Mutasi Gen Langka Bikin Wanita Ini Idap 12 Kanker

9 November 2022 13:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi DNA. Foto: Billion Photos/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi DNA. Foto: Billion Photos/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang wanita di Spanyol yang baru berusia 36 tahun divonis 12 kanker berbeda sepanjang hidupnya. Baru kemudian diketahui bahwa ia memiliki sepasang mutasi gen langka di kromosomnya.
ADVERTISEMENT
Seumur hidupnya, wanita yang tidak disebutkan namanya telah menderita 12 jenis kanker berbeda, dengan lima di antaranya ganas.
Pada umur 2 tahun ia telah terkena kanker. Umur 15 tahun, ia didiagnosis kanker serviks. Umur 20 tahun, tumor di kelenjar air liurnya diangkat. Umur 21 tahun, tumor sarkoma ia diangkat. Dan ada beberapa kanker lain hingga umur 30-an tahun.
Atas persetujuan keluarga, peneliti internasional mencoba menggali lebih dalam. Tim peneliti yang dipimpin Spanish National Cancer Research Center mengambil sampel darah dan mengurutkan DNA si perempuan, menemukan ada mutasi genetik di dalam ribuan sel.
Peneliti menemukan mutasi langka yang menyebabkannya rentan terhadap kanker. Ia punya mutasi di dua kopi gen MAD1L1, yang mana belum pernah terdengar sebelumnya.
ADVERTISEMENT

Mutasi yang mempengaruhi pembelahan sel

Tubuh kita senantiasa menghasilkan sel baru setiap saat. Sel memperbanyak diri dengan membelah diri. Ketika satu sel membelah menjadi dua, pertama-tama ia menggandakan semua DNA-nya dan kemudian mengemas materi genetik ke dalam struktur kompak yang disebut kromosom.
Kromosom kemudian berbaris rapi di sepanjang garis tengah sel dan ditarik menjadi dua; dengan cara itu, ketika sel induk terbelah menjadi dua, setengah dari DNA berakhir di setiap sel anak. Protein MAD1 membantu memastikan bahwa kromosom berbaris dengan benar selama proses ini, sehingga semua sel berakhir dengan 23 pasang kromosom biasa, menurut UniProt (buka di tab baru), database urutan protein dan informasi fungsional.
Pada wanita ini, mutasi MAD1L1 menyebabkan kegagalan fungsi pembelahan sel, yang menciptakan sel dengan jumlah kromosom yang berbeda-beda. Ini ditemukan pada darah, di mana sel darahnya 30 hingga 40 persen membawa jumlah kromosom tak biasa.
Ilustrasi pembelahan sel. Foto: CLIPAREA l Custom media/Shutterstock
Mutasi ini juga ditemukan di anggota keluarga wanita, tapi hanya membawa satu. Ini adalah pertama kalinya kedua salinan gen ditemukan membawa perubahan khusus ini.
ADVERTISEMENT
Studi sebelumnya mengungkap mutasi gen MAD1L1 ganda (atau homozigot) mematikan embrio tikus. Kasus ini, di mana MAD1L1 mematikan bagi manusia, adalah kasus pertama.
Sel manusia umumnya membawa 23 pasang kromosom di dalam nukelus sel di tubuh—kecuali sel sperma den sel telur.

Jumlah kromosom yang berbeda

Kondisi jumlah kromosom berbeda ini disebut 'mosaic variegated aneuploidy' (MVA). Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa mutasi genetik yang berbeda, termasuk yang terlihat pada wanita dengan 12 kanker.
Orang yang lahir dengan MVA sering mengalami keterlambatan perkembangan, mikrosefali (di mana kepala anak lebih kecil dari biasanya), cacat intelektual, dan cacat bawaan lainnya. Mereka sering rentan terhadap kanker.
Ilustrasi kromosom. Foto: ustas7777777/Shutterstock
Namun pada kasus wanita ini, ia tidak ada cacat atau keterbelakangan mental. Semua normal kecuali 12 kanker yang ia derita.
ADVERTISEMENT
"Sangat sulit untuk memahami bagaimana wanita ini dapat bertahan hidup dengan mutasi ini," co-penulis senior Marcos Malumbres (buka di tab baru), kepala Divisi Sel dan Kelompok Kanker di Pusat Penelitian Kanker Nasional Spanyol (CNIO) di Madrid.
"Pasti ada hal lain yang membantunya lolos [kematian]," kata Malumbres, seperti dikutip Live Science.
Sementara peran aneuploidi tidak dipahami dengan baik pada kanker, diketahui bahwa sekitar 90 persen tumor memiliki sel kanker dengan kromosom ekstra atau hilang.
Dan kita tahu bahwa aneuploidi tingkat tinggi dikaitkan dengan kanker yang lebih parah.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa orang dengan aneuploidi, seperti wanita dalam studi kasus ini, memiliki "respons imun yang ditingkatkan" yang "dapat memberikan peluang baru untuk manajemen klinis pasien ini", kata para peneliti.
ADVERTISEMENT