OMRON Gaungkan Kampanye Going for Zero, Ajak Masyarakat Aware dengan Stroke

8 Desember 2023 16:14 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi terkena gejala stroke di usia muda. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi terkena gejala stroke di usia muda. Foto: Shutterstock
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada 10-11 orang dari 1.000 penduduk Indonesia yang mengalami stroke setiap tahunnya. Jumlah tersebut meningkat seiring dengan penuaan populasi, penerapan gaya hidup tidak sehat, hingga bertambahnya wilayah tempat tinggal yang tidak layak.
Pakar kesehatan Australia Mohammad Akhtar Hussain bahkan menemukan bahwa sakit jantung dan stroke merupakan penyebab kematian paling banyak di Tanah Air. Dalam studinya yang bertajuk The Burden of Cardiovascular Disease Attributable to Major Modifiable Risk Factors in Indonesia, Hussain mengemukakan faktor-faktor risiko yang bisa memicu terjadinya stroke.
Merokok menjadi faktor paling umum yang menyebabkan stroke pada pria. Sebanyak 64,9 persen kasus stroke dipicu oleh kebiasaan ini.
Sementara itu, tambah Hussain, meningkatnya kolesterol jahat dalam tubuh menjadi pemicu stroke paling banyak pada wanita. Selanjutnya disusul oleh kelebihan berat badan, hipertensi, dan diabetes.
Penelitian yang sama juga menyebutkan bahwa stroke bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda. Beberapa faktor risiko stroke yang telah dilakukan sejak lama bisa jadi pemicu yang membuat pembuluh darah di otak tersumbat, menyempit, bahkan pecah –lalu menyebabkan stroke.
Namun, Kemenkes menyatakan bahwa 90 persen kasus stroke sebenarnya bisa dicegah. Setelah memahami faktor risiko, kita dapat berupaya untuk menghindari kebiasaan yang bisa memicu terjadinya stroke.

Cegah Stroke di Usia Muda, Bagaimana Caranya?

Dalam laporan Global Stroke Fact Sheet yang dirilis WHO pada 2022, stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian terbesar kedua di seluruh dunia. Laporan itu juga menyatakan bahwa risiko stroke seumur hidup telah meningkat hingga 50 persen dalam 17 tahun terakhir.
Ilustrasi terkena gejala stroke di usia muda. Foto: Shutterstock
Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh gaya hidup zaman sekarang. Stress kerja, merokok, minum alkohol, serta terlalu sering mengkonsumsi junk food dapat meningkatkan risiko hipertensi dan obesitas yang menjadi penyebab stroke paling banyak. Apalagi, menurut WHO, seseorang yang obesitas mempunyai 2-4 kali lipat risiko hipertensi lebih tinggi.
Lantas, bagaimana cara untuk mencegah hal ini?
Dilansir laman Center for Disease Control and Prevention, Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat menyarankan stroke dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Meski sederhana, melakukannya tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Oleh sebab itu, mulailah dari kebiasaan kecil. Anda dapat menambah asupan buah dan sayuran segar dalam makanan sehari-hari. Batasi konsumsi makanan cepat saji karena ia mengandung lemak trans dan tinggi garam yang dapat memicu kolesterol serta hipertensi.
Berhenti merokok dan menghindari alkohol juga dapat menurunkan risiko stroke. Selain itu, jangan lupa untuk selalu cek kesehatan rutin. Dalam sebuah studi internal yang dilakukan OMRON Healthcare , salah satu penyedia monitor tekanan darah digital terkemuka di dunia, risiko stroke bisa berkurang hingga 54 persen bila seseorang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur.
Anggota Dewan Pembina Perhimpunan Hipertensi Indonesia, Prof. Dr. dr. Yudha Taruna, Sp.S., pun menyarankan agar masyarakat memiliki alat tensi di rumah. Bila tekanan darah berada di angka 140/90 mmHg atau lebih, kondisi ini patut diwaspadai sebagai gejala awal stroke.

Komitmen OMRON Turunkan Angka Risiko Stroke di Indonesia

OMRON menyadari, risiko stroke bisa menyerang siapa saja dengan gejala awal yang sayang disadari. Karena itulah, OMRON memiliki visi Going for Zero.
Going for Zero merupakan sebuah inisiatif untuk meningkatkan perawatan preventif dalam mencegah penyakit stroke, kardiovaskular, pernapasan, dan nyeri pada tubuh. Dengan berbagai terobosan dan inovasi teknologi, edukasi, serta ajakan untuk menerapkan gaya hidup sehat, OMRON berharap dapat menekan angka kejadian penyakit-penyakit tadi.
Fitur Stroke Risk Calculator dari OMRON. Foto: dok. OMRON
OMRON Healthcare pun memperkenalkan fitur Stroke Risk Calculator yang dapat digunakan melalui website maupun aplikasi OMRON Connect. Lewat fitur ini, seseorang dapat mengindikasi dirinya memiliki risiko stroke atau tidak dalam 5-10 tahun ke depan.
Para pengguna cukup menjawab 21 pertanyaan yang telah teruji secara ilmiah untuk mengetahui risiko stroke tersebut.
Stroke Risk Calculator dikembangkan oleh Auckland University of Technology di Selandia Baru. Pengembangan fitur ini dilakukan bersama dengan lebih dari 300 ahli stroke terkemuka dari 102 negara. Tak hanya bisa mengetahui seberapa besar risiko stroke, para pengguna juga akan diberikan informasi penting terkait cara-cara yang dapat meminimalisir risiko itu.

#TauLebihAwal Risiko Stroke dengan Inovasi OMRON

Selain Stroke Risk Calculator, OMRON juga memiliki serangkaian alat kesehatan untuk membantu masyarakat dalam mengetahui risiko stroke. OMRON Complete, misalnya.
Alat monitoring tekanan darah lengan atas ini didesain dengan teknologi EKG built-in untuk mengukur tekanan darah dan EKG secara bersamaan. Berkat inovasi tersebut, pengguna dapat mengetahui kondisi kesehatan yang valid secara klinis dan tepat.
OMRON Complete, alat untuk mengukur tekanan darah dan EKG. Foto: Habib Allbi Ferdian/kumparan
Mulai dari mengetahui kondisi jantung,termasuk ketidakaturan irama jantung hingga besaran tekanan darah, bisa dilakukan dalam satu alat saja. Nantinya, hasil akan tertera pada OMRON Connect.
Sebagai aplikasi kesehatan, OMRON Connect memberikan gambaran jelas kondisi kesehatan jantung seseorang. Berbagai fitur sengaja dihadirkan untuk memudahkan pengguna melihat riwayat kesehatan jantung. Dengan begitu, para pengguna tahu kapan waktu yang tepat untuk pergi berobat.
Tak hanya itu, OMRON Connect juga memungkinkan para penggunanya melihat data dari Stroke Risk Calculator yang di dalamnya memuat informasi terkait tekanan darah. Dalam aplikasi yang sama, pengguna pun bisa memantau berat badan untuk mencapai tujuan kesehatan yang ditargetkan.
Pada akhirnya, OMRON percaya, #TauLebihAwal dapat mendukung tercapainya visi Going for Zero di Tanah Air. Dengan begitu, angka kejadian penyakit stroke pun dapat ditekan.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio