Bahaya BPA pada Galon Air: Pengaruhi Hormon hingga Kanker Prostat

10 Juni 2022 10:37 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi air galon Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi air galon Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan meregulasi pelabelan bebas Bisfenol A (BPA) pada air minum dalam kemasan (AMDK). Hal itu disampaikan secara langsung oleh Kepala BPOM, Penny K. Lukito, dalam acara Sarasehan Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat melalui Regulasi Pelabelan BPA pada AMDK (7/6).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data tersebut, setidaknya 3,4 persen AMDK tidak layak konsumsi. Berdasarkan Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019, batas aman migrasi BPA pada kemasan plastik yang umum digunakan pada AMDK sebesar 0,6 bpj (bagian per juta).
Angka itu pun sebenarnya masih jauh lebih tinggi dibandingkan aturan yang ditetapkan oleh Uni Eropa pada 2018. Negara-negara di Eropa sepakat lebih memperketat nilai ambang batas migrasi BPA dari kemasan plastik menjadi 0,05 bpj.
Aturan itu tentu didasarkan dari banyaknya efek negatif yang ditimbulkan jika seseorang terpapar BPA dalam jumlah banyak dan waktu lama.
ADVERTISEMENT

Apa itu BPA?

Mungkin di antara kita sering sekali mendengar kata BPA pada kemasan plastik, terutama pada produk-produk perawatan bayi. Dan mungkin di antara kita hanya sebatas tahu, bahaya BPA hanya berdampak pada kesehatan bayi saja.
Dikutip dari Mayo Clinic, BPA merupakan bahan kimia yang digunakan dalam industri plastik sejak 1950 lalu. Senyawa itu ditemukan dalam plastik berbahan polikarbonat yang umum ditemukan sebagai kemasan makanan dan minuman, terutama kemasan air mineral.
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutter Stock

Gangguan hormonal hingga risiko kanker

Studi mengenai efek negatif BPA telah banyak dilakukan oleh ilmuwan dunia. Sehingga tak heran, kebijakan BPOM RI dalam meregulasi label bebas BPA pada kemasan air minum adalah tindakan yang tepat, mengingat banyaknya efek yang ditimbulkan.
ADVERTISEMENT
Efek paparan BPA yang berlebih dan berkepanjangan dapat menimbulkan gangguan hormonal, baik pada pria maupun wanita. Bahkan, orang yang terpapar BPA dalam periode yang lama bisa menderita kemandulan.
Secara spesifik efek BPA pada pria, menurut jurnal yang dipublikasikan di Reviews of Environmental Contamination and Toxicology, BPA mempengaruhi sistem reproduksi pria. Sistem hormonal pria meliputi sintesis hormon androgen termasuk hormon testosteron akan terhambat. Akibatnya, kualitas dan kuantitas sperma yang dihasilkan menurun seiring besar dan lamanya paparan BPA.
Ilustrasi Penis. Foto: Shutterstock
Permasalahan lain pada pria akibat BPA, yaitu penurunan libido, kesulitan ereksi penis serta ejakulasi. Tragisnya bisa menimbulkan kemandulan akibat kerusakan pada epididimis dan testis.
Dikutip dari jurnal Environmental Research and Public Health, paparan BPA juga berhubungan erat dengan efeknya terhadap sistem reproduksi wanita. Tak heran wanita yang sering terpapar BPA akan mengalami masalah pada siklus menstruasinya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, BPA juga menyebabkan kerusakan struktur ovarium hingga rahim yang bisa picu kemandulan.
Efek BPA terhadap gangguan sistem hormonal pria dan wanita terbukti juga memicu kanker. Senyawa itu akan berikatan dengan reseptor hormon, sehingga terjadi perubahan sinyal hormonal yang berkembang menjadi beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan ovarium pada wanita serta kanker prostat pada pria.