otomotif, OTOHITZ IV,  tips otomotif, OTO INFO, Jimmy Alexander

Petaka Berkendara di Dini Hari

7 November 2019 12:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berkendara saat malam hari. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berkendara saat malam hari. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Berkendara pada dini hari memiliki risiko tinggi. Sebuah kecelakaan dialami Putri Kalingga Hermawan (21) pada Minggu, 29 Oktober 2019 pukul 3 dini hari menjadi bukti.
Alih-alih menginjak pedal rem saat berbelok di pertigaan Senopati, ia malah injak pedal gas, sehingga mobil yang dikendarai justru bertambah kecepatannya, dan menabrak sebuah bangunan apotek dan menabrak Asep Kamil (50), seorang petugas satpam.
"Kecepatannya bertambah saat belokan yang harusnya direm," kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Fahri Siregar. Meskipun begitu, dari hasil pemeriksaan polisi, Putri tak sedang terpengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang.

Circadian Rhythm dan Highway Hypnosis

Berdasarkan data sepanjang 2018, kecelakaan yang terjadi pada dini hari hingga pagi pukul 00:00 sampai 06:00, mencapai 11.177 kasus. Artinya ada sekitar 10,35 persen, dari total kecelakaan yang terjadi di 2018 (107.968 kecelakaan).
Dokter spesialis Neurologi, Jimmy Alexander, menjelaskan salah satu faktor pemicu hilangnya konsentrasi ketika berkendara --khususnya pada dini hari, lantaran bergesernya Circadian Rhythm atau yang diartikan secara harfiah sebagai Irama Sirkadian.
Berkendara dini hari tanpa persiapan, berisiko besar alami kecelakaan. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
Normalnya, manusia tidur di malam hari pada pukul 21.00 atau pukul 22.00 dan bangun pada pukul 05.00 di pagi hari dengan durasi enam sampai delapan jam. Jika seseorang begadang, maka siklus tidurnya tentu akan bergeser menjadi lebih larut. Hal ini dapat memicu gangguan pola tidur yang dikenal dengan istilah Delayed Sleep Phase Syndrome (DSPS).
Gangguan ini, kata Jimmy, memiliki sejumlah gejala. Di antaranya gampang mengantuk dan hilang konsentrasi.
“Mengantuk karena jam tidurnya bergeser jadi pada saat dia harusnya bangun masih ngantuk, mood-nya tidak stabil, badan terasa tidak segar saat bangun tidur, sering lupa, dan mudah lelah,” beber Jimmy.
Instruktur keselamatan berkendara yang juga pendiri Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, menambahkan orang yang tak mampu berkonsentrasi lagi, maka dapat menyebabkan highway hypnosis, atau mengemudi dalam keadaan otak setengah fokus
Jusri mengimbau, agar pengemudi kendaraan bermotor sebaiknya mengurangi aktivitas berkendara pada dini hari. Akan tetapi jika terpaksa, ia menyarankan agar masyarakat menggunakan transportasi umum.
“Lebih baik naik transportasi umum seperti taksi, apalagi kalau kita kurang konsentrasi karena kelelahan, kurang tidur, atau di bawah pengaruh alkohol, jangan dipaksakan. Kalau dipaksakan dapat membahayakan diri kita dan orang lain,” ujar Jusri.
Berkendara dini hari tanpa persiapan, berisiko besar alami kecelakaan. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan

Istirahat sebelum dan sesudah

Namun bila terpaksa berkendara saat dini hari, Jimmy menyarankan agar Anda menyempatkan diri untuk tidur terlebih dahulu.
“Tidur dahulu sebelum aktivitas supaya bisa mengkonservasi energi saat tidur, serta tidak mudah lelah dan tidak mengantuk lagi saat melakukan aktivitas setelah bangun tidur,” katanya.
Tak hanya itu, perlu diperhatikan juga pasca aktivitas. Pengemudi harus melanjutkan tidur untuk menjaga metabolisme tubuh. Bahkan istirahat juga perlu dilakukan selama sehari penuh, untuk menormalkan jam biologis pada tubuh.
“Contohnya, bila jam 03.00 masih kerja, habis kerja itu langsung tidur full hingga terbangun. Lalu mulailah tidur lagi, di jam tidur normal. Jangan tidurnya di waktu larut lagi, nanti malah makin bergeser polanya, karena irama sirkadian itu biological clock di tubuh kita. Tubuh Kita punya jam sendiri untuk waktu tidur dan bangun,” ujar Jimmy.

Jurus mengemudi dini hari

Sementara itu, soal tips berkendara di dini hari, Jusri Pulubuhu menyarankan agar Anda lebih waspada terhadap keadaan sekitar. Apalagi jika harus melintasi persimpangan atau belokan yang gelap.
Berkendara dini hari tanpa persiapan, berisiko besar alami kecelakaan. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
“Kita harus mengantisipasi kesalahan-kesalahan dari pengemudi lain. Perhatikan sisi belakang, karena semakin sepi (jalanan) maka semakin besar kemungkinan bagi pengemudi untuk melakukan kesalahan,” tutur Jusri.
Antisipasi tersebut bisa dengan berbagai cara, seperti mengurangi kecepatan, menyalakan lampu dim atau mengklakson terlebih dahulu. “Sebelum lewat persimpangan, cek spion. Kalau aman kita nyalakan sein sambil menyalakan lampu dim dan tunggu balasan, lalu kurangi kecepatan. Kalau aman baru belok,” jelasnya.
Berkendara dini hari tanpa persiapan, berisiko besar alami kecelakaan. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten