triliunan dollar.
Gilbert adalah seorang profesor vaksinologi di Oxford University. Dia mengatakan dunia harus memastikan bahwa kita lebih siap menghadapi virus berikutnya.
“Kemajuan yang telah kita buat dan pengetahuan yang telah kita peroleh tak boleh hilang,” katanya seperti dikutip Reuters.
Sarah Gilbert, Profesor vaksinologi di Institut Jenner Oxford. Foto: Reuters
Menurutnya, upaya vaksinasi saat ini tidak merata dan terfokus pada satu wilayah saja. Hal ini ditandai dengan akses yang terbatas untuk mendapatkan vaksin di sejumlah negara berpenghasilan rendah, sementara negara kaya telah mendapatkan vaksin booster.
ADVERTISEMENT
Wabah COVID-19 sendiri pertama kali muncul di China pada akhir tahun 2019. Kini, vaksin Covid sudah tersedia di seluruh dunia, kendati jumlahnya masih sangat terbatas.
Gilbert mengatakan, protein lonjakan dari varian Omicron berpotensi meningkatkan penularan virus. Mutasi varian Omicron ini juga berpotensi membuat antibodi yang sudah terbentuk dalam tubuh kurang efektif mencegah infeksi corona varian Omicron.