Jangan Diabaikan, Ini 2 Aturan Main Mengecas Mobil Listrik yang Aman
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sosialisasi soal mobil listrik perlu terus digaungkan di Indonesia. Ya supaya masyarakat semakin familiar, dan tak ragu membelinya.
ADVERTISEMENT
Pilihan mobil listrik pun kini makin beragam, ada Hyundai , Lexus, BMW, Porsche, hingga Tesla. Namun buat yang sudah memilikinya, perlu mengetahui juga cara menggunakannya.
Tak hanya terkait mengendarainya, tapi juga terkait pengisian daya listrik atau mengecas. Ada aturan mainnya.
General Manager Service PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Putra Samiaji, mengatakan ada 2 kebiasaan yang sebaiknya jangan dilakukan para pemilik mobil listrik.
“Pertama kami sangat sarankan untuk tidak menggunakan mobil listrik dalam kondisi baterai di bawah 20 persen. Jadi kalau sudah 20 persen, itu artinya sudah harus segera di-charge,” jelas Putra beberapa waktu lalu.
Lalu kebiasaan kedua yang harus dihindari, yakni menyoal penggunaan jenis pengecasan saat melakukan pengisian daya harian atau constant charging. Untuk pengecasan harian, Putra menyarankan agar menggunakan jenis pengecasan slow charging berarus AC.
ADVERTISEMENT
“Kalau yang fast charging atau DC itu sebaiknya hanya dipakai kalau kita sedang dalam perjalanan untuk mencapai suatu tujuan dan kepepet di jalan butuh ngecharge yang cepat,” beber Putra.
Bila 2 kebiasaan tersebut terus dilakukan, dikhawatirkan akan berdampak pada kesehatan dari baterai mobil listrik itu sendiri. Bukan tidak mungkin, usia baterai pun akan jadi menurun akibat kesehatan baterai yang terganggu.
Karena itu, guna menghindari hal tersebut, Putra pun menyarankan agar para pemilik mobil listrik selalu mengecas mobilnya saat kondisi baterai sudah 20 persen. Serta, gunakanlah pengecasan slow charging berarus AC untuk pengisian harian.
***