Kenali Gejala Penyumbatan Otak, Penyebab Meninggalnya 'Abah' Adi Kurdi

8 Mei 2020 15:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ringgo Agus Rahman bersama Adi Kurdi. Foto: Instagram Story @ringgoagus
zoom-in-whitePerbesar
Ringgo Agus Rahman bersama Adi Kurdi. Foto: Instagram Story @ringgoagus
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemeran tokoh Abah dalam sinetron lawas ‘Keluarga Cemara’, Adi Kurdi, meninggal dunia pada Jumat (8/5). Aktor kawakan berusia 71 tahun itu mengembuskan napas terakhirnya di RS Pusat Otak Nasional (PON).
ADVERTISEMENT
Lawan main Adi, Nopia Kolopaking, membenarkan kabar meninggalnya aktor yang pernah meraih Piala Citra itu. "Iya (Adi Kurdi meninggal)," ucap Novia ketika dihubungi kumparan pada Jumat siang.
Sang istri Bernadetta Siti Restyratuti menyebut, penyebab meninggalnya Adi karena menderita penyumbatan otak. “Beliau sakit... ada penyumbatan otak," ungkap Tuti.
Adi Kurdi. Foto: AntaraNews/Aji Cakti
Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Mayapada Hospital Tangerang dr. Roslan Yusni Hasan menuturkan, pasien yang menderita penyumbatan pembuluh darah di otak mengalami gejala ringan hingga berat. Mulai dari timbul kebas dan kesemutan, kelumpuhan di satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, sampai tak sadarkan diri.
“Penyumbatan ini termasuk stroke. Stroke ada dua jenis, penyumbatan dan perdarahan,” papar dr. Roslan kepada kumparanSAINS, Jumat (8/5).
ADVERTISEMENT
dr. Roslan menambahkan, baik penyumbatan maupun perdarahan, keduanya sama-sama mematikan. Tingkat keparahan dari penyumbatan pembuluh darah di otak ini, menurut dia, bergantung pada seberapa luas pembuluh darah yang tersumbat.
Biasanya, gangguan medis ini selalu disertai dengan gangguan atau kelainan yang sudah terjadi pada pembuluh darah.
Stroke Foto: Thinkstock
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar dapat mencegah penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah. dr. Roslan menyebut, dengan menjalankan pola hidup sehat, seseorang bisa mengurangi risiko terkena stroke.
Pola hidup sehat diiringi dengan makan seimbang, istirahat teratur, dan berolahraga. dr. Roslan juga mengingatkan, apabila penderita sebelumnya memiliki komorbid seperti diabetes, maka pengobatan untuk penyakit tersebut juga mesti diperhatikan.
“Kalau ada diabetes, ya diabetesnya diregulasi. Kalau ada penyakit tekanan darah tinggi, ya konsumsi antihipertensi sampai normal, dan stop merokok,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bicara soal pengobatan, pasien dengan gangguan medis seperti penyumbatan pembuluh darah sebaiknya menjalani perawatan di rumah sakit yang memiliki fasilitas unit stroke. Dokter yang menangani ada dari dokter saraf dan bedah saraf. Selain itu, dibutuhkan pula fasilitas seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT (Computed Tomography) Scan.
“Pengobatan bisa dengan cara konservatif atau nonbedah, bisa juga dengan pembedahan atau intervensif, jika dibutuhkan,” pungkasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.