Bisakah Kita Berbicara dengan Hewan seperti Nabi Sulaiman?

5 Januari 2023 8:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berkomunikasi dengan kucing. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berkomunikasi dengan kucing. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Salah satu mukjizat Nabi Sulaiman AS adalah berbicara dengan hewan. Dikisahkan dalam Al-quran Surat An-Naml ayat 16, Nabi Sulaiman tertulis dapat memahami dan bicara bahasa burung.
ADVERTISEMENT
Di ayat selanjutnya, dikisahkan juga beliau dapat memahami bahasa semut. Saat itu bala tentara Nabi Sulaiman hendak melewati bukit yang merupakan rumah bagi para semut.
Nabi Sulaiman mendengar ratu semut yang memerintahkan semut lain untuk berlindung karena tentara Sulaiman akan melintas. Nabi yang memahami pun meminta para tentara untuk berhati-hati dalam melewatinya.
Sepenggal kisah di atas membuat kita bertanya-tanya “apa bisa manusia biasa bicara dengan hewan sama seperti Nabi Sulaiman?” Jawabannya, mungkin saja, tapi dibantu dengan teknologi Artificial Intelligence atau AI.
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
Rintangan pertama dalam "menerjemahkan" komunikasi hewan adalah memahami seperti apa komunikasi di antara mereka. Bahasa manusia terdiri dari isyarat verbal dan non-verbal. komunikasi hewan sebenarnya tidak terlalu berbeda.
Misal, anjing mengibaskan ekornya untuk menyampaikan berbagai emosi. Lebah menari agar lebah lain tahu di mana menemukan sumber nektar atau serbuk sari yang baik. Lumba-lumba mengeluarkan suara klik dan siulan untuk menyampaikan informasi.
ADVERTISEMENT
“Saat ini kami tidak tahu apakah hewan memiliki bahasa,” kata Dr Denise Herzing, Direktur Riset, Proyek Lumba-Lumba Liar dilansir IFL Science.
“AI dapat membantu kita mencari struktur mirip bahasa yang mungkin menunjukkan bahwa hewan memiliki bagian dari suatu bahasa.”
Herzing mendirikan Wild Dolphin Project. Organisasi nirlaba besutannya ini bertujuan untuk memanfaatkan AI dalam menentukan pola panggilan lumba-lumba serta menjelajahi komunikasi antara lumba-lumba dan manusia.
Ilustrasi wisatawan berenang dengan lumba-lumba. Foto: Getty Images
Peneliti menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi dan menerjemahkan suara di alam liar. Di tahun 2013 peneliti juga telah berhasil mengajari sekumpulan lumba-lumba untuk mengeluarkan suara tertentu saat merespons rumput laut di depannya.
Bagaimana AI bisa “menerjemahkan” komunikasi hewan?
Associate profesor di Animal Behavior and Communication University of Copenhagen, Elodie F. Briefer mengatakan, penelitian bioakustik telah menunjukkan bahwa vokalisasi hewan membawa banyak jenis informasi. Vokalisasi itu mulai dari identitas mereka status, keadaan internal dan terkadang objek atau peristiwa eksternal.
ADVERTISEMENT
“Semua ini bisa (dipelajari) oleh AI.”
Tak cuma AI aja metode machine learning juga diperlukan untuk mempelajari bahasa hewan. Secara teori, AI yang digunakan adalah yang dapat memproses rekaman komunikasi hewan serta membangun model bahasa berdasarkan rekaman tersebut.
Machine Learning adalah tools yang ampuh karena dapat dilatih untuk mengidentifikasi pola dalam kumpulan data yang sangat besar” kata Briefer.
“Hal itu memungkinkan kami dapat memproses data dalam jumlah besar serta mendapatkan pengetahuan penting tentang bagaimana informasi yang terkandung dalam suara binatang berubah seiring waktu,” tambahnya.
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
Teknologi yang sama sebenarnya telah diterapkan dan berhasil, misalnya, penggunaan pada fitur predictive text, Google translate dan asisten suara.
Briefer bersama rekan penulis lainnya telah mencoba melatih sistem AI untuk mengenali emosi positif atau negatif pada hewan. Semua didapatkan melalui dengusan, pekikan sampai suara babi.
ADVERTISEMENT
Primata, paus dan lumba-lumba dipilih sebagai objek penelitian karena mereka lebih cenderung memiliki sistem komunikasi yang berkembang dengan baik, menjadikannya ideal untuk dipelajari. Ada juga software bernama DeepSqueak, alat ini digunakan untuk  menilai apakah seekor hewan pengerat mengalami stres berdasarkan suara ultrasoniknya. Hewan pengerat berkomunikasi secara sosial lewat suara ultrasonik ini secara soosial ddan suara ini tidak bisa secara langsung didengar oleh manusia.

Apa untungnya bisa bicara dengan hewan?

Kelebihan seseorang dapat bicara dengan hewan ialah ia bisa memahami apa yang dipikirkan hewan misalnya kucing peliharaan. Dia tahu kapan peliharaannya sedang sakit, atau lapar butuh makanan.
Hal tersebut bukan hanya membuat kita menjadi pemilik hewan peliharaan yang lebih baik, tetapi juga berpotensi mengubah hubungan kita dengan semua hewan selamanya.
ADVERTISEMENT
“Mengetahui bahwa hewan memiliki bahasa diharapkan dapat membuat manusia mengerti bahwa kita bukan satu-satunya spesies yang hidup di planet ini,” tambah Herzing.
lustrasi anjing shiba inu dengan manusia. Foto: Shutterstock
Paling tidak, ini bisa menginspirasi lebih banyak simpati terhadap spesies lain dan membuat kita memikirkan kembali cara kita memperlakukan mereka.
Jauh lebih dari itu, kemajuan ini bisa berimplikasi luas bahkan bisa memicu perombakan total di sektor peternakan.
Memahami komunikasi hewan juga bisa mengajari kita tentang evolusi bahasa. Menggunakan AI untuk benar-benar berbicara dengan hewan, apalagi makhluk luar angkasa, adalah sebuah lompatan besar bagi umat manusia.