Misteri Cincin Biru Luar Angkasa Terungkap, 16 Tahun Bikin Ilmuwan Bingung

20 November 2020 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cincin biru nebula yang diamati GALEX pada 2014. Foto: NASA/JPL-CALTECH; M. SEIBERT/CARNEGIE INSTITUTION FOR SCIENCE; K. TIM HOADLEY/CALTECH/GALEX
zoom-in-whitePerbesar
Cincin biru nebula yang diamati GALEX pada 2014. Foto: NASA/JPL-CALTECH; M. SEIBERT/CARNEGIE INSTITUTION FOR SCIENCE; K. TIM HOADLEY/CALTECH/GALEX
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak fenomena alam luar angkasa yang sulit dijelaskan oleh para ilmuwan astronomi. Salah satunya adalah Cincin Biru Nebula misterius bernama TYC 2597-735-1.
ADVERTISEMENT
Cincin biru tersebut terletak 6.300 tahun cahaya dari tata surya kita. Ia tampak sebagai bintang biasa bagi mata manusia. Namun, di bawah sinar ultraviolet (UV), bintang ini terlihat dikelilingi oleh Cincin Biru Nebula.
TYC 2597-735-1 sendiri ditemukan oleh teleskop Galaxy Evolution Explorer (GALEX) milik NASA sejak 2004 lalu. Selama 16 tahun ilmuwan bertanya-tanya apa sebenarnya objek cincin biru itu dan bagaimana fenomena ini terbentuk.
Meski demikian, misteri tersebut tampaknya telah terpecahkan lewat studi terbaru di jurnal Nature yang dipublikasi pada Rabu (18/11).
"Setiap kali kami mengira telah mengetahui hal ini, sesuatu akan memberi tahu kami, 'Tidak, itu tidak benar,'" kata Mark Seibert, seorang astrofisikawan di Carnegie Institution for Science, anggota tim GALEX, dan rekan penulis di penelitian baru, dalam sebuah pernyataan resmi.
ADVERTISEMENT
"Itu hal yang menakutkan sebagai seorang ilmuwan. Tapi saya juga suka betapa uniknya objek ini, dan upaya yang dilakukan begitu banyak orang untuk mengetahuinya."
Melalui pengamatan teleskop di observatorium W. M. Keck di Hawaii dan observatorium McDonald di Texas, para peneliti menemukan bahwa cincin biru tersebut sebenarnya adalah awan hidrogen molekuler bercahaya.
Bentuk cincin biru nebula TYC 2597-735-1 sebenarnya kerucut. Foto Hoadley, et al/Nature
Cincin biru itu juga ternyata tak berbentuk 'cincin'. Lingkaran cincin biru TYC 2597-735-1 yang selama ini manusia lihat dari bumi sebenarnya berbentuk dua buah kerucut yang masing-masing memanjang dari pusat bintang.
Salah satu cincin biru itu ternyata sedang menuju Bumi dengan kecepatan 400 km per detik. Kecepatan yang sama juga dimiliki cincin yang satunya lagi, yang bergerak ke arah berlainan.
ADVERTISEMENT
"Basis awan berbentuk kerucut tampak tumpang tindih jika dilihat dari Bumi, menciptakan bentuk cincin di sekitar bintang," jelas Christopher Martin, fisikawan di Institut Teknologi California (Caltech) dan mantan penyelidik utama GALEX, dalam konferensi pers secara digital pada Selasa (17/11), dikutip Live Science.
Para ilmuwan menduga, Cincin Biru Nebula itu terbentuk setelah sang bintang bertabrakan dan memakan bintang lain seukuran matahari beberapa ribu tahun yang lalu. Penemuan baru ini, dengan demikian, menangkap fase evolusi yang belum pernah terlihat sebelumnya dari tabrakan bintang.
"Penggabungan dua bintang cukup umum, tetapi mereka dengan cepat menjadi tertutup oleh banyak debu saat ledakan mereka mengembang dan mendingin di angkasa, yang berarti kita tidak dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi," kata Keri Hoadley, penulis utama dari penelitian itu sekaligus fisikawan di Caltech, dalam pernyataan resminya.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan menyebut, tabrakan bintang pada gilirannya menghasilkan puing-puing awan panas ke luar angkasa. Saat puing-puing terbang, ia menciptakan gelombang kejut yang memanaskan molekul hidrogen di puing awan tersebut. Proses pemanasan molekul hidrogen itulah yang menghasilkan emisi ultraviolet, yang pertama kali diamati para ilmuwan pada tahun 2004.
Para ilmuwan sendiri boleh jadi beruntung untuk menemukan proses pasca-tabrakan bintang. Sebab, waktu pengamatan sangat penting untuk memahami fenomena tersebut.
Ilustrasi tabrakan bintang. Foto: L. Calçada/ESO
Dalam hal ini, entah bagaimana para peneliti astronomi mengamati Cincin Biru Nebula di saat yang tepat sebelum ia menghilang.
"Ini seperti melihat bayi saat pertama kali berjalan," kata Don Neill, astrofisikawan di Caltech dan anggota tim GALEX. "Jika Anda berkedip, Anda mungkin melewatkannya."
ADVERTISEMENT
Menurut Hoadley sendiri, timnya menduga kalau fenomena Cincin Biru Nebula TYC 2597-735-1 merupakan tahap akhir dari tabrakan bintang pusatnya. Seiring waktu, awan hidrogen molekul di cincin itu akan lenyap dan seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa di sana.
"Kami pikir objek ini mewakili tahap akhir dari peristiwa sementara ini, ketika debu akhirnya hilang dan kami dapat melihat (bintang) dengan baik," kata Hoadley.
"Tapi kami juga menangkap prosesnya sebelum terlalu lama; seiring waktu, nebula akan larut ke dalam medium antarbintang, dan kami tidak akan bisa mengatakan apa pun pernah terjadi."