Begini Penampakan Wajah ‘Vampir’ Abad ke-18 yang Dikubur di Connecticut, AS

3 November 2022 8:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tengkorak JB55 yang diduga vampir saat pertama kali ditemukan.  Foto: MDPI/Basel/Switzerland
zoom-in-whitePerbesar
Tengkorak JB55 yang diduga vampir saat pertama kali ditemukan. Foto: MDPI/Basel/Switzerland
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada akhir abad ke-18, seorang pria dikuburkan di Griswold, Connecticut, AS, dengan posisi paha diatur secara menyilang. Penguburan macam ini biasanya dilakukan pada seseorang yang dianggap sebagai vampir. Lebih dari 200 tahun kemudian, bukti DNA mengungkapkan seperti apa rupa pria tersebut.
ADVERTISEMENT
Analisis DNA dilakukan oleh para ilmuwan forensik dari perusahaan teknologi DNA Parabon NanoLabs di Virginia, dan Armed Forces DNA Identification Laboratory (AFDIL) bagian dari U.S. Armed Forces Medical Examiner System di Delaware.
Mereka mulai dengan mengekstraksi DNA dari sisa-sisa pria yang dijuluki JB55. Peneliti mengatakan, tidak mudah untuk melakukan analisis DNA pada tulang yang usianya cukup tua seperti JB55.
"Teknologinya tidak bekerja dengan baik dengan tulang, terutama jika tulang itu bersejarah," kata Greytak. "Ketika tulang menjadi tua, mereka rusak dan terfragmentasi seiring berjalannya waktu. Ketika sisa-sisa telah berada di lingkungan selama ratusan tahun, DNA dari lingkungan seperti bakteri dan jamur juga menempel pada sampel tulang. Kami ingin menunjukkan bahwa kita masih bisa mengekstrak DNA dari sampel sejarah yang sulit."
ADVERTISEMENT
Dalam pengurutan genom, para peneliti berusaha untuk mengurutkan setiap bagian genom manusia sebanyak 30 kali, yang dikenal sebagai "30X coverage". Dalam kasus sisa-sisa JB55 yang membusuk, pengurutan hanya menghasilkan cakupan sekitar 2,5X.
Rekonstruksi tengkorak abad ke-18 yang diduga sebagai vampir. Foto: Parabon Nanolabs/Virginia Commonwealth University
Untuk melengkapi ini, para peneliti mengekstraksi DNA dari individu yang terkubur di dekatnya yang diyakini sebagai kerabat JB55. Sampel tersebut menghasilkan cakupan yang lebih buruk: sekitar 0,68X.
"Kami memang menentukan bahwa mereka adalah kerabat tingkat tiga, atau sepupu pertama," kata Ellen Greytak, direktur bioinformatika di Parabon NanoLabs dan pimpinan teknis untuk divisi Analisis DNA Lanjutan Snapshot sebagaimana dikutip Live Science.
Hasil analisis menunjukkan bahwa JB55 meninggal di usia 55 tahun dan menderita TBC, di mana dia dikubur dengan kondisi kaki dan tubuh menyilang. Secara historis, masyarakat zaman dulu pernah menganggap bahwa orang yang meninggal karena TBC adalah vampir.
ADVERTISEMENT
Peneliti lantas mencoba merekonstruksi wajah JB55 dalam bentuk 3D menggunakan perangkat lunak. Seniman forensik memperkirakan bahwa JB55 berkulit putih, mata cokelat, dan rambut coklat atau hitam. Hasilnya bisa dilihat dalam gambar rekonstruksi di atas.
Arkeolog sendiri awalnya menggali sisa-sisa vampir JB55 pada tahun 1990. Di tahun 2019, ilmuwan forensik mengekstrak DNA-nya dan menentukan bahwa JB55 adalah pria bernama John Barber, seorang petani miskin yang mungkin meninggal karena TBC. Julukan JB55 berasal dari batu nisan yang dieja di peti matinya dengan paku payung kuningan, memperlihatkan inisial dan usianya saat meninggal dunia.
Pekan ini, peneliti bakal mengungkap temuan baru mereka termasuk rekonstruksi wajah di konferensi International Symposium on Human Identification (ISHI) yang diadakan pada 31 Oktober hingga 3 November 2022 di Washington, DC.
ADVERTISEMENT