Simak, 6 Cara Membedakan Mobil Bekas Banjir atau Tidak

6 Januari 2020 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil bekas di MGK Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Mobil bekas di MGK Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa bulan ke depan, pasar mobil bekas dipastikan akan disesaki dengan membludaknya mobil bekas terendam banjir. Ya, banjir yang menerjang pada Rabu (1/1) lalu, memang telah menenggelamkan ratusan mobil di sebagian wilayah Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dengan banyaknya populasi mobil bekas banjir di pasaran, diperlukan kehati-hatian bagi masyarakat yang mungkin berencana untuk membeli mobil bekas dalam waktu dekat ini.
Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih, mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat dalam membedakan mobil bekas banjir atau tidak.
Ilustrasi STNK Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Langkah paling awal dan mudah untuk dilakukan menurut Didi adalah dengan mengecek STNK mobil tersebut. Lihat alamat tinggal dari pemilik mobil tersebut, apakah merupakan daerah rawan banjir atau tidak.
“Di STNK itu kita bisa tahu, dia tinggal dimana nih mobil ini. Contoh, alamat STNK itu di Kelapa Gading misalnya, wah kita harus curiga tuh, kenapa? Karena Kelapa Gading kan rawan banjir,” jelas Herjanto kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Dengan alamat mobilnya yang berlokasi di daerah rawan banjir, maka langkah selanjutnya harus lebih teliti dalam memeriksa kondisi fisik mobil tersebut.
Interior mobil yang rusak akibat banjir Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Selanjutnya, dalam memeriksa kondisi fisik mobil tersebut maka yang paling pertama harus diperiksa menurut Herjanto adalah kondisi dari karpet mobil tersebut. Apabila karpet dasar mobil tersebut kondisinya terlalu bersih dan merata, sementara usia mobil sudah terbilang tua, hal itu patut dicurigai.
“Kita lihat karpet dasarnya, kalau dia terlalu bersih dan rata, kita patut curiga tuh,” beber Herjanto.
Selain dari kebersihan karpet tersebut, kondisi karpet mobil yang bekas terendam banjir biasanya juga akan memiliki bau tidak sedap. Akan tetapi, tidak jarang beberapa pedagang atau pemilik mobil akan menyamarkan bau tidak sedap tersebut dengan bau kopi atau pewangi mobil yang memiliki wangi sangat kuat.
ADVERTISEMENT
“Biasanya kalau pedagang yang pintar, dia akan menyamarkan dengan bau kopi atau bau semacam pewangi-pewangi. Tapi yang pasti ketika kita cium dari jarak dekat, biasanya bau demek itu akan tetap tercium,”ujar Herjanto.
Karet pintu Daihatsu Grand New Xenia Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Cara selanjutnya yaitu dengan mengecek kondisi pada karet-karet di bagian pintu. Bukalah karet-karet pintu tersebut dan pastikan tidak ada bekas noda air atau tanah liat.
“Biasanya penyakit orang Indonesia nih, kalau bersihin suka enggak tuntas tuh, Nah kalau bekas kebanjiran, biasanya di balik karet ini tertinggal nih air bekas banjir atau kotoran – kotoran tanah liat,” ungkap Herjanto.
Selain dari kasat mata, bisa juga deteksi dari bau-bau yang ada di bagian tersebut.
Tampilan Mesin Peugeot 306 N3 sebelum dipasang turbocharger Foto: dok. Istimewa
Setelah memeriksa bagian dalam, langkah selanjutnya menurut Herjanto adalah dengan memeriksa ruang mesin. Meski begitu, memeriksa ruang mesin bukanlah perkara mudah, diperlukan ketelitian ekstra untuk membedakan mana mobil bekas banjir dan tidak.
ADVERTISEMENT
Biasanya, untuk mobil yang dijual perorangan dan bukan showroom, cenderung lebih mudah untuk dideteksi bekas banjir atau tidak. Pasalnya, mobil bekas yang dijual perorangan, biasanya tidak akan benar-benar bersih meski telah dibersihkan.
“Biasanya sebersih-bersihnya ruang mesin, di bagian pojok-pojokan atau bagian yang sulit dijangkau akan keliatan bercak-bercak bekas air banjirnya,” terang Herjanto.
Lanjut Herjanto, deteksi pada ruang mesin bekas banjir juga dapat dilihat pada sela-sela bodi pinggiran ruang mesin. Biasanya, pada bagian tersebut juga masih akan meninggalkan bercak-bercak noda air bekas banjir.
Oleh karena itu, agar dapat melihat kondisi ruang mesin tersebut dengan jelas, Herjanto pun menyarankan agar melihatnya di ruang terbuka di bawah sinar matahari langsung.
Ruang penyimpanan ban serep Foto: dok. istimewa
Khusus mobil-mobil berjenis sedan, citycar, atau hatchback, Herjanto menyarankan agar tidak lupa memeriksa bagian bagasinya. Bukalah penutup kompartemen penutup ban serep dan periksa apakah ada bekas bercak air lumpur atau tidak.
ADVERTISEMENT
“Nah yang kadang orang juga suka lupa itu bagian bagasi. Untuk mobil yang punya bagasi seperti sedan, hatchback, atau citycar, jangan lupa tuh periksa tempat ban serepnya, ada bekas bercak air lumpurnya atau tidak,” ucapnya.
Selain memeriksa ruang penyimpanan ban serep, periksa juga karet-karet pada pintu bagasi, pastikan apakah ada bekas air lumpur atau tidak.
Bengkel Auto2000 Meningkat Jelang Lebaran Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Langkah terakhir yang bisa dilakukan oleh pemilik mobil adalah dengan mengecek service record mobil tersebut di bengkel resminya. Apakah mobil tersebut pernah melakukan perbaikan pasca banjir atau tidak.
“Cara terakhir buat memastikan sih cek ke bengkel resmi, dari situ nanti kita jadi tau nih, ini mobil pernah kebanjiran atau enggak,” beber Herjanto.
ADVERTISEMENT
Apabila, mobil tersebut tidak memiliki service record di bengkel resmi, tentu harus lebih diwaspadai. Pasalnya, kita tidak akan pernah tahu apakah mobil tersebut benar belum pernah terendam banjir atau pernah banjir namun dibersihkan dan diperbaiki di luar bengkel resmi.
“Justru kalau dia enggak terdata di bengkel resmi kita patut waspada tuh, karena kan tidak menjamin apakah dia benar tidak pernah banjir atau justru pernah banjir tapi dibenerin di tempat lain,” pungkas Herjanto.
Bila salah satu dari keenam tanda-tanda tersebut sudah ditemui, Herjanto pun menyarankan agar menghitung kembali, terkait harga dan biaya-biaya perbaikan mobil yang mungkin akan dialami dalam beberapa waktu ke depan.