Mengenal Gangguan Fungsi Penglihatan, Penyakit yang Diderita Kurnia Meiga

22 Mei 2023 17:34 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kurnia Meiga (tengah) saat membela Timnas Indonesia dalam final sepak bola putra SEA Games ke-27 kontra Thailand di Stadion Zeyar Thiri, Naypyidaw, Myanmar, pada 21 Desember 2013. Foto: Soe Than WIN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kurnia Meiga (tengah) saat membela Timnas Indonesia dalam final sepak bola putra SEA Games ke-27 kontra Thailand di Stadion Zeyar Thiri, Naypyidaw, Myanmar, pada 21 Desember 2013. Foto: Soe Than WIN / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan kiper Tim Nasional Indonesia, Kurnia Meiga, dikabarkan tengah kesulitan akibat penyakit mata yang dideritanya sejak 2017 lalu. Demi biaya berobat, dia rela menjual medali dan sederet penghargaan yang pernah diraih semasa bermain sepak bola.
ADVERTISEMENT
"Kalau tidak salah, pada 2017, dia [Meiga] bercerita begitu bangun tidur mengaku penglihatannya tiba-tiba kabur. Dari situ kan secara psikis pasti pengaruh," ujar Arief Rosyid, Dewan Pengawas Presidium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia, ketika dihubungi kumparan, Senin (22/5).
Kondisi penglihatannya yang buruk itu akhirnya membuat Meiga menepi dari dunia sepak bola. Dia pun terpaksa melepas sarung tangannya pada 2017. Arema FC merupakan klub terakhir yang dibelanya.
Lantas, apa penyakit yang diderita Kurnia Meiga?
Belum ada kejelasan apa yang menyebabkan mata Meiga terganggu. Kendati begitu, ada beberapa faktor yang bisa jadi penyebabnya.
Gangguan fungsi penglihatan sendiri bisa menyerang semua usia, mulai dari balita, remaja, dewasa, hingga lansia. Ketika seseorang mengalaminya, ini bisa mengganggu aktivitas dan membahayakan si penderita. Akibatnya, kualitas hidup bisa berkurang dan membuat depresi atau psikis terganggu.
ADVERTISEMENT
Dikutip Cleveland Clinic, ada banyak faktor yang menyebabkan fungsi penglihatan seseorang terganggu. Beberapa di antaranya adalah kelainan refraksi, katarak, infeksi mata, glaukoma, degenerasi makula terkait usia, retinopati diabetik, dan kelainan mata lainnya.
Kurnia Meiga saat dicek kesehatannya oleh tim dokter pada 21 Mei 2023. Foto: Instagram/@erickthohir

Refraksi mata

Refraksi mata terjadi ketika cahaya yang masuk dalam kornea dan lensa mata tidak bisa difokuskan dengan jelas. Refraksi adalah masalah mata yang paling umum dialami oleh banyak orang, meliputi rabun jauh (miopi), rabun dekat (hiperopia), rabun dekat usia lanjut (presbiopi), dan silindris (astigmatism).

Katarak

Katarak adalah gangguan penglihatan akibat lensa yang menjadi keruh. Kelainan ini bisa terjadi di satu atau kedua sisi mata. Jika dibiarkan katarak dapat menyebabkan kebutaan. Keluhan paling umum penderita katarak adalah penglihatan berkabut dan silau ketika melihat cahaya. Katarak bisa dihilangkan dengan cara operasi.
ADVERTISEMENT

Degenerasi Makula

Degenerasi makula atau Aged Related Macular Degeneration (AMD) biasanya terjadi pada lansia. Gejala awalnya yaitu pandangan buram yang dimulai dari bagian tengah penglihatan. AMD dibagi menjadi dua tipe, kering dan basah.
AMD kering terjadi secara bertahap karena kematian sel-sel retina. Sementara AMD basah terjadi akibat pertumbuhan pembuluh darah yang abnormal ke dalam makula, sehingga terjadi pendarahan atau penumpukan cairan di bagian makula dan menyebabkan gangguan penglihatan.
AMD disebabkan oleh beberapa faktor, seperti genetik, merokok, atau usia lanjut. Pasien dengan risiko AMD harus waspada dan rutin memeriksakan diri ke dokter sebelum terjadi komplikasi hingga menyebabkan kebutaan.

Retinopati Diabetik

Gangguan fungsi penglihatan ini biasanya dialami oleh penderita diabetes. Ya, penyakit diabetes bisa memicu terjadinya retinopati atau kerusakan pada lapisan retina. Gejalanya berupa: penglihatan kabur, floaters (bercak hitam pada penglihatan), nyeri pada mata, mata merah, dan penglihatan berbayang.
Ilustrasi Mata Merah. Foto: Shutterstock

Glaukoma

Penyakit mata ini terjadi akibat dari penyumbatan aliran cairan bola mata. Kondisi ini menyebabkan cairan tersebut menumpuk dan meningkatkan tekanan pada bola mata. Glaukoma juga memiliki beberapa tipe, di antaranya glaukoma primer sudut tertutup, glaukoma primer sudut terbuka, glaukoma sekunder, dan kongenital (bawaan sejak lahir).
ADVERTISEMENT
Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi dibandingkan sudut tertutup, terutama bagi mereka dengan usia di atas 49 tahun. Tekanan yang tinggi pada mata dapat menyebabkan kerusakan saraf mata sehingga penglihatan terganggu.
Sementara glaukoma sudut terbuka penderitanya akan melihat seperti dalam lorong sehingga sisi kanan kiri tidak jelas. Jika dibiarkan, penglihatan dapat hilang sepenuhnya.

Cara mencegah penyakit mata atau gangguan fungsi penglihatan

Belum diketahui penyakit mata jenis apa yang dialami Meiga. Saat ini, mata Meiga sedang dalam proses pemeriksaan oleh dokter Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
Penyakit mata sendiri sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan pemeriksaan rutin dan langkah-langkah berikut sebagaimana dikutip Hermina Hospitals:
ADVERTISEMENT
Jika kamu mengalami gejala atau tanda-tanda yang tidak beres pada mata, segera pergi ke rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.