Hyundai Staria Tak Direkomendasikan Tenggak Solar B30, Performa Terganggu?

14 September 2021 11:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hyundai Staria 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Hyundai Staria 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mobil bongsor Hyundai Staria resmi mengaspal di Indonesia, Jumat (20/8/2021), dan siap menantang Toyota Alphard yang berada di segmen yang sama.
ADVERTISEMENT
Soal jantung pacu mobil ini menggendong mesin CRDi Diesel 2,2 liter 4-silinder segaris dengan intercooler. Menjanjikan tenaga maksimal 175 dk pada 3.800 rpm, torsi 430 Nm pada putaran 1.500 sampai 2.500 rpm.
Melihat jenis mesinnya, Hyundai Staria tentu wajib menenggak BBM diesel, atau di sini kerap disebut solar. Namun jenis yang bagaimana yang direkomendasikan?
Diketahui, urusan BBM tak bisa sembarangan untuk mesin mobil, karena bila tak sesuai rekomendasi efeknya bisa merugikan. Bahkan mesin bisa jebol.
Menanyakan langsung kepada Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia Bonar Pakpahan, dirinya mengiyakan BBM diesel yang dipakai Staria harus sesuai.
Hyundai Staria dan kompetitornya Toyota Alphard. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
"Kami merekomendasikan konsumen untuk memberikan BBM terbaik yang bisa dia beli, secara spesifik adalah angka setana (cetane) di atas 51. Nah tinggal konsumen lihat saja, BBM jenis apa yang punya angka cetane seperti itu," ucapnya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, setidaknya ada 2 jenis BBM diesel yang dipasarkan Pertamina sudah memenuhi kriteria tersebut, seperti Dexlite dan Pertamina Dex.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Pertamina, Dexlite memiliki angka Cetane minimal 51 dan mengandung Sulfur maksimal 1200 ppm.
Sementara Pertamina Dex punya angka Cetane Number paling tinggi mencapai 53. Tak hanya itu, BBM diesel jenis ini sudah standar EURO 3.
Bahan bakar Biodiesel B30 yang diuji coba di Kementerian ESDM, Kamis (13/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Kalau di bawah itu --spesifikasi BBM-- performa mesin terganggu, artinya tidak cocok, ya, sebenarnya," tutur Bonar.

Bagaimana B30 program pemerintah?

Nah terkait dengan BBM diesel B30 dengan campuran 30 persen biodiesel, Bonar hanya mengatakan, intinya patokan angka setana itu dulu.
Namun mengacu pada buku manual penggunaan Hyundai Staria, pada halaman pengantar ada penjelasan kriteria penggunaan BBM, termasuk jenis biodiesel.
ADVERTISEMENT
Tertulis kalau campuran bahan bakar diesel komersial yang tersedia, tidak boleh lebih dari 7 persen biodiesel, umumnya dikenal dengan B7 diesel. Kecuali jika biodiesel memenuhi EN 14214 atau spesifikasi setara.
Penggunaan biodiesel melebihi 7 persen, yang terbuat dari campuran rapeseed methyl ester (RME), metil ester asam lemak (FAME), minyak sayur metil ester (VME) dan lainnya, atau campuran diesel melebihi 7 persen akan menyebabkan peningkatan keausan atau kerusakan mesin, dan sistem bahan bakar.
Nah perbaikan atau penggantian komponen yang aus atau rusak karena penggunaan bahan bakar yang tak disetujui, tidak akan ditanggung oleh garansi pabrik.
Bonar menambahkan, apakah kemudian memang sama sekali tidak boleh menggunakan di luar rekomendasi, bisa melihat lagi konteksnya.
ADVERTISEMENT
"Seperti kita berada di dalam situasi di mana BBM menipis, dan cari ke sana kemari tidak ketemu, hanya ada biodiesel (B30), ya sudah isi saja tapi kemudian bila ada kesempatan setelahnya, ya kembali lagi ke BBM yang direkomendasikan," ungkap Bonar.