Wajib Tahu, Arti Lampu Sein Bus AKAP yang Selalu Menyala

22 September 2022 6:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lampu bus khas Karoseri Adiputro. Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lampu bus khas Karoseri Adiputro. Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bus AKAP atau antar kota antar provinsi biasanya punya cara tersendiri untuk saling berkomunikasi dengan pengguna jalan lain. Paling umum menggunakan lampu sein.
ADVERTISEMENT
Ini juga menjadi alasan kenapa lampu sein bus kerap berkedip, apalagi ketika berkendara di malam hari. Tidak seperti mobil umumnya, pengemudi bus sering kali menyalakan lampu yang satu ini.
Jadi bukannya si sopir lupa untuk mematikannya. Melainkan ada arti khusus yang harus dipahami oleh pengemudi di belakangnya. Singkatnya, cara mereka berkomunikasi dengan mobil atau bus di belakangnya supaya tetap aman.
Bus Kramat Djati bersiap meninggalkan Pool Pondok Pinang. Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
Lampu sein punya makna lain di tangan pengemudi Bus AKAP. Selain menunjukkan bahwa bus akan berbelok ke kiri maupun ke kanan, ini bisa digunakan sebagai tanda saat menyalip sebuah kendaraan besar di depannya.
kumparan pun menemui salah satu pengemudi bus PT Kramat Djati Asri Sejati Jakarta, Sidiq Cahyono, untuk mengetahui lebih lanjut arti kedipan lampu sein bus.
ADVERTISEMENT
“Contohnya, di Jawa, umumnya kalau ada di jalan yang tidak ada pemisah. Umpanya seinnya ke kiri, itu menandakan arahan ke bus lain di belakang kita, jangan ambil kanan, ambil kiri terus. Jangan coba-coba belakangnya nongol ke kanan,” buka Sidiq, Rabu (21/9).
Lampu sein bus yang menyala terus menandakan sesuatu. Foto: dok. Nugroho Febianto
Itu juga berlaku apabila pengemudi menyalip kendaraan di depannya, lalu segera memberikan lampu sein ke kiri. Artinya, momen menyalip hanya bisa dilalui oleh bus itu saja, sebab ada kendaraan di depan yang sudah mendekat.
“Kalau umpamanya dia kondisi mau nyalip, misalnya, sebuah bus mau menyalip truk. Begitu nyalip seinnya ke kanan. Setelah setengah badan truk itu dilewati seinnya masih terus ke kanan, otomatis bus belakangnya itu bisa mengikuti nyalip sebab momennya masih bisa menyalip,” jelasnya.
Jetbus 3 SDD milik PO Rosalia Indah di Lebak Bulus. Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
Isyarat ini katanya berlaku umum di Jawa, Madura dan Bali. Pemain bus Jalinsum (Jalur Lintas Sumatera) punya isyarat yang berbeda lagi, kendati artinya hampir sama untuk memberitahu kondisi lalu lintas kepada pengemudi di belakangnya
ADVERTISEMENT
“Kalau di Sumatera, mau lewat jalan yang tanpa atau ada pembatas, seinnya pasti yang kanan nyala terus kalau mau memberikan informasi ada bahaya," pungkasnya.
"Kalau dia mengikuti kendaraan besar di depan seperti truk, atau kendaraan besar lainnya. Lalu, dia punya jarak pandang yang kurang bebas. Dia pasti ngasih sein ke kanan. Itu hati-hati jangan coba-coba untuk mengambil ke kanan,” sambung pria ramah ini.
Lampu sein ke kiri hanya digunakan ketika bus hendak berbelok atau berhenti. Ia tidak bisa menjelaskan kenapa bisa terjadi perbedaan. Namun, itu adalah norma yang sudah berlaku di sana sehingga pengemudi bus lainnya sudah memahami hal itu.
Pengemudi kendaraan kecil atau mobil pribadi bisa mengikuti arti lampu sein ini. Namun, supir yang sudah punya pengalaman tujuh belas tahun ini menyarankan setiap tindakan yang diambil harus mengikuti kondisi situasi lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
“Tidak semua pengemudi bus malam menggunakan isyarat ini. Setiap sopir punya ciri khasnya sendiri sehingga pengemudi tetap harus berhati-hati ketika mengikuti atau berada di belakang bus besar,” tutupnya.