Jangan Ngekor Konvoi Kendaraan yang Dikawal, Membahayakan Pengendara Lain

27 Januari 2023 17:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi konvoi mobil. Foto: Heo Ran/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi konvoi mobil. Foto: Heo Ran/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Praktisi keselamatan berkendara Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menyoroti perilaku pengendara yang kerap ngekor rombongan atau iring-iringan kendaraan yang dikawal.
ADVERTISEMENT
“Kebiasaan yang ada di kita ini kalau ada rombongan atau iring-iringan apa pun, misalnya mobil jenazah, ambulans, pejabat negara dan sebagainya itu pasti ada saja yang ikut,” buka Sony ketika dihubungi kumparan (26/1).
Menurut Sony, tindakan menyusup ke dalam rombongan konvoi yang dikawal jelas tidak boleh dilakukan. Sebab, di dalam rombongan yang dikawal tersebut pasti memiliki protokol khusus.
“Orang atau mobil yang ada di dalam iring-iringan pasti sudah punya kesepakatan soal kecepatan kendaraan, kemudian mobilnya diatur dari kapasitas mesinnya dari kecil ke besar, kemudian dilihat kemampuan pengemudinya seperti apa baru dibuatlah kesepakatan,” imbuhnya.
Ilustrasi touring menggunakan sepeda motor. Foto: fim-live.com
“Kalau ada yang masuk dalam rombongan kan otomatis orang itu tidak tahu aturan dan kesepakatan yang dibuat itu,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengemudi atau kendaraan lain yang sengaja ikut masuk atau menyusup tersebut, juga belum tentu dapat mengantisipasi keadaan darurat atau situasi yang tiba-tiba berubah.
“Mobil yang ikut di dalam iringan itu terlihat lebih agresif, ini yang berbahaya. Tidak tahu kecepatan dan tidak tahu arah,” tukas Sony.
Sony juga menilai, setiap mobil yang bukan bagian dari rombongan atau menguntit kendaraan prioritas seperti ambulans, pemadam kebakaran, dan sejenisnya tidak memiliki empati.
“Ini seharusnya tidak terjadi, secara etika tidak punya empati, di dalam iring-iringan ini kan berarti ada orang yang punya masalah, punya kepentingan. Misalnya orang kritis maka diantar ambulans, kemudian pejabat yang harus segera bertemu dengan tamu penting, atau pemadam kebakaran yang harus segera tiba di lokasi. Jadi iringan itu bukan sembarang konvoi, jadi kita enggak boleh ikutan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT

Penyusup kendaraan konvoi diduga tabrak pemotor

Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan (tengah) menjelaskan kematian Selvi mahasiswi Unsur Cianjur. Foto: Dok. Istimewa
Seorang mahasiswi Universitas Suryakencana Cianjur, Selvi Amalia Nuraeni tewas diduga akibat tertabrak rombongan pejabat teras kepolisian di Jalan Raya Bandung, Jawa Barat.
Menurut keterangan Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Selvi tertabrak mobil yang disebut bukan bagian dari rombongan tersebut.
“Penabrak mahasiswi tersebut adalah pengemudi yang mengendarai sebuah mobil sedan merek Audi, dan mobil itu bukan rangkaian dari pengawalan Polri. Mobil itu menyusup di pengawalan kemudian menabrak," kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Rabu (25/1).
Hingga saat ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan masih memeriksa insiden tersebut.
***