Istri Tentara Punya Risiko Lebih Tinggi Terkena Depresi Saat Hamil

17 Januari 2019 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi istri tentara. (Foto: Foundry Via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi istri tentara. (Foto: Foundry Via Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para ibu yang sedang hamil dan baru melahirkan punya risiko tinggi mengalami penyakit mental jika pasangannya sedang menjalani tugas militer. Begitulah hasil riset terbaru yang terbit di Journal of the Royal Army Medical Corps.
ADVERTISEMENT
Riset ini dilakukan para peneliti dari Veterans and Families Institute for Military Social Research milik Anglia Ruskin University di Inggris. Mereka menemukan bahwa para istri tentara atau personel militer melaporkan banyak mengalami simtom depresi pada setiap tahapan kehamilannya ketika pasangannya sedang pergi bertugas.
Tentara Amerika Serikat di Suriah. (Foto: Courtesy Arnada Jones/U.S. Army/Handout via REUTERS )
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Amerika Serikat di Suriah. (Foto: Courtesy Arnada Jones/U.S. Army/Handout via REUTERS )
Menurut para peneliti, saat para tentara bertugas, pasangan mereka akan mengalami kenaikan tingkat stres dan kecemasan. Hal ini membuat para istri tentara itu memiliki risiko tinggi terkena depresi perinatal atau depresi di masa kehamilan.
Kondisi tersebut bisa diperburuk oleh stres saat si ibu harus mengurus bayinya sendirian selama pasangannya sedang bertugas.
"Perempuan yang pasangannya bertugas sebagai personel militer tidak hanya memikirkan kehamilan dan beban mental lain akibatnya, mereka juga bisa sangat mengkhawatirkan kondisi pasangannya. Padahal di waktu yang sama mereka sedang kekurangan dukungan penting dari pasangannya itu," ujar Lauren Godier-McBard, pemimpin riset, dikutip dari Eureka Alert.
ADVERTISEMENT
"Temuan kami mengindikasikan bahwa dukungan sosial adalah faktor pelindung yang penting bagi istri-istri personel militer pada periode perinatal," tambah dia.
Ilustrasi keluarga tentara. (Foto: skeeze Via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga tentara. (Foto: skeeze Via Pixabay)
Godier-McBard menjelaskan bahwa dukungan sosial itu bisa membantu mengurangi rasa cemas seorang istri saat pasangannya sedang bertugas. Menurutnya, ada manfaat besar jika dilakukan sebuah program spesial untuk mendukung istri-istri personel militer yang saat sedang hamil dan ditinggal suaminya bertugas.
Namun Godier-McBard mengatakan bahwa riset ini dilakukan di Amerika Serikat. Menurutnya, hasil serupa hanya bisa didapat pada negara-negara dengan budaya kegiatan militer serupa.