‘Hujan Darah’ Guyur Inggris, Jejaknya Tertinggal di Mobil Warga

15 September 2023 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jejak 'hujan darah' di mobil warga. Foto: Natallia Ploskaya/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Jejak 'hujan darah' di mobil warga. Foto: Natallia Ploskaya/shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akhir pekan kemarin, fenomena tidak biasa terjadi di Inggris. Warganya mendapati mobil mereka diselimuti oleh debut kotor tidak biasa. Padahal udara di sana tidak berpolusi seperti di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Warga Inggris menemukan lapisan debu kemerahan menutupi kendaraan mereka. Kotoran yang menempel di mobil itu terlihat sangat jelas sehingga tampak seperti telah terjadi hujan abu vulkanik akibat erupsi gunung berapi.
Padahal, tidak ada satu pun gunung berapi yang erupsi pada saat itu. Lalu, apa penyebabnya? Ternyata, debu merah itu berasal dari Gurun Sahara yang memiliki jarak sangat jauh dari Inggris. Lantas, kenapa bisa sampai Inggris? Mari kita bahas.
Dilihat dari Google Maps, jarak Inggris ke Gurun Sahara terpaut lebih dari 4.000 kilometer. Debu dari Sahara ini ternyata terbawa oleh angin ke atmosfer, tersapu ribuan kilometer sampai akhirnya mencapai Inggris.
“Seperti di belahan dunia lain, angin dapat bertiup kencang di atas gurung–membuat debu dan pasir terangkat ke langit. Jika angin di bagian atas atmosfer bertiup ke utara, debu tersebut dapat terbawa hingga ke Inggris,” jelas Met Office, layanan cuaca nasional Inggris di situs webnya.
ADVERTISEMENT
“Setelah terangkat dari tanah oleh angin kencang, awan debu dapat mencapai ketinggian yang sangat tinggi dan terbawa ke seluruh dunia, menempuh jarak ribuan kilometer,” paparnya.
Debu tersebut jatuh ke Bumi bersama tetesan air dan dikenal sebagai “hujan darah” karena terkadang terlihat berwarna merah. Debu Sahara sampai ke Inggris beberapa kali dalam setahun. Debu ini tidak menyebabkan masalah serius.
Namun di Afrika, debu musiman dari Sahara bercampur dengan polusi yang disebabkan oleh manusia telah menurunkan angka harapan hidup hingga 4 - 5 tahun. Sebagian besar debu bersumber dari Depresi Bodélé di Sahara yang dapat menghasilkan 700.000 ton debu setiap tahun selama musim dingin berlangsung.