Sepeda Motor Mesin Konvensional ‘Punah’ di Indonesia 2040

12 Oktober 2021 6:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menjajal motor listrik buatan dalam negeri Gesits seusai melakukan audiensi dengan pihak-pihak yang terlibat proses produksi. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menjajal motor listrik buatan dalam negeri Gesits seusai melakukan audiensi dengan pihak-pihak yang terlibat proses produksi. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Sektor industri sepeda motor jadi salah satu yang jadi perhatian pemerintah, untuk menuju target net zero emission (NZE) atau netral karbon pada 2060.
ADVERTISEMENT
Dalam uraian Menteri ESDM Arifin Tasrif disitat dari keterangan tertulisnya, tak ada lagi sepeda motor bermesin pembakaran internal yang dipasarkan pada 2040.
Artinya semuanya motor listrik. Sementara pada tahun 2030 diharapkan sudah ada 13 juta sepeda motor listrik, yang beredar di Indonesia.
"Transformasi menuju net zero emission menjadi komitmen bersama kita paling lambat 2060," tuturnya pada diskusi bertajuk Road to COP26: Tekad Generasi Muda Indonesia Mencegah Perubahan Iklim & Mendukung Energi Bersih di Jakarta, Kamis (7/10/2021).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengendarai motor listrik saat diluncurkan sebagai kendaraan dinas Kementerian Perhubungan di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (16/12). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Ini lebih cepat 10 tahun dari target penyetopan penjualan mobil bermesin konvensional, yang baru dilakukan pada 2050. Sementara pada 2030 populasi mobil listrik di angka 2 juta unit.
Coba menanyakan kepada Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) sampai berita ini tayang, belum ada respons. Begitu juga pihak Yamaha dan Honda.
ADVERTISEMENT
Sementara Head and Sales Promotion PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael C. Tanadhi belum mau berkomentar banyak.
"Belum bisa komentar untuk saat ini. Namun yang pasti kami akan ikut aturan pemerintah," tuturnya.
Motor Listrik BL-SEV01 garapan Universitas Budi Luhur (UBL) diuji coba di Sirkuit Sentul. Foto: dok. UBL
Setidaknya, pemerintah tengah menerapkan lima prinsip utama, mulai dari peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), pengurangan energi fosil, kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, dan pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).
"Kami telah menyiapkan peta jalan transisi menuju energi netral mulai tahun 2021 sampai 2060 dengan beberapa strategi kunci," jelas Arifin.