Ini Material Purba Tertua yang Ada Sejak Awal Terbentuknya Tata Surya

30 Desember 2021 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto asteroid Ryugu, dipotret oleh wahana Hayabusa2. Foto: Dok. JAXA
zoom-in-whitePerbesar
Foto asteroid Ryugu, dipotret oleh wahana Hayabusa2. Foto: Dok. JAXA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada 3 Desember 2014, lembaga luar angkasa Jepang, JAXA, meluncurkan wahana luar angkasa Hayabusa2. Wahana ini menargetkan asteroid Ryugu, salah satu asteroid dekat bumi, untuk diambil sampelnya. Proses pengambilan sampel sukses pada Februari 2019, dan pada 2020, sampel 5 gram kerikil asteroid tersebut dikirim ke Bumi menggunakan kapsul.
ADVERTISEMENT
Sampel kerikil asteroid ini diteliti dalam ruang vakum atau nitrogen cair, dan belum pernah diekspos dengan atmosfer bumi. Tujuannya untuk menghindari kontaminasi, dan mengubah kemurnian kimiawi dan fisika dari sampel ini.
Asteroid Ryugu masuk kategori near-earth object atau objek luar angkasa dekat Bumi. Orbit dari Ryugu cukup dekat dengan orbit Bumi, dan bahkan berpotongan, tapi tidak memiliki potensi ancaman menabrak Bumi di masa depan.
Asteroid Ryugu dipilih selain karena dekat, juga karena diyakini mengawetkan sisa-sisa pembentukan tata surya di masa lalu. Ryugu adalah asteroid tipe-C, atau carbonaceous, dimana mayoritas unsur penyusunnya adalah karbon, dan cenderung gelap di luar angkasa.
Pada artikel penelitian yang diterbitkan di Nature Astronomy pada minggu lalu, ilmuwan menemukan petunjuk masa lalu tata surya di sampel asteroid ini. Ilmuwan mengatakan bahwa material dari sampel asteroid Ryugu ini adalah salah satu material paling purba yang pernah diteliti.
Kerikil dan bebatuan asteroid Ryugu yang berhasil dibawa oleh Hayabusa2. Foto: Dok. yada, et al
Ilmuwan meneliti sampel ini dengan metode mikroskopi hiperspektral. Sampel diekspos dengan cahaya optik infra merah, lalu diamati bagaimana material asteroid ini memantulkan atau menyerap cahaya tersebut.
ADVERTISEMENT
Terungkap material penyusun asteroid Ryugu tersusun mayoritas atas sejenis tanah liat yang seluruhnya tersusun atas senyawa berbasis karbon.
Peneliti juga mengamati bahwa densitas kerikil sampel ini lebih rendah dari yang diyakini sebelumnya, atau dibandingkan dengan meteorit tipe-C yang sejenis. Artinya, asteroid Ryugu tidak sepadat yang pernah dikira, dan dampaknya adalah memungkinkan gas atau cairan untuk menembus di antara batuan di permukaan Ryugu.
Kerikil batuan ini juga sangat gelap. Artinya, ketika disinari cahaya, hanya sekian persen dari cahaya tersebut yang dipantulkan kembali oleh kerikil sampel asteroid. Peneliti belum bisa berkesimpulan lebih jauh, karena butuh data dari instrumen dan laboratorium lain. Akan lebih banyak misteri yang terungkap seiring penelitian lain mengungkap misteri Ryugu yang lainnya.
ADVERTISEMENT