Mau Sunmori, Biker Perlu Paham Ini Supaya Tak Berujung Celaka

3 Agustus 2021 16:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cak Imin sunmori dari DPP PKB ke Patung Panahan. Foto: Ainul Qalbi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cak Imin sunmori dari DPP PKB ke Patung Panahan. Foto: Ainul Qalbi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kecelakaan nahas terjadi pada Minggu (1/8/2021) di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Pengendara moge yang diduga sedang sunmori dengan kecepatan tinggi, menabrak pemotor wanita yang kemudian meninggal di TKP.
ADVERTISEMENT
Dari keterangan pihak kepolisian, sebelum terjadi benturan pemotor wanita berhenti di tengah jalan, diduga akan berpindah jalur.
Kegiatan sunmori atau sunday morning ride, jadi rutinitas komunitas motor untuk berkendara di hari minggu pagi. Ya biasanya ini dilakukan berkelompok.
Namun memang kegiatan ini belakangan jadi sorotan, karena kerap berujung malapetaka, bahkan sampai memakan korban jiwa. Lantas seperti apa harusnya sunmori dilakukan?
Pendiri sekaligus Instruktur Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) Jusri Pulubuhu menyebut, pemotor perlu paham aturan sunmori.
"Biasanya karena sunmori diikuti oleh kelompok dan yang harus dilakukan adalah group riding atau konvoi. Ada ketentuannya sudah diatur oleh IMI dan kepolisian," ucapnya kepada kumparan.
Ilustrasi berkendara berkelompok atau touring komunitas. Foto: Istimewa
Dan jangan sampai salah kaprah juga. Bukan berarti group riding bikin pemotor jadi eksklusif dan bisa semena-mena di jalan.
ADVERTISEMENT
Nah berikut lengkapnya aturan grup riding saat sunmori supaya aman.
1. Pengarahan
-Absensi peserta touring
-Pengarahan aturan emas yang meliputi jaga jarak aman, dilarang menyalip dari kiri, dilarang menyusul pimpinan rombongan, penentuan waktu perbaikan kendaraan, istirahat setiap 2 jam berkendara, tidak mengatur lalu lintas, tidak makan saat berkendara, dan tidak menggunakan strobo atau sirine
-Pengarahan rute yang dilalui, kondisi jalan, prakiraan cuaca, tempat istirahat, dan titik pemberhentian akhir
-Pengarahan evaluasi dari kegiatan sebelumnya
Ilustrasi berkendara berkelompok atau touring komunitas. Foto: Istimewa
-Pengarahan formasi dan urutan peserta, utamanya peserta wanita, peserta yang kurang berpengalaman, dan berboncengan di depan di belakang pimpinan
-Pengenalan seluruh peserta dan pengurus perjalanan
-Berdoa sebelum memulai perjalanan.
2. Pengarahan Isyarat Tangan
Pemahaman soal berkomunikasi menggunakan isyarat tangan baik secara internal kelompok maupun eksternal, ke pengguna jalan lain menggunakan tangan kiri.
ADVERTISEMENT
3. Perlengkapan Keselamatan Berkendara
Seluruh peserta wajib mengenakan: helm pribadi, jaket iklim tropis yang lengkap dengan protektor, sarung tangan dengan pelindung, celana panjang berprotektor, dan sepatu yang menutupi mata kaki.
4. Menjalankan Rombongan
-Pimpinan memberi sinyal berupa tiupan peluit panjang tanda persiapan awal
-Peluit 2 kali sebagai isyarat memposisikan motor di belakang pimpinan
-Pimpinan angkat tangan kiri, diikuti peserta paling belakang, kemudian estafet sampai peserta di belakang pimpinan sebagai tanda semua peserta sudah siap.
5. Masuk Badan Jalan
-Wajib formasi satu baris dan berjalan di sisi kiri
-Kecepatan rendah sampai semua rombongan masuk badan jalan
6. Formasi satu baris dan zig-zag
-Formasi satu baris pada saat hendak menyusul, menikung, dan berhenti di pinggir jalan
ADVERTISEMENT
-Formasi zig-zag dalam keadaan lalu lintas tidak padat, supaya jarak pandang luas dan menjaga jarak pengereman dengan peserta di depannya
7. Menyusul
Teknis menyusul wajib dilakukan satu per satu dan hanya dari satu sisi sesuai arahan pimpinan.
8. Posisi berbelok
Saat berbelok wajib kembali dalam formasi satu baris dan membentuk pola huruf L serta ikuti marka jalan yang ada.
9. Berhenti di lampu lalu lintas
Ketika berhenti di lampu lalu lintas ubah formasi zig-zag menjadi dua baris. Peserta yang jalan lebih dahulu adalah yang berhenti lebih dulu.
10. Terputus di lampu lalu lintas
Peserta yang tertinggal membunyikan klakson sebagai isyarat ke peserta di depannya, untuk diestafetkan ke pimpinan rombongan. Lebih lanjut pimpinan akan mengurangi kecepatan atau menepi, sampai seluruh peserta bergabung kembali.
ADVERTISEMENT
11. Pemberhentian darurat
Wajib berhenti di sisi paling kiri dengan formasi 1 baris dan nyalakan hazard. Matikan hazard saat memulai perjalanan lagi.
12. Mengisi BBM
Antre di SPBU dalam dua baris. Sebaiknya dibayar dalam satu transaksi. Ketika sudah, peserta wajib parkir di lokasi yang tidak mengganggu pengguna jalan lain.
13. Memarkirkan kendaraan
Pimpinan rombongan akan mengevaluasi lahan parkir yang cukup bagi seluruh peserta, agar bisa parkir nyaman dan tidak mengganggu pengguna lain. Formasinya bisa berbanjar atau berbaris, dan tidak melewati pimpinan.
"Panduan ini bisa dipakai sebagai standar dan akhirnya kelompok bermotor bisa berbaur dengan masyarakat di jalan, sehingga tidak terjadi lagi kecelakaan atau kesalahpahaman yang terjadi selama ini," ujar Ketua Umum IMI, Sadikin Aksa beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT