Banjir di Ciledug Indah

Cara Hadapi Ular yang Muncul saat Banjir

2 Januari 2020 16:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penemuan ular saat banjir di Kampung Pulo. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Penemuan ular saat banjir di Kampung Pulo. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Banjir menjadi pembuka awal tahun 2020. Sejak Rabu (1/1), banjir masih merendam sejumlah wilayah di Jabodetabek yang mengakibatkan ratusan rumah warga tergenang air dan ribuan orang terpaksa mengungsi.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), 16 orang meninggal dunia akibat musibah banjir dan longsor di wilayah Jabodetabek. Selain menimbulkan korban jiwa dan berbagai masalah kesehatan, banjir juga memicu kemunculan ular di beberapa tempat.
Seperti yang ada dalam sejumlah video yang beredar di linimasa Twitter, terekam ular yang turut hanyut dalam genangan air banjir.
Ahli Reptil dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, mengungkap fenomena itu merupakan sesuatu yang wajar.
“Ular itu kan sama dengan kita, bernapas dengan paru-paru, dia perlu oksigen juga untuk bernapas. Kalau kebanjiran akan mencari tempat yang lebih tinggi, jadi enggak akan bisa tinggal di dalam air,” ujar Amir saat dihubungi kumparanSAINS, Kamis (2/1).
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, ada jenis ular akuatik yang memang hidup di dalam air. Namun kebanyakan ular yang muncul saat banjir melanda termasuk jenis ular terestrial, di mana ular tersebut akan terdesak keluar mencari oksigen ketika diterjang banjir.
“Sehingga wajar kalau ular piton, kobra, atau jenis-jenis yang biasanya ada di lubang-lubang (tanah), kebanjiran, ya keluar dia. Enggak cuma manusia saja, hewan juga kalau kebanjiran ya akan keluar, enggak hanya ular saja, cacing pun di dalam tanah kalau kebanjiran pasti keluar,” lanjut Amir.
Suasana banjir di Ciledug Indah, Kamis (2/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Jenis ular yang sering muncul saat banjir
Dipaparkan oleh Amir, ada beberapa jenis ular yang sebaran habitatnya berada di wilayah Jakarta, yaitu ular kobra Jawa (Naja sputatrix), piton sanca batik, ular kepala dua (Cylindrophis Ruffus), ular pelangi (Xenopeltis unicolor), dan ular jali (Ptyas korros).
ADVERTISEMENT
“Ular Cylindrophis Ruffus (ular kepala dua) biasanya yang keluar saat banjir karena habitatnya berada di dalam tanah, kalau kebanjiran dia pasti keluar,” ujar Amir.
Dari jenis-jenis ular tersebut, ia mengimbau warga untuk mewaspadai terutama ular-ular berbisa seperti ular kobra Jawa, ular weling (Bungarus candidus), dan ular welang (Bungarus fasciatus) yang juga bisa keluar saat musim banjir. Sifat racun dalam bisa ular-ular tersebut sangat berbahaya dan mematikan.
Bertemu ular saat banjir, apa yang harus dilakukan?
Menurut Amir, saat banjir, ular didorong instingnya untuk mencari tempat yang lebih tinggi, yang notabene bersinggungan dengan tempat manusia. Bagi warga yang tempat tinggalnya dimasuki ular saat banjir, diimbau untuk tidak panik.
“Enggak usah panik, ular ini pada posisi kena air dia sebenarnya lebih panik dan tidak akan kepikiran untuk memangsa. Yang dia pikirkan untuk dia bisa escape dari banjir air,” tutur Amir.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, penanganan pertama yang dapat dilakukan yaitu, menghalau dan mengusir ular dengan alat yang ada, hindari memakai tangan kosong. Namun penanganan terbaik tetap dengan menghubungi petugas damkar yang berkompeten mengevakuasi ular.
“Kalau ketemu seperti itu ya bisa kontak teman-teman damkar, ada bagian khusus untuk menangani ular-ular seperti ini untuk relokasi karena bisa membahayakan kita kalau ularnya berbisa. Lebih baik prosedurnya untuk calling teman-teman damkar yang memang sudah punya kapasitas dan kapabilitas untuk handling dan relokasi ular,” pungkas Amir.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten