Ahli: Anak-anak Tetap Rentan Tertular Virus Corona

19 Februari 2020 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria mendorong seorang anak yang duduk di atas koper saat mereka mengenakan masker untuk melindungi dari virus corona. Foto: Nicolas Asfouri / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria mendorong seorang anak yang duduk di atas koper saat mereka mengenakan masker untuk melindungi dari virus corona. Foto: Nicolas Asfouri / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona SARS-CoV-2 yang menyebar pertama kali di Provinsi Hubei, China, masih terus berlangsung dan meluas ke berbagai negara. Data terakhir menunjukkan, korban tewas akibat penyakit COVID-19 yang disebabkan virus corona ini telah mencapai 2.004 orang, menginfeksi 74.185 orang, dan lebih dari 10.000 orang dinyatakan sembuh.
ADVERTISEMENT
Rata-rata korban tewas adalah mereka yang telah lanjut usia dan memiliki riwayat penyakit lain. Yang menarik, dari puluhan ribu orang yang terinfeksi, hanya sedikit anak-anak yang dilaporkan terpapar virus SARS-CoV-2.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Assosiation yang merujuk pada analisis pasien di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, China, menemukan bahwa sebagian besar orang yang tertular COVID-19 adalah mereka yang telah lanjut usia, antara 40 hingga 59 tahun.
Anak-anak bermain di luar Disneyland, Hong Kong yang ditutup akibat virus corona, Minggu (26/1). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Sedangkan kasus anak-anak yang didiagnosis positif virus corona sangat jarang terjadi. Tidak jelas mengapa anak-anak “lolos” dari wabah novel coronavirus yang kini telah menyebar ke 28 negara tersebut.
“Sampai saat ini belum diketahui kenapa jumlah anak yang tertular virus corona hanya sedikit, pasti ini ada penelitian dan pasti keluar. Tapi di China pada tanggal 30 Januari 2020 itu sudah ada 28 anak yang dilaporkan positif virus corona usai 1 sampai 11 tahun. Tapi tentu belum ada penelitian kenapa anak-anak jarang terkena virus corona, kita tunggu saja kapan penelitian ini akan muncul,” ujar Prof. dr. Bambang Supriyanto, Konsultan Respi Anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dalam forum diskusi di Jakarta, Rabu (19/2).
ADVERTISEMENT
Beberapa hipotesis mengatakan, kemungkinan besar alasan anak-anak jarang tertular COVID-19 adalah karena mereka tidak mengunjungi pasar basah yang menjual hewan-hewan liar, yang berpotensi menyebarkan virus corona ke manusia.
Sebagaimana diketahui, titik awal penyebaran virus corona diduga berasal dari pasar makanan laut Hunan di Wuhan. Kendati sejauh ini belum diketahui hewan apa yang pertama kali menyebarkannya ke manusia. Peneliti sendiri meyakini kelelawar adalah inang pertama virus corona yang kemudian menularkannya ke ular, trenggiling, termasuk manusia.
Profesor Bambang menegaskan, meski hanya sedikit anak-anak yang tertular, bukan berarti virus corona tidak bisa menyerang anak-anak. Pada dasarnya, anak-anak tetap menjadi populasi yang rentan tertular COVID-19. Ini tak lain karena sistem imun bayi dan anak-anak tidak sekuat orang dewasa. Sistem imun anak-anak masih belajar mengenali dan melindungi tubuh dari kuman yang masuk.
Prof. dr. Bambang Supriyanto, Konsultan Respi Anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Foto: Habib Allbi Ferdian/kumparan
Sedangkan sistem imun yang dimiliki orang dewasa sudah bisa mengenali jenis kuman dan bisa menjadi pelindung ketika kuman atau virus masuk ke dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari sedikitnya jumlah anak-anak yang tertular virus corona, orang tua harus tetap waspada terhadap penularannya. Orang tua bisa melakukan tahap-tahap pencegahan, di antaranya melengkapi imunisasi anak, menerapkan pola hidup bersih, dan meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan antibodi.
"Orang tua juga harus lebih cermat memantau kesehatan anak. Amati gejala-gejala penyakit yang mungkin tidak terjadi pada anak agar bisa cepat ditangani. Cek juga apakah anak mengalami lemah, letih, lesu, karena itu bisa jadi pertanda kualitas kesehatan anak sedang menurun, Ini bukan untuk virus corona saja, tapi virus-virus lainnya yang bisa membahayakan kesehatan," ujar Bambang.