Ngerinya Bom Atom Oppenheimer: Setara 10.000 TNT Lebih, Bikin Malam Jadi Siang

25 Juli 2023 7:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uji coba bom atom 16 Juli 1945. Foto: Bradbury Science Museum
zoom-in-whitePerbesar
Uji coba bom atom 16 Juli 1945. Foto: Bradbury Science Museum
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Alkisah, Richard Feynman tengah berdiri 32 kilometer dari titik ledakan bom atom, Trinity Test di Alamogordo, AS. Kala itu ia diminta untuk mengenakan kacamata hitam yang telah disiapkan.
ADVERTISEMENT
Feynman bukan tanpa alasan berdiri di sana, ia hendak menyaksikan uji coba ledakan bom atom pertama dalam sejarah umat manusia. Fenyman saat itu cukup ‘ngeyel’ karena memilih tak mengenakan kacamata yang diberikan.
Ia memilih untuk naik ke kabin truk yang menghadap langsung ke pusat ledakan di Alamogordo, New Mexico, AS.
Feynman menjadi saksi bagaimana bom atom menciptakan kilatan cahaya yang sangat besar. Saking besarnya ia saat itu sampai menunduk karena kesilauan.
Saat ia melihat ke atas lagi, ia melihat cahaya yang tadinya putih, berubah kuning dan kemudian menjadi jingga. Panasnya ledakan dapat dirasakan sampai 32 kilometer jauhnya.
"Sebuah bola jingga yang besar, bagian tengahnya yang sangat terang, menjadi bola jingga yang mulai naik dan mengepul sedikit dan menjadi sedikit hitam di sekeliling tepinya, dan kemudian Anda melihat itu adalah bola asap besar dengan kilatan di bagian dalam api yang padam, panas,” katanya dilansir Live Science.
ADVERTISEMENT
Satu setengah menit penuh setelah ledakan, Feynman sontak mendengar ledakan dahsyat. Ledakan itu diikuti oleh gemuruh dan guntur. Frank mengaku khawatir akan debu radioaktif yang keluar dari ledakan.
Richard Feynman merupakan seorang fisikawan yang bergabung dalam misi uji coba ini. Ia masuk dalam divisi Hans Bethe, mengembangkan Bethe-Feynman formula untuk mengkalkulasi seberapa besar ledakan bom fisi ini.
Di lokasi ia berdiri juga ada Frank Oppenheimer, saudara Robert Oppenheimer yang turut menyaksikan uji coba ini. Frank terbaring telungkup di luar bunker yang berjarak 9,1 kilometer sebelah selatan titik ledakan. Selain keduanya, ada juga juga Joe Hirschfelder.
Joe merupakan ahli kimia yang juga ditugaskan untuk mengukur dampak radioakti dari ledakan.
"Tiba-tiba, malam berubah menjadi siang, dan itu sangat terang, dingin berubah menjadi hangat, bola api secara bertahap berubah dari putih menjadi kuning menjadi merah saat ukurannya membesar dan naik ke langit.” kata Joe.
ADVERTISEMENT
“Setelah sekitar lima detik, gelapnya malam muncul lagi, namun langit dan udara dipenuhi dengan cahaya ungu, seolah-olah kami dikelilingi oleh aurora borealis. . . . Kami berdiri di sana saat gelombang ledakan (menghantam) tanah gurun dan segera melewati kami.”
Trinity Test merupakan uji coba bom atom AS yang dilakukan AS pada 16 Juli 1945. Uji coba ini diilakukan di Alamagordo Bombing Range, sebuah wilayah terpencil di New Mexico, Amerika Serikat.
Bom yang diuji coba ini mennghempaskan energi ledakan 18,6 kiloton atau lebiih dari 10.000 ton TNT. Kekuatan ledakan ini empat kali lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.