Corona Varian Omicron Menular 2 Kali Lebih Cepat Ketimbang Varian Delta di Afsel

6 Desember 2021 7:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona varian Omicron menular dua kali lebih cepat ketimbang varian Delta di Afrika Selatan, menurut data awal yang diambil dari 9 provinsi di negara tersebut yang dikumpulkan oleh South African Covid-19 Modelling Consortium. Varian Delta sendiri merupakan versi virus corona yang diketahui paling menular sejauh ini.
ADVERTISEMENT
Temuan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Carl Pearson, anggota tim peneliti sekaligus pemodel matematika di London School of Hygiene and Tropical Medicine, lewat Twitter pada Sabtu (4/12). Data tersebut ditampilkan dalam PDF yang disimpan lewat Google Drive dan telah dipresentasikan dalam konferensi ilmiah pada Jumat (3/12), meski belum berupa artikel ilmiah yang telah melalui tahap peer-review.
Berdasarkan analisis awal para peneliti, penularan corona varian Omicron yang cepat dihasilkan dari kombinasi penularan dan kemampuan untuk menghindari pertahanan kekebalan tubuh. Namun, para ahli masih belum dapat memastikan kontribusi masing-masing faktor itu.
"Kami tidak yakin campuran apa itu," kata Pearson, kepada The New York Times. “Mungkin saja itu bahkan kurang menular daripada Delta.”
ADVERTISEMENT
Para peneliti mencatat, varian Omicron berlipat ganda kira-kira setiap tiga hari di provinsi Gauteng, yang merupakan rumah bagi pusat ekonomi padat penduduk Afrika Selatan. Dalam analisis matematis, para ahli menemukan bahwa Rt varian Omicron — yang menjadi ukuran seberapa cepat virus menyebar — ternyata hampir 2,5 kali lebih tinggi dari Delta.
Data dari South African Covid-19 Modelling Consortium muncul dua hari setelah para peneliti Afrika Selatan memperkirakan pada hari Kamis (2/12) bahwa varian Omicron setidaknya tiga kali lebih mungkin untuk menginfeksi ulang mantan pasien COVID-19 daripada varian sebelumnya. Kesimpulan tersebut dilaporkan dalam artikel ilmiah di situs pra-publikasi MedRxiv, dan belum melalui tahap peer-review.
“Bukti tingkat populasi menunjukkan bahwa varian Omicron dikaitkan dengan kemampuan substansial untuk menghindari kekebalan dari infeksi sebelumnya. Sebaliknya, tidak ada bukti epidemiologis luas populasi dari pelarian kekebalan yang terkait dengan varian Beta atau Delta,” kata para peneliti Afrika Selatan dalam laporan mereka.
ADVERTISEMENT
“Temuan ini memiliki implikasi penting untuk perencanaan kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara seperti Afrika Selatan dengan tingkat kekebalan yang tinggi dari infeksi sebelumnya. Pertanyaan mendesak tetap ada mengenai apakah Omicron juga mampu menghindari kekebalan yang diinduksi vaksin dan implikasi potensial dari berkurangnya kekebalan terhadap infeksi pada perlindungan terhadap penyakit parah dan kematian,” sambung mereka.
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Per Jumat (3/12), Afrika Selatan melaporkan 16.055 kasus COVID-19 baru. Jumlah itu melonjak dari 11.535 kasus COVID-19 pada Kamis (2/12) dan 8.561 kasus COVID-19 pada Rabu (1/12).
Kasus COVID-19 telah melonjak di Afrika Selatan sejak varian Omicron pertama kali diidentifikasi di negara tersebut pada bulan lalu. Menurut laporan National Institute For Communicable Diseases (NCID) di Afrika Selatan, varian Omicron menyumbang 73 persen dari 249 sequence genome tes positif COVID-19 di negara tersebut pada bulan November.
ADVERTISEMENT
Varian Omicron memiliki sekitar 50 mutasi di seluruh genomnya, dengan 32 di antaranya berlokasi di spike protein yang digunakan virus untuk masuk ke sel manusia. Jumlah mutasi tersebut masif jika dibandingkan dengan varian lain, seperti Delta, yang memiliki kurang dari 20 mutasi.
Berdasarkan mutasi yang dibawa Omicron, beberapa peneliti telah memperingatkan bahwa varian tersebut mungkin sangat menular. Para ahli juga khawatir bahwa vaksin saat ini mungkin tidak seefektif terhadap varian sebelumnya.
Kendati demikian, NCID Afrika Selatan mengatakan dalam sebuah laporan Kamis (2/12) bahwa “perlindungan terhadap penyakit parah dan kematian dari (orang yang) vaksin harusnya kurang terpengaruh” walaupun Omicron mungkin dapat menghindari beberapa perlindungan kekebalan.
Corona varian Omicron kini telah menyebar di lebih dari 30 negara, termasuk negara tetangga Indonesia seperti Singapura, Malaysia, dan Australia.
ADVERTISEMENT