Detik-detik Runtuhnya Puncak Gunung Es yang Beku Selama 5.000 Tahun

30 Juni 2023 15:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serac atau es di atas gunung. Foto: Stanislav71/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serac atau es di atas gunung. Foto: Stanislav71/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagian puncak gunung es di Swiss tiba-tiba longsor, mengirim lebih dari 100.000 meter kubik batu ke lembah di bawahnya. Insiden ini kemungkinan besar akibat permafrost yang mencair dan para peneliti mengingatkan bahwa peristiwa serupa akan lebih sering terjadi seiring dengan perubahan iklim yang menyebabkan tanah beku mencair.
ADVERTISEMENT
Peristiwa terjadi pada 11 Juni 2023, tepatnya setelah suhu panas melanda wilayah tersebut dalam waktu cukup panjang. Dalam video yang diunggah di YouTube Christian Hutter, terlihat bagaimana puncak gunung Fluchthorn yang diselimuti es selama 5.000 tahun tiba-tiba runtuh. Gunung setinggi 3.400 meter itu terletak di Silvretta Alps, di perbatasan Swiss dan Austria.
“Salib puncak–tugu sebagai tanda puncak gunung– hilang. Tidak ada yang terluka oleh runtuhan batu tersebut,” tambahnya kepada surat kabar Austria Kronen Zeitung.
Puncak utama Fluchthorn kehilangan sekitar 100 meter, di mana longsoran tanah dan bebatuan jatuh di wilayah barat puncak di lembah Futschöl. Puncak tengah dengan ketinggian 3.397 mdpl sekarang menjadi titik tertinggi Fluchthorn, artinya gunung sekarang lebih pendek sekitar 19 meter dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Fluchthorn berada di antara Mischabel massif, kelompok gunung tertinggi di Swiss. Gugusan 11 puncak yang semuanya berada di atas ketinggian 4.000 meter, termasuk yang tertinggi mencapai 4.545 meter.
Sebagian besar puncak gunung di atas 2.500 meter di Pegunungan Alpen ditutupi oleh permafrost, atau tanah beku permanen yang mengalir jauh ke dalam retakan di batuan padat dan membantu merekatkannya. Tanpa permafrost, lereng gunung bisa menjadi tidak stabil, menyebabkan tanah longsor dan runtuhan batu.
Permafrost sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim, karena suhu yang hangat dapat menyebabkan es di retakan mencair. Meski hal ini biasa terjadi di musim panas, ketika lapisan di atas permafrost mencair dalam waktu yang singkat, gelombang panas yang lebih sering terjadi di Pegunungan Alpen dapat membuat permafrost mencair dalam jumlah yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Saat tanah menghangat, pencairan permafrost dapat menggoyangkan lebih banyak batuan di seluruh pegunungan Alpen, menyebabkan longsor lebih sering terjadi.
“Puncak gunung es telah membeku selama ribuan tahun. Longsornya puncak gunung di Fluchthorn kemungkinan besar disebabkan oleh suhu ekstrem musim panas atau musim gugur yang lalu,” ujar Jan-Christoph Otto, ahli geologi di Salzburg University.
Dalam beberapa dekade terakhir suhu atmosfer di Pegunungan Alpen telah meningkat secara signifikan. Menurut Layanan Meteorologi Swiss, suhu di Pegunungan Alpen menghangat sekitar 0,3 derajat Celcius per dekade, atau dua kali lebih cepat dari rata-rata global.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari sensor di permukaan batuan, penelitian menunjukkan bahwa setiap 10 tahun suhu rata-rata di dalam batuan meningkat hingga 1 derajat Celcius.
ADVERTISEMENT
Meski tidak mungkin untuk memprediksi puncak atau lereng mana yang berikutnya bakal longsor di Pegunungan Alpen, para ahli memperingatkan bahwa peristiwa longsor batu serupa bisa lebih sering terjadi seiring dengan Bumi yang memanas.