Wawancara Khusus Pendiri Vintage Electric, Sepeda Listrik Nyentrik Asal Amerika

15 Oktober 2022 9:37 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri Vintage Electric Andrew Davidge.  Foto: Gesit Prayogi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Vintage Electric Andrew Davidge. Foto: Gesit Prayogi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Andrew Davidge dikenal sebagai pendiri Vintage Electric. Perusahaan yang bermarkas di California, Amerika Serikat itu memproduksi sepeda listrik dengan desain klasik sesuai namanya. Konsepnya adalah, alternatif mobilitas yang lebih ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Sepedanya selain dikayuh seperti biasa, juga disematkan motor penggerak yang dayanya dari baterai. Benefitnya menawarkan tubuh tetap sehat selama berpindah tempat, tentu apabila motornya tidak digunakan.
Awalnya Andrew tidak berpikiran memiliki perusahaan sendiri. Cerita bermula ketika dirinya menciptakan sepeda pertamanya yang memiliki bentuk klasik. Gayung bersambut, banyak orang yang menyukainya. Sampai-sampai menanyakan, di mana ia bisa mendapatkan sepeda itu.
Beberapa pesanan awal ia dapatkan. Hingga akhirnya, karyanya mendapat respons yang terbilang luar biasa di suatu pameran otomotif populer di sana.
Vintage Electric Foto: Gesit Prayogi/kumparan
Singkat cerita, Vintage Electric kemudian makin dikenal oleh kalangan hobi di dunia. Sekaligus masuk Indonesia beberapa tahun lalu karena banyak yang memesannya. Kemudian penjualan dilakukan melalui rekanan diler, termasuk membuka layanan purnajual.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kiprah Andrew membangun perusahaannya itu di tengah pengembangan kendaraan listrik yang pesat? Mari simak bersama dalam wawancara khusus kumparan berikut.

Bagaimana asal mula Vintage Electric?

Ya, saya tumbuh besar dengan sepeda balap, menyukai mobil, motor, dan apa pun yang memiliki roda dan bisa melaju sangat kencang. Lalu saya buat untuk saya sendiri, dan itulah pertama kalinya saya mengendarainya ya, lumayan.
Pendiri Vintage Electric Andrew Davidge. Foto: Gesit Prayogi/kumparan

Tahun berapa itu?

Ini tahun 2012, 2013. Dan itulah untuk pertama kalinya saya mengendarai sepeda itu. Untuk pertama kalinya sejak waktu yang lama saya mengendarai kendaraan yang terasa jauh berbeda dibandingkan yang lain.

Itulah cikal bakal Vintage Electric?

Ya! Sepeda pertama yang kita buat. Tentu saja sekarang banyak yang lebih bagus, tapi ya, kami mengendarai speed pertama, dan saya berpikir kita benar-benar punya ‘sesuatu’ di sini. Orang-orang terus-terusan mencegat saya di jalan untuk bertanya saya dapat ini dari mana.
Mencoba Vintage Electric di Jakarta Foto: Gesit Prayogi/kumparan

Sepeda itu mengundang perhatian banyak orang?

Ya, orang akan memberhentikan saya dan bertanya di mana saya mendapatkan (sepeda) itu. Saya akan menjawab, ya, saya buat ini untuk saya sendiri. Lalu kami dapat pemesanan awal, beberapa pesanan pertama, untuk membuat dua prototipe produk.
ADVERTISEMENT

Berapa banyak pesanan?

Kita dapat 10 atau 15. Kita dapat 10 atau 15.

Setelah itu?

Setelah itu, saya diundang ke acara di Monterey, California, tempat mereka membuat Concours Car Week besar-besaran. Lalu pada rabu malam, dengan pesawat jet dan pesta, saya diundang untuk datang dan membiarkan saya menaruh kedua sepeda itu di karpet merah.
Ketika orang-orang datang dengan jet pribadinya, saya duduk di sana dengan jas yang tidak cocok, dan orang-orang terus-terusan ingin membeli (sepeda saya), lalu saya mengunduh aplikasinya, mulai menggesek kartu kredit, dan menjual, sepertinya, 30 sampai 40 sepeda malam itu? Dan itu sangat membantu saya memulai perusahaan.
Vintage Electric Roadster Foto: Gesit Prayogi/kumparan

Umur berapa Anda waktu itu?

