Simak, Ini 3 Etika yang Benar Menjadi Pembonceng Motor

18 April 2021 4:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berboncengan. Foto: autoevolution
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berboncengan. Foto: autoevolution
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap orang yang hendak menjadi pembonceng motor, sebaiknya ketahui etika yang dibenarkan. Ini perlu diterapkan demi keamanan dan kenyamanan baik pengendara dan penumpangnya.
ADVERTISEMENT
Sebab tak sedikit pembonceng yang mengindahkan tata cara dan aturan yang dibenarkan ketika menumpangi motor. Akibatnya bisa kena tilang dan umpama jatuh, risiko mengalami cedera lebih besar.
Ilustrasi berboncengan. Foto: cdn.technologyreview.com
Untuk itu Senior Analyst Safety Riding PT Astra Honda Motor (AHM) Johanes Lucky mengungkapkan sedikitnya ada 3 etika yang direkomendasikan bagi pembonceng, agar keselamatan berkendara tetap menjadi prioritas utama.

1. Ikut pakai riding gear lengkap

Tak cuma pengendara, pembonceng juga wajib pakai riding gear lengkap, mulai jaket berprotektor jika ada, mengenakan celana panjang, helm, dan sarung tangan.
Ilustrasi menggunakan HP ketika berkendara. Foto: istimewa
Tujuannya mengantisipasi benturan dan gesekan langsung ke permukaan jalan ketika jatuh, juga terhindar dari angin, terik matahari, sampai hempasan material yang beterbangan.

2. Pembonceng wajib duduk menghadap depan

Lucky kemudian menjelaskan, ketika safety gear lengkap, baru pahami etika duduk. Yang benar menurutnya, duduk menghadap depan supaya pengendara tetap bisa menjaga keseimbangan motor, bukan duduk miring ke samping kiri.
ADVERTISEMENT
"Ketika pembonceng duduknya nyamping dan hendak berbelok, pengendara akan kesusahan, karena nggak seimbang (ada bobot tambahan pada salah satu sisi motor)," terangnya dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu.
llustasri berboncengan saat naik motor. Foto: istimewa
Dengan menghadap depan menyerupai pengendara, pembonceng juga bisa ikut memperhatikan jalan. Mengidentifikasi keadaan sekitar, juga mengetahui kondisi yang sebenarnya, sehingga ketika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan bisa ikut refleks.

3. Ikuti gerakan pengendara motor

Nah poin terakhir ini berkaitan dengan sebelumnya. Selain duduk menghadap depan, pembonceng juga harus tahu etika yang tepat adalah mengikuti pergerakan pengendara ketika sudah mulai berjalan atau bermanuver.
Maksudnya begini, saat belok ke kiri, maka pembonceng seyogyanya ikut condong ke kiri, bukan ke arah sebaliknya karena bisa membuat keseimbangan terganggu, akibatnya si pengendara sulit menstabilkan motor.
Nilai minus Yamaha Lexi foot rest pembonceng yang terlalu dekat dengan area pijak kaki si pengendara Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Bahkan saat refleksnya terlalu cepat, potensi penumpang terjungkal ke arah berlawanan dari arah belok lebih besar.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu supaya memudahkan pergerakan yang selaras, pembonceng juga disarankan memegang pinggul hingga memeluk pengendara. Namun manakala bukan pasangan, tetap jaga pergerakan tubuh serupa di depannya.
"Bukan pasangan nggak apa-apa nggak usah dipegang, tapi yang penting ikut gerakannya termasuk lutut dan kaki untuk keseimbangan, makanya saran kami penumpang tetap harus duduk menghadap depan," tuntasnya.