Kenapa Rasa Lapar Bisa Bikin Orang Merasa Mual?

29 Oktober 2019 9:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mual. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mual. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Entah karena terlambat pergi ke kantor atau tidak nafsu makan setelah bangun tidur, banyak orang memilih meninggalkan sarapan. Urusan kerjaan membuatmu semakin lupa makan, hingga akhirnya tiba waktu makan siang.
ADVERTISEMENT
Saat itu barulah tersadar bahwa sudah hampir 15 jam kamu tidak mendapat asupan. Biasanya, orang akan merasa sangat lapar. Tapi, ada juga yang merasa mual sampai kehilangan nafsu makan. Yang jadi pertanyaan, bagaimana itu bisa terjadi?
Christine Lee, seorang gastroenterolog di Cleveland Clinic, mengungkap salah satu alasan kenapa hal ini bisa terjadi. Menurutnya, ini karena perut manusia menghasilkan asam klorida sebagai bagian dari proses panjang mencerna makanan untuk dijadikan energi, dan membuang ampasnya. Jika kamu tidak makan dalam waktu yang lama, maka asam klorida itu dapat menumpuk di perut.
“Ketika asam klorida tercampur aduk di esofagus, dia bisa menyebabkan asam lambung , heartburn, dan mual,” ujar lee kepada Live Science.
Ilustrasi mual. Foto: Shutterstock
Salah satu faktor lain kenapa kamu merasa mual ketika lapar, ada hubungannya dengan jaringan sinyal tubuh dalam mengetahui kapan kamu harus makan. Sinyal-sinyal ini, diatur oleh sistem endokrin atau sistem kontrol kelenjar, termasuk kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid dan pankreas, yang menggunakan aliran darah untuk komunikasi kimia.
ADVERTISEMENT
Hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin memberi tubuh informasi yang dibutuhkan untuk menjaga tingkat kimianya seimbang. Misalnya, untuk menjaga kadar gula darah yang sehat dan mendukung berbagai aktivitas tubuh yang membutuhkan kalori.
Perut kemudian akan mengirimkan sinyal ke sistem endokrin yang memicu pelepasan hormon. Hormon-hormon ini memberitahu otak, seperti “Beri kami lebih banyak kalori” atau “Sudah cukup”. Dalam hal ini, banyak hormon yang terlibat, namun yang paling utama adalah ghrelin dan leptin. “Ghrelin ini yang menyebabkan kelaparan,” ujar Lee.
Ilustrasi lambung. Foto: dok.shutterstock
Hormon ghrelin pertama kali ditemukan pada tahun 1999. Sejak saat itu, para peneliti telah mengidentifikasi ghrelin sebagai faktor utama sejumlah proses penting dalam tubuh, termasuk motilitas usus, sekresi asam lambung, sensasi rasa, dan metabolisme glukosa.
ADVERTISEMENT
Sedangkan hormon leptin memiliki efek sebaliknya. Di mana hormon ini melawan ghrelin dengan mengurangi nafsu makan. “Ketika tubuh kamu dalam keadaan normal, hormon-hormon ini mengatur secara otomatis. Dan seharusnya kamu akan mendapat beberapa sinyal setiap harinya yang mengingatkan kamu untuk makan,” kata Lee.
Saat kamu makan, tubuh akan melepaskan leptin yang menandakan bahwa dalam sementara waktu, tubuh ada dalam kondisi kenyang dan tidak membutuhkan makanan.
Dengan kata lain, ghrelin akan muncul ketika tubuh membutuhkan makanan atau ketika kamu kelaparan. Dan leptin akan muncul ketika kamu tidak membutuhkan makanan lagi, atau ketika kamu merasa kenyang.
Ilustrasi kenyang setelah makan. Foto: Shutter Stock
Namun, penyeimbang kimia ini akan hilang jika kamu mengabaikan sinyal lapar atau tidak makan secara teratur. Ketika kamu tidak makan dalam waktu yang cukup lama, tubuh akan mulai mencoba membujuk kamu untuk makan dengan memproduksi lebih banyak ghrelin.
ADVERTISEMENT
"Ketika hormon naik, mereka seharusnya meningkatkan nafsu makanmu. Beberapa orang memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap kadar hormon, " kata Lee.
Sensitivitas dan faktor-faktor lain ini membuat beberapa orang mengalami mual ringan ketika mereka kelaparan. Namun, kata Lee, kasus-kasus gejala mual yang lebih parah, bisa mengisyaratkan kelainan.
"Jika sinyal kamu cukup intens sehingga menyebabkan mual atau sakit, itu bisa berarti tubuh kamu memberitahu bahwa kamu perlu diskrining untuk sindrom metabolik, yakni kondisi seperti gula darah tinggi, kolesterol abnormal, peningkatan tekanan darah dan gula darah tinggi, yang dapat menyebabkan penyakit jantung,” imbuh Lee.