Saya waktu itu 20, 21 tahun.
ADVERTISEMENT

Bagaimana cara mengurus pesanan itu?

Ya, jadi, setelah acara itu (Monterey Car Week) saya menelepon kawan dan berkata, kita harus membuat 40 lagi sepeda-sepeda ini. Dan kita berhasil! Kami punya gudang kecil dan kami kerja 12, 13, 14 jam sehari membangun sepeda-sepeda ini dan mengantarkannya ke pelanggan.
Pada saat itu kami tidak punya sistem manufaktur yang disiapkan seperti sekarang, jadi kami bor dan las sendiri kerangkanya.

Bagaimana tanggapan orang tua?

Waktu itu mereka masih mengira saya pergi kuliah, tapi saya sebenarnya berangkat ke gudang kecil itu alih-alih kuliah.
Mereka sangat mendukung, mereka selalu berpikir apa yang bisa dilakukan ke anak kecil yang suka mobil dan motor ini?
Lalu ketika mereka lihat sepeda yang saya buat, dan terutama ketika mereka lihat pesanan yang masuk, mereka langsung, yah, lumayan juga, biarkan saja dia jalankan. Jadi mereka sudah mendukung sejak hari pertama.
Vintage Electric Foto: Gesit Prayogi/kumparan

Bagaimana pendidikan Anda? Kami meriset, Anda terdaftar di sekolah desain kendaraan?

Harusnya, lalu saya keluar, jadi saya tidak jadi kuliah. Saya malah mulai perusahaan saja.
ADVERTISEMENT

Bagaimana bentuk sepeda listrik pertama yang mencuri perhatian itu?

Sangat mirip dengan apa yang kami punya sekarang. kami ambil banyak inspirasi desain dari model-model Indiana pertama milik Harley-Davidson, jadi sepeda kami punya desain yang serupa, meskipun tidak sekeren (Harley)
Tadi Anda bilang menyukai balapan sejak kecil. Ceritakan latar belakang Anda menyukai hal itu?
Saya tidak yakin, sepertinya saya lahir dengan kesukaan itu. Kedua orang tua saya tidak suka balapan ataupun olahraga otomotif lain. Dan ketika saya melihat mobil di jalanan, motor di jalanan, kini saya terobsesi dengan itu.
Sejumlah produk Vintage Electric. Foto: Gesit Prayogi/kumparan

Kami dengar, cerita sebelum tidur Anda berkaitan dengan hal tersebut?

ADVERTISEMENT
Waktu itu saya berumur dua atau tiga tahun, dan saya harusnya ada di mobil ayah saya, dan saya melihat motor Harley melewati kami.
ADVERTISEMENT
Saya memohon ayah saya untuk pergi ke dealership Harley Davidson, dan ia bawa kami ke sana waktu saya masih berumur tiga tahun. Saya dapat semua katalognya, dan sejak itu cerita sebelum tidur favorit yang dibacakan orang tua saya adalah katalog Harley, katalog Porsche, semua kendaraan keren dan menyenangkan, dan di situ lah semuanya bermula.
Saya jatuh cinta pada semua ini, pada poster yang ada di tembok saya waktu saya kecil, semuanya. Benar-benar terobsesi.

Dari passion itu kemudian dilanjutkan menjadi bisnis?

Ya, anda tahu, bisnis ya bisnis, dan selalu ada urusan menyulitkan di dalamnya. Banyak kerja keras, tapi sekali-kali saya datang ke toko ketika akhir pekan, ketika suasananya sepi, dan melihat sekeliling saya.
ADVERTISEMENT
Saya berpikir, kalau saja saya tahu, kalau saja Andrew yang masih berumur 7 tahun tahu apa yang saya lakukan sekarang, ia akan mengajak saya untuk tos! Yah, anda tahu, ini impian saya.
Saya bisa bekerja dengan orang-orang yang saya sukai dan saya bisa bertemu orang-orang baru di seluruh dunia seperti anda, dan, yah, kadang-kadang saya harus menyadarkan diri (kalau ini bukan mimpi).
Vintage Electric Rally. Foto: Gesit Prayogi/kumparan

Kira-kira, apa yang membuat Vintage Electric beda dari sepeda listrik lain?

