Latihan Gym Terlalu Keras Ternyata Berbahaya bagi Tubuh

5 Juni 2018 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cross trainers (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cross trainers (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berolahraga di gym merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan banyak orang saat ini. Memang banyak manfaat yang bisa didapatkan saat berolahraga di gym, tapi perlu diperhatikan pula jangan sampai berlebihan karena dapat membahayakan tubuh.
ADVERTISEMENT
Seperti kemalangan yang menimpa remaja asal Amerika Serikat ini. Dilansir Science Alert, Jared Shamburger, remaja berusia 17 tahun asal Texas, mengalami suatu kondisi tubuh berbahaya yang disebut Rhabdomyolysis.
Rhabdomyolysis sendiri adalah sebutan bagi kondisi yang terjadi ketika otot mengalami kerusakan. Kerusakan ini membuat masuknya mioglobin dari otot ke darah dan dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak diobati.
Selain gagal ginjal, rhabdomyolysis juga dapat menyebabkan gangguan ritme jantung serta kondisi berbahaya lain bagi tubuh, seperti penurunan tingkat kalsium tubuh.
Ilustasi angkat beban. (Foto: skeeze via pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi angkat beban. (Foto: skeeze via pixabay)
Ternyata yang menyebabkan Shamburger mengalami kondisi berbahaya ini adalah berolahraga ekstrem di gym barunya. Ia melakukan sesi angkat beban selama 90 menit, padahal Shamburger sendiri masihlah seorang pemula.
Shamburger mengaku ia terdorong memaksakan dirinya karena ingin segera menyusul ayah dan juga saudaranya, yang keduanya telah berlatih angkat beban selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
"Saya harus cepat mengejar mereka dan juga menjadi sebesar mereka," ujar Shamburger. "Saya harus mengejar mereka dengan latihan angkat beban."
Nge-gym (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Nge-gym (Foto: Istimewa)
Malangnya, hal itulah yang menyebabkan dirinya mengalami rhabdomyolysis. Setelah sesi latihan tersebut, otot-otot Shamburger mengalami rasa sakit.
Memang hal tersebut biasa terjadi saat seseorang jarang melakukan olahraga atau baru memulainya, namun rasa sakit di otot Shamburger sama sekali tidak menghilang.
"Semuanya sakit. Sakit untuk dipegang dan juga ada pembengkakkan," papar Shamburger.
Yang pertama menyadari kondisi serius ini adalah ibu dari Shamburger, Judy. Ia mencari tahu mengenai kondisi anaknya di internet dan kemudian menghubungi dokter, yang kemudian memberikan penjelasan mengenai rhabdomyolysis.
Rhabdomyolysis adalah suatu tipe kerusakan otot yang terjadi ketika seseorang mengalami cedera karena terhimpit, tapi dilaporkan kondisi ini juga dapat terjadi akibat olahraga berat, atau efek samping dari obat-obatan.
ADVERTISEMENT
Gejala yang dialami seseorang saat terkena kondisi ini di antaranya adalah sakit otot, muntah-muntah, linglung, detak jantung tak teratur, dan juga urine berwarna seperti teh.
Pengobatan yang diberikan untuk penyakit ini biasanya dengan pemberian cairan infus dalam jumlah tinggi dan juga beristirahat. Namun pada kasus ekstrem, pasien bisa diminta untuk melakukan cuci darah.
Shamburger sendiri harus istirahat di rumah sakit selama lima hari, dan diperkirakan akan kembali pulih seperti sedia kala secepatnya.
Kisah Shamburger bisa menjadi peringatan bagi mereka yang sering olahraga berlebihan di gym. Diimbau untuk tidak memaksakan diri dan melakukan latihan sesuai kemampuan tubuh saja.