Mengenal Gejala dan Penyebab Penyakit Autoimun yang Diidap Ashanty

21 November 2019 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ashanty. Foto: Instagram @ashanty_ash
zoom-in-whitePerbesar
Ashanty. Foto: Instagram @ashanty_ash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Istri musisi Anang Hermansyah yang juga pasangan duetnya, Ashanty, pada Senin (18/11) dilarikan ke rumah sakit setelah muncul bentol-bentol di sekujur tubuhnya. Seperti terserang alergi, kulit ibu dari dua anak itu pun mendadak memerah. Diduga, penyebabnya karena penyakit autoimun yang diderita pelantun “Jodohku” itu.
ADVERTISEMENT
Pada Oktober lalu, Ashanty divonis dokter mengidap penyakit autoimun. Kondisi medis yang dialami perempuan 35 tahun itu tergolong sebagai penyakit kulit langka yang bisa beragam jenisnya.
IG Story @ashanty_ash: Kondisi kulit Ashanty yang memerah dan bentol-bentol akibat sakit Autoimun. Foto: Instagram/@ashanty_ash
Autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh gagal mengenali jaringan tubuh yang normal. Ia justru menyerang jaringan tubuh yang normal dengan cara menghancurkannya seolah-seolah benda asing yang bersarang di dalam tubuh.
Dalam sebuah laporan di Seatlleca.org, dijelaskan bahwa penyebab penyakit ini belum sepenuhnya dipahami. Namun di beberapa kasus, penyakit autoimun diduga disebabkan oleh paparan mikroorganisme.
Penyakit ini sangat rentan dialami oleh seseorang dengan kecenderungan gen disorder (gangguan) tertentu. Akibatnya, bisa mempengaruhi sejumlah organ dan beberapa jaringan dalam tubuh.
Jenis autoimun bisa beragam. Gejala yang kerap dialami penderitanya adalah munculnya ruam. Jika disepelekan, penyakit ini bisa mengancam nyawa karena mampu menyerang sistem organ utama manusia.
ADVERTISEMENT
Meskipun ada banyak jenisnya, pada masing-masing penyakit autoimun ini selalu berkaitan dengan kerusakan sistem kekebalan tubuh. Gejala masing-masing penyakit bisa bervariasi bergantung pada jaringan tubuh mana yang diserang. Namun secara umum, gejala yang kerap muncul antara lain kelelahan, pusing, tubuh merasa lemas dan demam ringan.
Gangguan autoimun dibedakan menjadi dua tipe, yakni yang menyerang organ secara spesifik dan non-organ spesifik. Organ dan jaringan tubuh yang kerap diserang akibat penyakit autoimun ini di antaranya adalah kelenjar endokrin, seperti tiroid, pankreas dan kelenjar adrenal, komponen darah seperti sel darah merah dan jaringan ikat, kulit, otot serta sendi.
Ashanty. Foto: Alexander Vito/kumparan
Dalam kasus yang spesifik, proses autoimun menyerang satu organ tertentu. Namun di saat yang bersamaan, si pasien berpotensi mengalami beberapa penyakit yang menyerang organ tubuh lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, dalam kasus autoimun non-spesifik, aktivitasnya tersebar ke seluruh tubuh. Jenisnya bisa seperti Rheumatoid yang menyerang sendi, Systemic Lupus Erythematosus, dan Dermatomyositis yang menyerang jaringan ikat.
Menurut American Autoimmune Related Diseases Association, ada sekitar 75 persen kasus penyakit autoimun yang menimpa kaum perempuan, terutama mereka yang sudah memiliki anak.