5 Fakta Unik Laron, Kawin dengan Pasangan yang Sama Seumur Hidup

19 Desember 2019 7:27 WIB
comment
25
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laron.  Foto: wikimedia,org
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laron. Foto: wikimedia,org
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada dua hal yang menyebabkan laron terbang keluar dari sarang saat musim hujan tiba. Pertama, untuk mencari tempat menghangatkan diri. Kedua, sebagai ritual di musim kawin.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, hunian dengan sumber cahaya yang cukup kerap jadi tempat mereka berkumpul untuk menghangatkan diri, sembari memilih-milih pasangan.
Untuk mengenal lebih jauh koloni serangga ini, berikut kumparanSAINS merangkum lima keistimewaan laron yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
Siklus hidup rayap dimulai dengan telur, nimfa, lalu rayap dewasa. Pada tahap sebagai rayap dewasa, rayap membagi-bagi tugas sesuai kasta, baik itu kasta pekerja, kasta prajurit, maupun kasta reproduktif.
Laron termasuk dalam kasta reproduktif. Berbeda dengan rayap dari kasta lainnya, laron memiliki dua pasang sayap yang akan membawanya pergi dari sarang saat musim kawin. Oleh karena itu, laron memegang kunci keberlangsungan hidup rayap.
Ilustrasi rayap. Foto: Wikimedia Indonesia
ADVERTISEMENT
Rayap memiliki senyawa feromon yang dihasilkan oleh kelenjar sternum. Feromon memiliki berbagai fungsi, seperti pendeteksi makanan, pengatur jarak saat rayap berjalan menuju suatu tempat, hingga menciptakan diferensiasi kasta di antara koloni mereka. Keberadaan feromon mencegah semua rayap menjadi petelur.
Laron termasuk serangga penganut monogami. Dalam satu koloni, hanya akan ada satu ratu dan satu raja yang perannya berkembang biak, dan tak akan mencari pasangan lain seumur hidup.
Hal itu berbeda dengan beberapa jenis serangga lain seperti kumbang tepung merah dan jangkrik lapangan afrika, di mana betina bisa kawin dengan banyak jantan.
Meski kerap dianggap sebagai hama pengganggu karena sering merusak barang-barang dari kayu, laron memiliki banyak sumber protein. Di beberapa daerah di Pulau Jawa, laron disajikan sebagai camilan yang digoreng seperti rempeyek. Bagi penikmat kuliner nyentrik, laron bisa dijadikan opsi sumber makanan alternatif bergizi tinggi.
ADVERTISEMENT
Usai mendapat pasangan yang cocok, laron akan menanggalkan sayapnya dan turun kembali ke tanah, untuk membuat sarang baru. Di sarang baru itulah raja dan ratu menghasilkan telur-telur yang akan jadi koloni generasi selanjutnya.
Saat kawin, pasangan jantan dan betina dari genus Macrotermes misalnya, akan menyepi di kamar khusus yang terletak di tengah sarang. Kendati hanya boleh ditempati raja dan ratu, kamar ini memiliki banyak lubang di dindingnya sebagai jalur keluar masuk rayap pekerja sebagai pelayan mereka.