Mengenal Hum dan Misteri Suara Dengungan yang Belum Terpecahkan

16 Desember 2018 9:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cuaca langit berawan. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cuaca langit berawan. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bumi menghasilkan bunyi-bunyi yang misterius. Itu adalah fakta. Seperti suara petir yang berasal dari langit. Aktivitas seismik dari permukaan Bumi. Dan suara-suara misterius lain dari laut.
ADVERTISEMENT
Ada salah satu fenomena paling misterius yang disebut dengan Hum. Menurut laporan Live Science, Hum sudah pernah dilaporkan terjadi sejak awal 1990-an di sebuah kota bernama Taos di New Mexico, Amerika Serikat.
Kota Taos memiliki sebuah komunitas seni yang kecil dan sederhana, dan yang paling menarik dari kota ini adalah misteri yang belum terungkap hingga kini, yakni suara semacam dengungan, desiran, atau getaran berfrukensi rendah yang konstan yang didengar oleh sebagian penduduk di sana. Fenomena terdengarnya suara misterius itu kemudian disebut Hum Taos.
Sejauh ini belum diketahui dari mana suara itu berasal. Namun Joe Mullins, seorang profesor emeritus teknik di University of New Mexico, pernah melakukan penelitian terhadap Hum di Taos. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap penduduk di sana, sekitar 2 persen dari populasi mengaku pernah mendengar dan mendeteksi Hum Taos.
Alam bisa jadi inspirasi saat memberi nama anak kembar (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Alam bisa jadi inspirasi saat memberi nama anak kembar (Foto: Pixabay)
Mullins kemudian memasang peralatan pendeteksi suara sensitif di rumah beberapa "pendengar hum" untuk mengukur suara dan getaran. Setelah pengujian dilakukan, alat pendeteksi tidak mendeteksi suara yang telah diceritakan penduduk.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak ada satu pun Hum Taos yang dapat diidentifikasi. Tetapi, ada beberapa hal penting yang dilaporkan warga: beberapa menggambarkan suara itu seperti desir, dengungan, atau getaran.
Kebingungan kemudian muncul karena tidak semua orang mendengar hal itu. Muncul spekulasi bahwa mereka mungkin telah melaporkan pengalaman subjektif ketimbang suara yang objektif.
(Katanya) terjadi di berbagai kota
Suara misterius di Bumi ini bukan hal yang baru. Taos juga bukan satu-satunya tempat terdengarnya suara aneh tak dikenal itu.
Laporan tentang suara hum pernah terdengar di Bristol (Inggris), Auckland (Selandia Baru), Brondi (Australia), hingga di Windsor, Ontario, Kanada.
Suara misterius ini ada yang digambarkan dengan nada tinggi hingga gemuruh yang samar. Spekulasi muncul dengung ini diduga disebabkan oleh aktivitas seismik, lava bawah tanah, atau peralatan industri dari pabrik di sekitarnya.
Langit biru cerah. (Foto: Ant Rozetsky/Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Langit biru cerah. (Foto: Ant Rozetsky/Unsplash)
Di Windsor, sejumlah orang menggambarkan suara itu seperti "Whump, whump, whump." Yang lain membandingkannya dengan gemuruh bass.
ADVERTISEMENT
"Ada gemuruh yang terjadi, dan itu cukup untuk mengguncang tempat tidur berukuran besar dan menggetarkan jendela dan menggetarkan bagian lain dari rumah," kata penduduk Windsor, Gary Grosse, kepada media lokal National Post. "Dan itu sudah cukup untuk membangunkanmu, dan itu cukup untuk membuatmu gila."
Hum di Windsor pertama kali dilaporkan pada tahun 2011. Pemerintah Kanada kemudian menanggapi keluhan itu dengan serius. Para peneliti dari University of Windsor dan Western University di Ontario, diberi hibah sebesar 60.000 dolar AS (sekitar Rp 875 juta) untuk menganalisis suara misterius itu dan mencari penyebabnya, menurut laporan The Globe and Mail.
Suara misterius di Indonesia
Pada tahun 2012, Live Science melaporkan, penduduk di Kalimantan mengaku mendengar suara menderu atau mendengkur yang aneh selama berjam-jam. Ini terjadi dua hari berturut-turut. Penduduk lokal bingung dengan ini. Setelah dilakukan investigasi, ternyata suara itu berasal dari sebuah pabrik terdekat dari lokasi yang sedang menguji alat ketel uap baru.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, sebuah publikasi video durasi 17 detik di Facebook, mengklaim bahwa ada suara dengung yang terdengar di Pekalongan, Jawa Tengah, pada dini hari sekitar jam 01.10 WIB. Namun, keabsahan laporan ini masih diragukan sejumlah pihak.
Tim kumparan menanyakan hal ini kepada Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin. Dia belum bisa memastikan akurasi konten video tersebut dan tak bisa mengaitkannya dengan fenomena alam apa pun. Sementara Agie Wandala Putra, Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), enggan menjawab soal suara misterius di Pekalongan itu.
Beberapa video suara misterius dari langit, yang tidak jelas asal-usulnya, memang kadang dinyatakan sebagai berita palsu atau hoax. Misalnya, video suara-suara aneh yang dipublikasi ke YouTube pada Januari 2012 oleh mahasiswa Kanada di dekat Edmonton, Alberta. Video ini sempat viral dan ditonton 2 juta kali, tetapi akhirnya si mahasiswa mengakui itu adalah lelucon.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah wawancara dengan koran lokal Kanada, dia mengaku tujuannya bikin video itu "untuk menunjukkan kepada teman-teman dan keluarga betapa mudahnya... dan bagaimana mereka seharusnya tidak percaya dengan semua yang mereka lihat secara online."
Catatan Redaksi: Sebelumnya tulisan ini berjudul "Kanada Habiskan Rp 800 Juta untuk Pecahkan Misteri Suara Langit Hum", tapi atas berbagai pertimbangan dan pendalaman lebih lanjut kami ganti menjadi "Kanada Habiskan Rp 800 Juta untuk Pecahkan Misteri Suara Hum". Sebab, Hum sebenarnya tidaklah disebut sebagai suara langit ataupun suara dari langit. Selain itu suara misterius di Pekalongan juga bukanlah Hum. Keterangan ini kami dapatkan berdasarkan wawancara dengan Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin dan hasil studi mengenai Hum di yang telah dipublikasikan di jurnal ilmiah.
ADVERTISEMENT
Hum sendiri adalah suara yang didengar oleh hanya segelintir orang, yakni 2 sampai 10 persen populasi. Penjelasan yang paling mungkin, menurut riset tersebut, adalah bahwa beberapa orang memiliki kemampuan untuk menafsirkan transmisi radio pada panjang gelombang tertentu sebagai suara yang disebut Hum itu. Kami memohon maaf atas ketidakakuratan sebelumnya.