Hiu Bramble Langka dan Pemalu Terekam Kamera di Laut Dalam Arab

27 Maret 2024 10:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hiu Bramble. Foto: OceanX
zoom-in-whitePerbesar
Hiu Bramble. Foto: OceanX
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peneliti berhasil merekam keberadaan hewan langka laut dalam yang pemalu, yakni hiu bramble. Hiu ini biasanya bersembunyi di dasar laut, mereka juga sulit ditangkap dan hampir tidak pernah terlihat di habitat aslinya.
ADVERTISEMENT
Hiu bramble ditemukan oleh para peneliti dari OceanX saat menjelajahi perairan dalam di lepas pantai Uni Emirat Arab, wilayah di mana mereka belum pernah teramati sebelumnya. Rekaman diambil pada Desember 2023 saat OceanX berlayar mengelilingi Teluk Oman dengan kendaraan selam di kedalaman sekitar 850 meter.
“Itu sangat keren. Pada penyelaman tersebut, kami belum melihat banyak hal, jadi kami terus menjelajahi laut dalam sambil berharap melihat sesuatu,” kata Cassidy Nelson, Editor Junior di OceanX yang merekam penampakan hiu bramble, sebagaimana dikutip dari IFLScience.
“Saat kami melihatnya, kami sebenarnya sedang makan siang, jadi kami agak lengah. Ia muncul begitu saja, dan kemudian berkeliaran di sekitar kami. Ini memberi kami waktu untuk melihatnya, mengambil gambar yang bagus, dan berbicara dengan mereka yang berada di kendali misi.”
ADVERTISEMENT
Hiu bramble sendiri telah ditemukan di perairan dalam di seluruh dunia, namun jumlah dan kelangkaan mereka belum diketahui secara pasti.
“Semuanya sangat misterius. OceanX yang merekam hiu bramble hidup di habitat aslinya sangatlah jarang,” papar Jeriylah Kamau-Weng, Analis Riset di OceanX.
Sebagian besar informasi tentang spesies ini berasal dari spesimen yang tak sengaja tertangkap jaring nelayan. Ini menunjukkan spesies kurang dikenal itu sering terkena dampak aktivitas manusia.
“Sebagian besar hiu bramble yang ditemukan manusia di seluruh dunia ada dalam keadaan mati atau sekarat. Saat kamu melihat organisme laut dalam di dekat daerah dangkal, biasanya itu karena mereka akan mati atau sedang sakit,” jelas Kamau-Weng.
“Berdasarkan fakta bahwa mereka sering muncul di jaring pukat, saya yakin ancaman utama terhadap keberadaan mereka adalah penggunaan pukat dasar dan praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan berkaitan dengan laut dalam."
ADVERTISEMENT
Saat ini, para peneliti di OceanX sedang mencoba memahami lebih lanjut bagaimana perubahan iklim memengarauhi laut dalam. Laut dalam menyerap banyak sumber panas dan karbon dioksida dari atmosfer Bumi, sehingga menjadi penyangga yang sangat dibutuhkan terhadap pemanasan global. Namun bukti sementara menunjukkan bahwa laut dalam juga merasakan tekanan akibat pemanasan suhu.
“Dalam menghadapi perubahan iklim, pekerjaan ini sangat penting karena ada pemikiran yang disebut 'hipotesis refugia laut dalam'. Pada dasarnya, ketika organisme mulai menghadapi tekanan perubahan iklim di perairan dangkal, mereka mulai bergerak menuju kedalaman,” kata Kamau-Weng.
“Sangat penting untuk tidak hanya menemukan dan mengeksplorasi wilayah-wilayah ini, namun juga mencatatnya sehingga kita memiliki data yang cukup untuk diberikan kepada para pengambil kebijakan guna menetapkan kebijakan yang memungkinkan dilakukannya langkah-langkah konservasi untuk melindungi habitat unik dan rapuh ini.”
ADVERTISEMENT