Ada beberapa hal. Ada estetikanya yang masih terlihat klasik, tapi tentu juga kualitas barang. Kami susah payah melihat setiap mur dan baut dan jahitan kulit untuk memastikan kualitas barang yang bisa kami upayakan.
Tentu saja juga apa yang membuat kami bangga adalah kemampuan sepeda kami untuk meningkatkan kemampuan sepeda.
ADVERTISEMENT

Peningkatan kemampuan dalam hal kecepatan?

Ya! Anda lihat di sekitar sini, di Indonesia, skuter dan sepeda motor yang telah mengaspal seumur hidup, kan. Dan ketika kami mengembangkan sepeda listrik, inilah hal yang harus kami perhatikan.
Sebab banyak di luar sana sepeda listrik yang bekerja lancar selama tiga sampai empat tahun, lalu teknologinya usang. Oleh karena itu, kami sebagai perusahaan ketika mengembangkan teknologi baru, selalu memastikan bisa kami pasang ke sepeda-sepeda awal kami.
Vintage Electric Rally. Foto: Gesit Prayogi/kumparan

Di pasaran kini ada dua varian yang Anda jual, apa keunggulannya?

Bagi kami ada sepeda throttle yang bisa dijual ke orang-orang yang ingin sepeda motor, dan ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pengalaman motor itu.
Namun ada juga sepeda pedal-assist yang penggunaannya cukup menggerakkan badan, jadi ada tambahan pengalaman sepeda tradisional.
ADVERTISEMENT
Jadi menurut kami, ada dua tipe pelanggan yang bisa kami sasarkan. Beberapa orang ingin latihan fisik lebih, ingin pengalaman bersepeda mereka ditingkatkan, dan orang lain ingin sepeda yang bisa diubah jadi motor.

Di mana Anda memproduksinya?

Kami manufaktur di Taiwan

Bukan di Indonesia?

Tidak dibangun di Indonesia, kami manufaktur di Taiwan.

Kapan Vintage Electric masuk Indonesia?

Tahun 2016. Ya, kami punya dealer di sini. Jadi kami kirimkan sepeda kami, saya datang dan menunjukkan bagaimana servis dan perbaikan produk kami, dan itulah awal mula kami (di Indonesia).
Vintage Electric mengusung desain yang terinspirasi dari motor klasik Amerika Serikat. Foto: Gesit Prayogi/kumparan

Bagaimana respons pasar sejauh ini?

Sebagai perusahaan kita sampai sekarang membangun lini produksi terbatas, jadi sejauh ini kami membangun lini produksi terbatas, jadi semua sepeda yang kami bawa ke Indonesia ludes habis.
ADVERTISEMENT

Cukup terserap pasar, ya?

Ya, bagi kami, langkah selanjutnya adalah membawa lebih banyak lagi sepeda dan mendorong pasar lebih jauh lagi, mengubah produk kami dari pasar yang terbatas untuk beberapa orang saja menjadi pasar yang jauh lebih luas, namun tetap dalam konsep produk spesial.

Mana dari lini produk Anda yang paling laris?

Cukup menarik karena sepeda kami dengan performa tinggi seperti 72 Volt Shelby Edition, Roadster, Scramble, motor-motor yang dari dulu punya penjualan terbaik, namun setelah pandemi dan orang-orang yang terjebak di rumah, mereka menikmati keluar rumah dan melatih fisik mereka ketika pergi ke kafe.
Di sini, juga, lini pedal-assist untuk Car Free Day, pergi ke kafe dengan latihan sedikit. Kami muncul dengan ide sepeda throttle berperforma-tinggi, namun lini pedal-assist kami sekarang juga mengejar popularitasnya.
ADVERTISEMENT
***