Kapan Toyota Jual Mobil Hidrogen di Indonesia?

5 Desember 2023 10:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota Mirai Terbaru. Foto: dok. Toyota
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Mirai Terbaru. Foto: dok. Toyota
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menanggapi soal kemungkinan memasarkan produk dengan teknologi hidrogen di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Belum lama ini PT PLN berencana menghadirkan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian hidrogen pertama di Indonesia. Ketersediaannya disebut bisa dimanfaatkan untuk sektor trasportasi.
"Ya, tentu jadi ada peluang ya melihat adanya ketersediaan energi nya di Indonesia," buka Anton dihubungi kumparan belum lama ini.
Mengenai rencana HRS tersebut, TAM disebutnya menyambut baik opsi penggunaan energi terbarukan untuk mobilitas yang berorientasi netralitas karbon.
Launching green hydrogen plant di PLTGU PLN Muara Karang, Pluit Jakarta Utara, Senin (9/10/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
"Ke depan tidak menutup kemungkinan kita akan bisa continue untuk studi lebih jauh penggunaan bahan bakar terbarukan dan salah satunya ke hidrogen, ya. Khususnya untuk mobilitas sebagai bagian untuk melihat kemungkinan komersialisasi nanti," jelas Anton.
Secara global, Toyota punya satu produk berteknologi hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) bernama Mirai. Generasi keduanya pernah mencetak rekor menempuh perjalanan sejauh 1.360 kilometer hanya sekali isi bahan bakar hidrogen.
ADVERTISEMENT
Pabrikan Jepang itu juga tengah gencar menguji coba mobil lainnya dengan memanfaatkan hidrogen sebagai bahan bakarnya seperti belum lama ini ada Toyota GR Corolla H2 di Thailand atau Toyota HiAce H2 di Australia.
"Untuk bagaimana nanti kemungkinan kita studi nanti kita lihat ya bagian mana yang akan di uji coba apakah akan sama dengan negara lain atau justru saling melengkapi sehingga studi nya komprehensif, nanti pasti akan kami informasikan lebih lanjut ya kemungkinan kemungkinan ini," pungkas Anton.
Wujud pengembangan Toyota Hiace hidrogen. Foto: dok. Drive
Sebelumnya, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan, hidrogen menjadi salah satu teknologi yang dipersiapkan Toyota di dalam pendekatan multi-pathway untuk mencapai netralitas karbon.
“Dalam pengejaran Net Zero Emission di Indonesia, multi-parties sudah bergerak untuk membuat tiga ekosistem: biofuel, baterai, hidrogen. Untuk Hidrogen sudah ada Pertamina, PLN, Pabrik Pupuk, dan Samator. Dengan berbagai strategi hidrogen nasional yang dilakukan semua pihak, Indonesia punya peluang dalam pengembangan hidrogen hijau agar tak tertinggal dengan kompetisi global dan tak lain segera wujudkan demi generasi kini hingga anak cucu kita di masa depan,” kata Bob.
ADVERTISEMENT
Toyota percaya diversifikasi teknologi dalam pencapaian netralitas karbon penting untuk menyediakan berbagai pilihan yang bisa dimanfaatkan berdasarkan kondisi sosial dan ekonomi. Caranya menyediakan berbagai pilihan teknologi mulai dari LCGC, flexy engine, HEV, PHEV, BEV, hingga hidrogen.

Pemanfaatan hidrogen untuk sektor transportasi bakal dilakukan di Indonesia pada 2031

Launching green hydrogen plant di PLTGU PLN Muara Karang, Pluit Jakarta Utara, Senin (9/10/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, sektor transportasi akan didorong menggunakan sumber energi pada 2031. Sementara satu dekade setelahnya, energi tersebut diharapkan bisa diutilisasi oleh sektor industri.
Hal itu ia sampaikan pada Seminar Nasional 100 Tahun Industri Otomotif Indonesia Mewujudkan Indonesia Net Zero Emission 2060 bertema “Percepatan pengembangan ekosistem hidrogen di sektor industri dan transportasi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 di Indonesia," yang berlangsung di UGM Yogyakarta, Rabu (8/11/2023).
ADVERTISEMENT
“Tentu saja upaya-upaya menuju itu sudah bisa dimulai dari sekarang,” katanya.
Feby menyatakan, pemanfaatan hidrogen diharapkan bisa mencapai 5-10 persen untuk sektor transportasi pada tahun 2060. Di samping itu, pemerintah juga mendorong penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai yang diharapkan populasinya mencapai 175 juta sepeda motor listrik dan 65 juta mobil listrik pada tahun yang sama.
Adapun, potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) hidrogen berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang tersebar di Kalimantan Utara, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Papua. Saat ini potensi produksi listrik dari EBT telah mencapai 3.000 gigawatt (GW) dan baru diutilisasi sekira 12,5 GW.
Pemerintah optimistis bisa meningkatkan produksi listrik dari sumber EBT hingga 21 GW mengacu Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030.
ADVERTISEMENT
***