Anak-anak yang Pernah Dipukul Akan Memiliki Perilaku Lebih Bermasalah

6 Desember 2017 11:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Anti Kekerasan Terhadap Anak di Bundaran HI. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Anti Kekerasan Terhadap Anak di Bundaran HI. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anak-anak yang dipukul oleh orang tua mereka pada usia 5 tahun menunjukkan peningkatan tingkah laku yang bermasalah pada usia 6 hingga 8 tahun. Menurut hasil sebuah penelitian yang dipublikasikan di Psychological Science, jurnal dari Association for Psychological Science, tingkah laku anak-anak yang pernah dipukul itu lebih bermasalah dibanding anak-anak yang tidak pernah dipukul.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian itu disebutkan, peningkatan perilaku bermasalah pada anak bisa muncul pada anak dari berbagai kalangan, sifat, orang tua, atau lingkungan tempat tinggal. Namun begitu, terlihat jelas anak yang pernah dipukul lebih menunjukkan kecenderungan untuk bermasalah.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa memukul bukanlah cara yang tepat dan malah membuat perilaku anak semakin buruk, bukan semakin baik," kata Elizabeth T. Gershoff dari University of Texas at Austin yang memimpin penelitian tersebut .
"Orang tua memukul anaknya karena banyak alasan, contohnya untuk mendidik atau karena latar belakang budaya atau karena perilaku anak yang sulit diatur."
Kritikan membuat anak diselimuti emosi negatif. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kritikan membuat anak diselimuti emosi negatif. (Foto: Thinkstock)
Dalam riset tersebut Gershoff bersama Kierra M. P. Sattler dari University of Texas at Austin dan Arya Ansari dari University of Virginia meneliti 12.112 anak.
ADVERTISEMENT
Orang tua dari anak-anak itu diminta untuk melaporkan berapa kali mereka memukul si anak ketika anak mencapai usia 5 tahun. Kemudian mereka memasangkan anak-anak yang pernah dipukul dan tidak dan mengelompokkan mereka berdasarkan 38 kategori, termasuk umur, jenis kelamin, kesehatan, serta perilaku anak pada usia lima tahun.
Selain itu anak-anak itu juga dikelompokkan berdasarkan pendidikan dan status pernikahan orang tua mereka, keadaan sosial dan ekonomi, jumlah anggota keluarga, serta konflik keluarga.
Penilaian terhadap perilaku anak-anak tersebut diambil dari para guru mereka di sekolah. Yang dinilai antara lain adalah seberapa sering mereka berdebat, berkelahi, marah-marah, dan mengganggu.
Ilustrasi orang tua mengkritik anak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang tua mengkritik anak (Foto: Thinkstock)
Dari penelitian itu, terlihat adanya perbedaan antara anak yang pernah dipukul dan tidak, juga bagaimana faktor-faktor lain memengaruhi mereka. Hasil penelitian menunjukkan, anak yang dipukul pada umur 5 tahun cenderung mengalami masalah tingkah laku pada usia 6 dan 8 tahun dibanding anak yang tidak pernah dipukul.
ADVERTISEMENT
Selain itu ditemukan pula bahwa anak-anak yang dipukul lebih sering cenderung menunjukkan masalah yang lebih besar.
"Fakta ini, mengetahui apakah seorang anak yang pernah dipukul sudah cukup untuk memprediksi tingkat masalah perilaku mereka bertahun-tahun kemudian, cukup mengejutkan," ujar Gershoff.
Ia mengatakan, sesedikit apa pun anak-anak pernah dipukul, itu bisa menyakiti mereka.