news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Penemuan Harta Karun Troy Legendaris: Jadi Rebutan Turki, Jerman, Rusia

1 Desember 2020 8:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cangkir terbuat dari emas, Harta Karun Priam. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Cangkir terbuat dari emas, Harta Karun Priam. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sebuah tulisan milik Homer berjudul Iliad sering dianggap sebagai karya sastra terbesar dalam dunia sastra Barat. Karya ini menceritakan tentang Perang Troya yang selama berabad-abad dianggap sebagai mitologi Yunani oleh para cendekiawan.
ADVERTISEMENT
Namun, pada abad ke-19, seseorang mulai mencari bukti nyata keberadaan kota Troya yang termuat dalam cerita legendaris itu. Ia adalah arkeolog Jerman bernama Heinrich Schliemann. Pencarian Schliemann membuahkan hasil, di mana ia menemukan Hisarlik atau sebuah situs peninggalan kerajaan Troya yang kini disebut situs kuno Troy.
Penggalian dimulai pada tahun 1817 setelah berhasil menemukan situs Troy II sebagai ‘Troy of the Iliad’. Ia kemudian memiliki target berikutnya untuk menemukan situs bernama ‘Treasure of Priam’ atau Harta Karun Priam yang menurut Schliemann milik raja Troya, Priam.
Item dari harta Troy II ("Priam's Treasure") ditemukan oleh Heinrich Schliemann. Foto: Wikimedia Commons
Karena Priam adalah penguasa Troy, Schliemann berpikir sang raja mungkin menyembunyikan hartanya di suatu tempat di Hisarlik untuk mencegah penjarahan jika Yunani jatuh ke tangan orang lain. Benar saja, Schliemann menemukan harta berharga yang ia cari pada 31 Mei 1873.
ADVERTISEMENT
Ia menemukan Harta Karun Priam secara tidak sengaja ketika melihat emas di permukaan parit di sisi barat daya situs Hisarlik. Menurut Schliemann, benda-benda itu dikemas dengan rapi dan ditempatkan di peti kayu yang sudah membusuk.
Setelah berhasil memindahkan harta karun dari tanah, ia simpan harta-harta itu di rumahnya. Selain emas dan perak, Harta Karun Priam juga berisi senjata, kuali tembaga, panci perunggu, dan katel perunggu. Usut punya usut, otoritas Ottoman (sekarang Turki) menginginkan Harta Karun Priam jatuh pada genggamannya. Namun Schielmann punya rencana lain. Ia justru ingin membawa harta bernilai miliaran itu keluar dari wilayah Ottoman.
Potret Sophia Schliemann mengenakan beberapa Priam Treasures. Foto: Wikimedia Commons
Setelah menemukan Harta Karun Priam, Schliemann mencari museum untuk memajangnya. Sementara artefak bernilai tinggi ia simpan di rumahnya di bawah bayang-bayang kecemasan akan maling. Pada 1887, Harta Karun Priam pertama kali dipamerkan di depan umum di South Kensington Museum atau sekarang dikenal sebagai Victoria and Albert Museum di London, Inggris.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun dipamerkan di London, Harta Karun Priam dipindahkan ke Berlin, Jerman, pada tahun 1881. Antara tahun 1882 dan 1885, artefak dipajang di Kunstgewerbe Museum, dan kemudian dipindah lagi ke Ethnological Museum yang baru dibangun kala itu.
Salah satu emas dari Harta Karun Priam yang ditemukan. Foto: Wikimedia Commons
Setelah kekalahan Nazi dan berakhirnya Perang Dunia II pada 1945, artefak dinyatakan menghilang secara misterius. Pasukan Soviet yang menduduki Berlin diduga bertanggung jawab atas hilangnya Harta Karun Priam. Beberapa benda dari Priam, karya seni, dan artefak berharga ditemukan di Moskow pada 1993.
Soviet, sekarang Rusia, sempat membantah bahwa mereka menyimpan Harta Karun Priam, hingga akhirnya mengakuinya pada 1993. Mereka menganggap harta sebagai barang rampasan untuk kompensasi kerugian mereka selama Perang Dunia II. Sementara Jerman melihatnya sebagai barang jarahan dan menuntut untuk dikembalikan.
ADVERTISEMENT
Hari ini, harta karun Troy legendaris itu masih berada di Rusia. Sebagian besar dipajang di Pushkin Museum, Moskow.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: